Konten dari Pengguna

Mengapa Mahasiswa dari Semua Jurusan Wajib Belajar Marketing?

Agung Stefanus Kembau
Dosen Program Studi Bisnis Digital Universitas Bunda Mulia, Memiliki Antusias Digital Consumer Behavior dan Behavioral Economics
12 Agustus 2024 9:34 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agung Stefanus Kembau tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi setiap mahasiswa saat ini perlu semakin stand out dalam era digital. Sumber: HBR Staff/MirageC/akinbostanci/David Zaitz/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi setiap mahasiswa saat ini perlu semakin stand out dalam era digital. Sumber: HBR Staff/MirageC/akinbostanci/David Zaitz/Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia tengah berada di ambang transformasi besar-besaran menuju Indonesia Emas 2045, sebuah visi ambisius yang menempatkan bangsa kita di peta global sebagai negara dengan ekonomi yang kuat, masyarakat yang berdaya saing tinggi, dan inovasi yang berkelanjutan. Namun, untuk mencapai visi ini, kita harus menyadari bahwa fondasinya bukan hanya pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Salah satu keterampilan tersebut, yang seringkali dianggap sebagai milik eksklusif mahasiswa bisnis atau ekonomi, adalah marketing. Namun, saya yakin bahwa setiap mahasiswa, dari latar belakang apapun, perlu memahami dan menguasai dasar-dasar marketing. Mengapa? Mari kita kaji lebih dalam.
ADVERTISEMENT

Marketing: Kunci untuk Memahami Dunia yang Kompleks

Marketing adalah seni dan ilmu memahami kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta merancang cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara efektif. Di dunia yang semakin terhubung dan kompetitif ini, keterampilan ini tidak lagi menjadi monopoli mahasiswa bisnis semata. Menurut sebuah laporan dari McKinsey & Company pada tahun 2023, 80% perusahaan global menyatakan bahwa keterampilan dalam marketing digital adalah salah satu dari tiga keterampilan terpenting yang mereka cari dalam calon karyawan baru, terlepas dari latar belakang akademis mereka. Ini bukan sekadar statistik, tetapi sinyal kuat bahwa marketing adalah keterampilan universal yang dibutuhkan oleh semua profesional di era digital.
Bayangkan seorang insinyur yang menciptakan teknologi revolusioner, seorang ilmuwan yang menemukan terapi baru untuk penyakit kritis, atau seorang seniman yang menciptakan karya yang menakjubkan. Semua inovasi ini memiliki potensi untuk mengubah dunia, tetapi tanpa kemampuan untuk mengomunikasikan nilai mereka kepada dunia, inovasi tersebut mungkin akan berakhir di ruang laboratorium atau studio, tanpa pernah mencapai audiens yang lebih luas. Seperti yang pernah dikatakan oleh Steve Jobs, “Innovation distinguishes between a leader and a follower,” namun inovasi itu sendiri tidak cukup. Jobs juga menyatakan bahwa, “It’s not about having the best idea; it’s about making sure it gets noticed.”
ADVERTISEMENT
Contoh nyata bisa kita lihat dari Apple, di mana produk teknologi mutakhir mereka menjadi fenomena global tidak hanya karena inovasi teknologinya, tetapi juga karena strategi marketing yang luar biasa. “Marketing is about values. This is a very complicated world; it’s a very noisy world, and we’re not going to get a chance to get people to remember much about us,” tambah Jobs. “No company will succeed if people don’t know it exists, no matter how brilliant the product is.” Steve Jobs, dengan segala kejeniusannya, memahami bahwa teknologi terbaik pun memerlukan marketing yang kuat untuk bisa diterima dan dihargai oleh masyarakat.
Inilah mengapa marketing adalah kunci untuk memahami dan membentuk dunia yang kompleks ini. Tanpa marketing, inovasi akan tetap menjadi potensi yang belum direalisasikan; dengan marketing, inovasi dapat menjadi kekuatan yang mengubah dunia.
ADVERTISEMENT

