Jenderal Pemberani itu Akhirnya Mengeluarkan Air Mata

Agung Wicaksono
Dosen FISIPOL Universitas Islam Riau. PhD (Cand) in Political Science, Corvinus University of Budapest
Konten dari Pengguna
1 Desember 2023 11:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agung Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) memeluk Jenderal TNI Maruli Simanjuntak usai dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) memeluk Jenderal TNI Maruli Simanjuntak usai dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada Rabu, 29 November 2023, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak resmi dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) oleh Presiden Joko Widodo di Istana. Di balik pelantikan ini, perhatian banyak orang tertuju pada Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang tak sanggup menahan air matanya melihat sang menantu dilantik sebagai orang nomor satu di TNI-AD dengan Bintang 4 di pundak, sebuah jabatan dan pangkat yang diidamkan oleh seluruh prajurit Angkatan Darat.
ADVERTISEMENT
Setelah penyematan tanda pangkat Bintang 4 oleh Presiden Joko Widodo, terlihat Luhut memberikan penghormatan kepada Presiden. Ia kemudian menyalami sang menantu dan anaknya sambil tak mampu menahan air mata. Akhirnya, ia bisa melihat sang menantu meraih cita-citanya untuk menjadi KASAD, sebuah ungkapan yang kemudian dibenarkan oleh Jenderal Maruli pada konferensi pers bersama wartawan seusai pelantikan.

KASAD, Cita-Cita Tertinggi Prajurit TNI AD

Penting untuk dicatat bahwa jabatan KASAD memiliki makna yang sangat besar bagi para prajurit TNI AD. Saat seseorang menjadi taruna di Akademi Militer, kemudian diwisuda dan dilantik menjadi perwira TNI AD, mimpi yang sama terus menginspirasi dalam setiap perjalanan karier mereka.
Bahkan, Presiden RI ke-6, Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono, memiliki kisahnya sendiri. Meskipun sudah mencapai Bintang 3 (Letnan Jenderal) dan menjabat sebagai Kepala Staf teritorial TNI AD, karier militernya harus berakhir dini karena diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi oleh Presiden Abdurrahman Wahid.
ADVERTISEMENT
Sang peraih Adhi Makayasa dari Akademi Militer 1973 harus rela mengubur mimpi menjadi KASAD. Meskipun kemudian kisah bahagia lainnya mengiringnya yakni pada saat pangkatnya dinaikkan menjadi Bintang 4 (kehormatan) oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ketika menjabat Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Bahkan kemudian Jenderal SBY menjadi Panglima Tertinggi TNI selama 2004-2014 dengan posisi sebagai Presiden RI. Namun tetap saja, cita-cita lamanya sebagai KASAD tidak pernah tercapai.
Ada sebuah idiom di kalangan perwira TNI AD, di mana KASAD adalah cita-cita tertinggi, sedangkan Panglima TNI adalah bonus bagi orang-orang yang benar-benar beruntung. Idiom itu tidak salah mengingat Presiden sebagai Panglima Tertinggi TNI bisa menggunakan hak prerogatifnya untuk merotasi pergantian Panglima TNI dari setiap matra. Jadi, jabatan Panglima TNI tersebut tidak selalu bisa diharapkan oleh seorang perwira Angkatan Darat.
ADVERTISEMENT

