Konten dari Pengguna

KURIR: Sang Penyapu Rindu

Agung Satriawan
Penulis fiksi dan non fiksi. Sarjana Sosial Universitas Esa Unggul.
2 April 2023 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agung Satriawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menanggapi panggilan kurir pada panggilan pertama adalah etika yang berharga. Dok. Agung Satriawan
zoom-in-whitePerbesar
Menanggapi panggilan kurir pada panggilan pertama adalah etika yang berharga. Dok. Agung Satriawan
ADVERTISEMENT
“MISI! PAKET!”
Satu kalimat dari kurir JNE itu sudah bisa membangunkan orang dari tidur siangnya. Satu kalimat itu sudah bisa membangkitkan seseorang dari lelapnya. Satu kalimat yang membuat orang mau beranjak dari penantian menuju harapan. Ia bangkit, membuka pintu, berjalan keluar, menyambut, kemudian menerima apa yang sudah dinantikan. Ucapan terimakasih kadang beradu. Ini sekaligus informasi juga bagi para kurir JNE, bahwa, sefals apapun suaramu ketika bernyanyi, ucapan tanda kedatanganmu adalah nyanyian merdu bagi mereka yang sedang menunggu. Sesungguhnya, kalian itu adalah penyapu rindu dengan temu.
ADVERTISEMENT
Satu rangkai adegan itu mudah untuk kita serap filosofinya, bahwa pengiriman adalah gerakan, dan bahwa gerakan adalah sebuah perubahan. Tak heran, perusahan seperti JNE adalah ‘sosok’ yang pasti berperan dalam perubahan, karena usaha sudah pasti bergerak menyampaikan. Perusahaan ekspedisi adalah penyambung yang menggerakan perekonomian. Menjadi penyambung antara penjual dengan pembeli. Menjadi penghubung antara pemberi harapan dan penanti. Ketika kiriman itu datang, seorang kurir JNE telah menjadi penghenti penantian. Sebuah kebahagiaan sederhana yang sulit digambarkan jika bukan diri sendiri yang merasakan.
Ketika sudah ada para ‘penyapu rindu’ di luar sana, seharusnya tak ada lagi kekhawatiran dari kita tentang siapa dan bagaimana sebuah usaha bisa mempertemukan antara penyedia dan pengguna. Seharusnya tak ada lagi kekhawatiran dari seorang penjual soal barangnya yang tidak sampai ke pembeli. Ketika sudah ada para kurir yang siap mengantarkan rindu ke segala penjuru, kita tinggal fokus mengelola yang menjadi bagian kita.
ADVERTISEMENT
Kalimat “Fokus saja jualan, biar kami yang antarkan.”, atau “Fokus saja cari pelanggan, biar barangnya kami sampaikan.”, sepatutnya jadi slogan yang melegakan. Sebuah rasa tenang yang sangat pantas ditawarkan perusahaan ekspedisi pada para pelaku usaha agar tak terlalu banyak yang jadi pikiran. Mainkan saja bagianmu, kami mainkan bagian kami. Sebuah giat ekonomi masing-masing sisi yang saling melengkapi.
Kebersamaan itu tak melulu soal satu tempat, satu perusahaan, satu pergerakan. Cukup satu visi sebagai bangsa yang ingin memulihkan ekonomi. Cukup satu visi sebagai bangsa yang ingin memajukan ekonomi. Satu visi namun diwujudkan oleh berbagai peran. Jika semua lini dalam kesatuan visi ini bergerak sungguh-sungguh dalam peran masing-masing, pencapaian besar sebagai bangsa bukan hal yang sulit diwujudkan.
ADVERTISEMENT
Tidak ada peran kecil yang tak penting. Tidak ada bagian kecil yang remeh. Sebagaimana tiap komponen kecil tak terlihat menjadi penentu gerakan besar yang terlihat dari sebuah jam, begitu pula tiap komponen kecil dalam perusahaan ekspedisi, sangat mempengaruhi kemajuan perusahaan, yang kemudian menjadi penentu pergerakan ekonomi bangsa ini.
Dalam lingkup kecil, kurir JNE sudah terbukti membangkitkan dan menggerakan orang-orang yang sedang berharap. Dalam lingkup besar, perusahaan sekelas JNE harus terus menjadi pembangkit dan penggerak ekonomi bangsa ini. Jika para kurir adalah para penyapu rindu, maka keseluruhan perusahaan pasti mampu jadi penyapu ragu dari para pelaku usaha. Lebih jauh, menjadi penyapu kemiskinan yang sepatutnya kita entaskan bersama. Jadilah bagian dari itu.
ADVERTISEMENT
Menjadi bagian dari itu bahkan bisa kita lakukan sebagai penerima paket kiriman kurir JNE. Tentu dengan bergegas keluar untuk menerima agar para kurir bisa segera mengantarkan rindu-rindu lainnya. Sebagai orang tua pun membuat kita bisa punya peran berarti dalam perekonomian negeri ini. Cukup dengan mengajarkan anak kita untuk tidak berleha-leha saat kurir tiba. Sambut panggilan kurir pada panggilan pertama. Menanamkan pikiran pada anak-anak kita bahwa seorang kurir mungkin siap menunggu, tapi memudahkan urusan orang lain adalah kebaikan yang mewujudkan peranmu. Sebuah sikap etis yang akan berpengaruh pada kemajuan bangsa ini. Kecil, tapi bukan remeh.