Mengatasi Keterbatasan: Ketika Marketing Melampaui Batas-Batas Disiplin Ilmu

Mungkin ada di antara mahasiswa yang merasa bahwa marketing bukan bagian dari keahlian mereka. Seorang mahasiswa teknik mungkin berpendapat bahwa fokus utama mereka seharusnya pada pengembangan teknologi, sementara seorang mahasiswa sains mungkin merasa bahwa tugas mereka adalah menemukan fakta, bukan menjual ide. Namun, mari kita lihat kenyataan di lapangan: “It’s not the best technology that wins, but the best-marketed technology,” kata Geoffrey Moore, seorang ahli dalam pemasaran teknologi tinggi. Hal ini senada dengan temuan data bahwa 70% proyek teknologi baru gagal mencapai pasar yang diharapkan, menurut Harvard Business Review, karena ketidakmampuan untuk memahami dan memanfaatkan pasar secara efektif. Ini bukan tentang mengorbankan spesialisasi, melainkan tentang memperlengkapi spesialisasi tersebut dengan keterampilan yang dapat menjembatani antara keahlian teknis dan kebutuhan pasar.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Tesla bukan hanya sebuah perusahaan otomotif, ini adalah contoh bagaimana marketing dapat mengubah persepsi masyarakat tentang mobil listrik. Inovasi teknologi mereka didukung oleh strategi marketing yang cerdas, yang membuat produk mereka tidak hanya dilihat sebagai kendaraan, tetapi sebagai “a symbol of status and a step towards a greener future,” seperti yang dikatakan oleh Elon Musk, CEO Tesla. Ini menunjukkan bahwa marketing dapat melampaui batas-batas disiplin ilmu, mengubah teknologi menjadi tren global, dan pada akhirnya, mendorong perubahan sosial.

Personal Branding: Di Mana Marketing dan Pengembangan Diri Bertemu

Ketika kita berbicara tentang marketing, kita sering kali memikirkan produk atau layanan, tetapi marketing juga tentang bagaimana kita memasarkan diri kita sendiri. Personal branding adalah konsep yang semakin penting di era digital ini. Menurut survei LinkedIn pada tahun 2023, 85% rekruter mengatakan bahwa personal branding yang kuat adalah salah satu faktor penentu dalam keputusan perekrutan mereka. Ini berarti, terlepas dari latar belakang akademis, mahasiswa perlu memahami cara memposisikan diri mereka di pasar kerja yang semakin kompetitif.
ADVERTISEMENT
Bayangkan ini, Anda adalah seorang lulusan dengan gelar teknik, sains, atau seni. Anda memiliki keterampilan teknis yang kuat, tetapi bagaimana Anda memastikan bahwa keterampilan tersebut diakui dan dihargai oleh pemberi kerja? Di sinilah personal branding memainkan peran penting. "Your brand is what people say about you when you're not in the room," kata Jeff Bezos, pendiri Amazon. Dengan memanfaatkan marketing, Anda dapat mengomunikasikan keahlian dan nilai unik Anda kepada dunia. Ini bukan tentang 'menjual diri' dalam arti negatif, tetapi tentang "telling your story in a way that sets you apart from others," seperti yang diungkapkan oleh Tom Peters, seorang ahli manajemen terkenal yang pertama kali mempopulerkan konsep personal branding. Personal branding adalah tentang menunjukkan kepada dunia siapa Anda dan apa yang Anda bawa ke meja. Personal branding tidak hanya membantu Anda menonjol di pasar kerja, tetapi juga mendorong Anda untuk terus berkembang dan beradaptasi dalam dunia yang selalu berubah.
ADVERTISEMENT