Momen Haru Bagi Jenderal Luhut

Momen pelantikan Jenderal Maruli sebagai KASAD menjadi momen yang mengharukan bagi Jenderal Luhut, karena sang menantu akhirnya berhasil mencapai posisi yang menjadi cita-citanya saat masih seorang perwira TNI. Karier Jenderal Luhut, peraih Adhi Makayasa Akmil 1970, tidak sehebat karier sang menantu.
Selama berkarier di TNI, Luhut hanya pernah sekali memegang jabatan komandan kewilayahan, yakni Komandan Resort Militer 081/Madiun pada tahun 1995. Pada saat perwira pertama maupun menengah, karier Luhut banyak dihabiskan di satuan tempur baret merah atau Kopassus.
Pada posisi perwira tinggi, karier Luhut tidak terlalu cemerlang seperti sang menantu. Luhut tidak pernah menjadi Panglima Kodam, sebuah jabatan yang biasanya dilalui oleh seorang Calon KASAD dengan pangkat Bintang 2. Bahkan pada saat mencapai Bintang 3, Luhut tidak menduduki posisi Wakasad atau Pangkostrad, jabatan-jabatan yang dianggap sangat strategis di TNI AD. Luhut pensiun dengan Bintang 3 di pundak dan jabatan terakhir sebagai Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI AD.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Luhut pensiun dari dunia militer dan kemudian ditugaskan menjadi Duta Besar RI di Singapura. Meskipun tidak menjadi KASAD, Luhut mendapatkan gelar Jenderal TNI Kehormatan (Hor) dari Presiden Abdurrahman Wahid pada November 2000, yang memberinya hak menyandang gelar Jenderal Purnawirawan dengan Bintang 4 di pundak. Jadi memang tidak salah jika sang Jenderal Luhut yang dikenal tegas dan pemberani tersebut sangat terharu dan emosional ketika sang menantu bisa menjadi orang nomor satu di Markas Besar TNI-AD.

Jabatan Mentereng Para Menantu

Kisah haru Luhut sebenarnya juga sebelumnya dirasakan oleh Jenderal lain dengan karier militer yang selesai dengan Pangkat Bintang 3 di pundak. Jenderal TNI (Hor)(Purn) AM Hendropriyono punya nasib serupa seperti Luhut. Meskipun tidak sempat merasakan menduduki posisi KASAD, namun sang menantu, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa pernah menjabat sebagai KASAD.
ADVERTISEMENT
Cerita ini membuat kisah Luhut dan Hendro serupa dengan memiliki menantu yang punya karier cemerlang. Jenderal Maruli dan Jenderal Andika pernah sama-sama menjabat sebagai Danpaspamres di level Bintang 2, sama-sama Pangkostrad di level Bintang 3, dan sama-sama KASAD di level Bintang 4. Bahkan kemudian Andika kemudian diangkat menjadi Panglima TNI, yang mungkin suatu saat juga bisa diikuti oleh Maruli dikarenakan usia pensiun yang juga masih cukup lama untuk mendapat jabatan sebagai Panglima TNI.
Hendropriyono dalam karier tertinggi di militer menjabat sebagai Dankodiklat TNI AD dengan bintang 3 di pundak, sama seperti Luhut. Ia juga mendapat pangkat Jenderal Kehormatan yang diberikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Hendropriyono mendapat pangkat tersebut seiring dengan jabatannya sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (Kepala BIN) pada era Megawati.
ADVERTISEMENT

Pembuktian Jenderal Maruli

Dalam peran barunya, Jenderal Maruli harus mampu membuktikan harapan masyarakat luas bahwa ia akan memimpin TNI AD dengan profesionalisme yang tinggi. Ia harus membuktikan bahwa jabatan yang diembannya bukan semata-mata karena mertuanya adalah salah satu orang terdekat Presiden Jokowi, melainkan karena kapabilitas dan kualitas kepemimpinan yang dimilikinya.
Terlebih lagi, ia dihadapkan pada tahun-tahun politik di mana peran TNI-AD sangat penting dalam menjaga kondusifitas pemilu. Mengingat peran strategis TNI-AD, netralitas dan profesionalitas menjadi sebuah keharusan yang harus dipegang teguh oleh Jenderal Maruli ke depannya. Ia perlu menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa TNI-AD tidak terlibat dalam kepentingan politik.
Semoga Jenderal Maruli sukses dalam membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang mampu mengemban tanggung jawabnya dengan baik. Selamat bertugas, Jenderal Maruli!
ADVERTISEMENT