Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wujudkan 2030 Indonesia Kurangi Kematian Dini dengan Menjaga Kesehatan Mental
24 September 2023 7:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Agus Arisanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak penyebab yang bisa mengakibatkan seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan mental. Terkadang hal tersebut timbul karena kondisi di sekitarnya, seperti di dalam keluarga. Di antaranya perceraian keluarga yang berakibat anak merasa ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Kondisi ekonomi keluarga yang tak jarang membuat anak seringkali ikut memikirkan hal tersebut. Hingga yang paling sering terjadi, yakni akibat beban ekspektasi dari orang tua untuk anaknya bisa lebih dari orang lain membuat beban pikiran mereka semakin berat.
Padahal awal dari semuanya adalah di dalam keluarga, semua dapat dicegah apabila dalam keluarga tersebut bisa mengaturnya. Dalam sisi orang tua bisa memberikan support system kepada anaknya bukan menambah beban yang tidak seharusnya mereka dapatkan.
Sebelum bertindak untuk melakukan perceraian bisa dipikirkan psikis dari sang anak, sehingga tidak ada cerita anak yang merasa ditinggalkan dan kesepian. Jadilah orang tua yang bisa memberikan wadah bagi sang anak untuk berkeluh kesah mengungkapkan perasaannya. Jangan menjadi orang tua yang bersikap acuh dan tak memikirkan kondisi anaknya.
Kemudian tak hanya masalah keluarga yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, tetapi juga pada lingkungan anak-anak belajar. Banyak kasus seperti depresi, gangguan kecemasan, hingga gangguan stres (PTSD) akibat dari perundungan atau bullying.
ADVERTISEMENT
Melansir data dari Unicef, 41% pelajar berusia 15 tahun pernah mengalami perundungan setidaknya beberapa kali dalam sebulan, menurut studi PISA (Program Penilaian Pelajar Internasional) pada tahun 2018. Nah, hal ini menjadikan pentingnya untuk mengatasi masalah kasus perundungan dengan serius.
Tindakan pencegahan dan pengawasan dari pihak sekolah wajib diperketat. Tak jarang sekolah malah mengabaikan kasus tersebut atau malah menyelesaikannya dengan cara yang tidak membuat pelaku jera.
Semestinya sekolah harus melindungi muridnya terkait kesehatan mental mereka. Perlu untuk sekolah mensosialisasikan betapa bahaya perundungan yang dilakukan terhadap kesehatan mental seseorang. Hal tersebut harus dilakukan agar pikiran anak ter-mindset untuk tidak melakukan tindakan tersebut.
Selain sosialisasi, pihak sekolah harus memberikan dukungan psikis bagi korban perundungan. Bisa dilakukan pendekatan untuk memberikan rasa aman dan nyaman untuk korban dapat membuka perasaannya dan mengungkapkan keluh kesah yang dialaminya bukan malah diabaikan dengan mengatakan itu hal kecil.
ADVERTISEMENT
Dan pihak sekolah bisa memberikan sanksi tegas untuk pelaku perundungan agar bisa memberikan efek jera. Karena tak jarang bila tidak diberikan sanksi yang tegas, pelaku akan melakukan aksi perundungan itu kembali dan juga biasanya akan lebih parah apabila sudah pernah dilaporkan oleh korban.
Maka dari itu sekolah dimohon untuk bisa menindaklanjuti masalah perundungan ini dengan serius karena efek bagi korban yang sangat terlihat jelas.
Pada intinya dukungan orang terdekat lah yang bisa membuat seseorang bisa merasa dirinya aman dan nyaman. Jadilah orang yang bisa menjadi wadah untuk orang berkeluh kesah tentang kehidupan mereka, karena dari situlah mereka mungkin akan merasa lega karena telah diungkapkan. Dan ini merupakan tugas kita semua sebagai individu, teman, maupun keluarga.
ADVERTISEMENT