Marketing untuk Tujuan Sosial: Lebih dari Sekadar Keuntungan Jangka Pendek

Sebagian dari Anda mungkin berpikir bahwa marketing terlalu berorientasi pada hasil jangka pendek, seperti penjualan atau keuntungan, yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai idealis yang Anda anut. Namun, marketing juga dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang yang lebih besar, termasuk perubahan sosial. Ini adalah esensi dari marketing sosial, yang menggunakan prinsip-prinsip marketing untuk mempromosikan perubahan perilaku yang positif dalam masyarakat.
Contoh sukses dari kampanye marketing sosial adalah Smokefree di Inggris, yang berhasil mengurangi prevalensi merokok sebesar 20% dalam satu dekade. Ini adalah bukti bahwa marketing dapat menjadi alat yang kuat untuk mendorong perubahan sosial yang signifikan. Di Indonesia, strategi marketing yang efektif telah digunakan dalam kampanye Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia. GNNT berhasil meningkatkan adopsi transaksi non-tunai di seluruh negeri, mendukung visi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang keuntungan jangka pendek, tetapi tentang menciptakan dampak positif jangka panjang yang mendukung pembangunan nasional.
ADVERTISEMENT
Indonesia Emas 2045 bukan sekadar mimpi, tetapi sebuah panggilan bagi setiap anak bangsa untuk turut serta dalam membangun masa depan yang lebih kuat dan kompetitif di era globalisasi. Sebagai Dosen Program Studi Bisnis Digital, saya yakin bahwa marketing adalah salah satu keterampilan paling krusial yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa, apa pun latar belakang akademisnya. Mengapa? Karena di dunia yang semakin kompleks ini, marketing adalah kunci untuk membuka potensi penuh dan memberikan kontribusi yang nyata bagi bangsa.
Marketing bukan hanya tentang mengenali dan memenuhi kebutuhan konsumen; “Marketing is not just about finding and meeting consumer needs; it’s about shaping the future,” kata Philip Kotler, bapak marketing modern. Marketing adalah tentang memahami dunia yang terus berubah dan mengambil peran aktif dalam membentuk masa depan itu. Dengan menguasai marketing, mahasiswa tidak hanya mempersiapkan diri untuk sukses di dunia karir, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing.
ADVERTISEMENT
Bayangkan, di tahun 2045, ketika dunia merayakan pencapaian Indonesia Emas, siapa yang akan berada di garis depan? Siapa yang akan menjadi pionir dalam menciptakan inovasi, membangun jembatan antarbudaya, dan menyatukan bangsa ini dengan visi global? Jawabannya adalah generasi muda yang memiliki keterampilan marketing, yang mampu mengubah ide-ide brilian menjadi gerakan yang nyata dan berpengaruh.
Marketing bukan hanya tentang menjual sesuatu; ini adalah tentang menciptakan nilai yang berdampak luas, menghubungkan orang dari berbagai latar belakang, dan membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan. “The best way to predict the future is to create it,” kata Peter Drucker, seorang pemikir manajemen ternama. Dan di tangan mereka yang menguasai marketing, masa depan itu bukan hanya akan diprediksi, tetapi juga dibentuk sesuai dengan nilai-nilai yang kita junjung tinggi.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, apakah Anda seorang mahasiswa teknik, sains, seni, atau sosial, tidak ada yang bisa mengabaikan pentingnya marketing. Keberhasilan Indonesia Emas 2045 tidak akan ditentukan oleh teknologi semata, tetapi oleh generasi muda yang mampu beradaptasi, berinovasi, dan memasarkan ide-ide brilian mereka kepada dunia. Di sinilah keterampilan marketing bukan hanya menjadi relevan, tetapi juga esensial untuk kesuksesan kita semua. Masa depan Indonesia ada di tangan Anda—mari kita pastikan bahwa kita siap untuk mengambil tantangan tersebut dengan menguasai keterampilan yang akan membuka semua pintu peluang.
Referensi:
1) Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2023). Laporan Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2023. Retrieved from https://apjii.or.id/
2) Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik Ekonomi Indonesia 2023. Jakarta: BPS. Retrieved from https://bps.go.id/
ADVERTISEMENT
3) Harvard Business Review. (2023). Why Do So Many New Products Fail? Retrieved from https://hbr.org/2023/05/why-do-so-many-new-products-fail
4) LinkedIn. (2023). The Importance of Personal Branding in Today's Job Market. Retrieved from https://linkedin.com/research/the-importance-of-personal-branding
5) McKinsey & Company. (2023). The Future of Work: Digital Skills and the New Workforce. Retrieved from https://mckinsey.com/future-of-work-digital-skills
6) The Chronicle of Higher Education. (2023). The Impact of Digital Engagement on Academic Citations. Retrieved from https://chronicle.com/digital-engagement-citations
7) World Economic Forum. (2023). Future of Jobs Report 2023. Retrieved from https://weforum.org/future-of-jobs-2023
8) American Marketing Association. (2023). Marketing in Academia: The Importance of Promoting Research. Retrieved from https://ama.org/marketing-in-academia
9) Bank Indonesia. (2023). Laporan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) 2023. Jakarta: Bank Indonesia. Retrieved from https://bi.go.id/gnnt
ADVERTISEMENT
10) McKinsey & Company. (2023). How Data-Driven Marketing Increases Revenue. Retrieved from https://mckinsey.com/data-driven-marketing-revenue
11) The Chronicle of Higher Education. (2023). Digital Strategy in Academic Research. Retrieved from https://chronicle.com/digital-strategy-research
12) World Economic Forum. (2023). The Importance of Cross-Disciplinary Skills in the Workforce. Retrieved from https://weforum.org/cross-disciplinary-skills