Konten dari Pengguna

Toko Kelontong Dikerdilkan Dan Tidak Akan Mampu bersaing Dengan Minimarket

Agus Budiono
Founder Koperasi.net, media untuk rakyat Indonesia semakin mudah mendirikan koperasi, bertemu dengan sesama aktivis, belajar dengan konsultan dan juga pemerintah
8 April 2018 6:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Budiono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa perbedaan toko kelontong dan minimarket? sebagian besar orang akan menjawab kuno dan modern dan luar biasanya tereotip tersebut yang dugunakan oleh regulator untuk membuat kebijakan terkait toko modern. Banyak daerah yang melarang minimarket dengan alasan akan mematikan usaha kecil seperti paar dan toko kelontong, sepintas terlihat sangat heroik, tetapi sejatinya banyak hal yang harus dikritisi disini, bukan saja persolaha definisi yang mengkerdilkan toko kelontong tetapi juga impact dari kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya kebijakan pembatasan minimarket ini adalah imbas dari maraknya minimarket berjejaring yang memang mneguasai area strategis, tetapi akibat pelarangan tersebut pengusaha lokal yang ingin mendirikan minimarket pun juga terkena imbasnya. Perhitungan wilayah pemasaran dengan radisus 1 km seringkali tidak bisa di gunakan dilapangan, jika area sangat padat penduduk maka dalam 1 km bisa berdiri 2 minimarket.
Toko Kelontong Dikerdilkan Dan Tidak Akan Mampu bersaing Dengan Minimarket
zoom-in-whitePerbesar
Anda lihat gambar diatas? sekilas tidak ada bedanya dengan minimarket berjejaring, sejatinya toko diatas adalah minimarket mandiri yang di miliki oleh seorang pengusaha lokal, awalnya sanga pengusaha memiliki toko kelontong kuno yang kemudian dimodernisasi, menggunakan software, rak minimarket dan menggunakan manajemen toko modern, hasilnya omzetnya meningkat beberapa ratus persen.
Banyak perda yang mendifinisikan toko kelontong adalah toko yang menjual kebutuhan ritel dengan cara dilayani bukan swa layan dan tidak menggunakan peralatan canggih, atau dengan kata lain melakukan pencatatan manual, artinya pengusaha toko kelontong tidak boleh berkembang dan hanya berkutat kepada technologi, imbasnya anda bisa menduga, pelayanan yang sangat lambat, resiko kerugian yang tinggi karena system inventory yang buruk dan omzet yang sulit naik karena oenataan barang yang tidak maksimal. Itulah alasan kenapa too kelontong tidak akan bersaing sampai kapanpun karena pembuat kebijakan mengkerdilkan definisi toko kelontong
ADVERTISEMENT
Toko kelontong menggunakan etalase dan minimarket menggunakan rak, pemahaman ini harus sedikit di luruskan. Menurut salah satu konsultan retail, penggunanaan software dan juga rak sejatinya adalah bagian dari pelayanan. Penggiat ritel tentu paham bahwa faktor pendorong konsumen untuk datang ke toko ritel adalah kesan higienis, rapi, kepastian harga dan juga kelengkapan produk. Point kelengkapan produk mungkin tidak bisa dipenuhi oleh toko kelontong yang rata2 memiliki luas area usaha yang tidak terlalu besar, tetapi kesan tertata dan higienis bisa di usahakan dengan penggunaan rak modern.
Kelebihan lain penggunaan rak dibanding etalase adalah kuantitas produk akan semakin besar, dimana kita tahu bagi toko ritel kuantitas item yang semakin banyak akan mendorong pertumbuhan omzet. Nilai positif lain adalah sistem inventory yang semakin baik sehingga resiko kerugian karena kehilangan barang dan barang kedaluarsa semakin kecil. Kesehatan modal juga akan semakin baik karena tingkat perputaran yang semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Saya menyebutnya sebagai toko kelontong modern atau minimarket rumahan. Toko kelontong modern adalah toko kelontong yang meningkatkan pelayanan dengan menggunakan rak dan software, lantas apa yang membedakan dengan minimarket? yang membedakan adalah luas serta lokasi dimana toko tersebut berada, jika perlu ststus kepemilikanya juga menjadi dasar penentuan. Gambar diatas adalah contoh lain dari toko kelontong kuno yang memodernisasi manajemenya, luasnya hanya 24 meter persegi, sama dengan kebanyakan toko kelontong lainya, tetapi omzet yang bisa dihasilkan jauh lebih besar dibanding too kelontong.
Lokasi minimarket harus dibatasi, benar2 hanya di jalan dengan status jalan nasional, tidak boleh masuk ke area perumahan atau jalan2 dengan spesifikasi dibawah jalan nasional. Kemudian luas minimarketi seharusnya tidak boleh dibawah 50 meter persegi. dari segi kepemilikan, seharusnya toko kelontong modern atau minimarket rumahan dimiliki oleh komunitas setempat atau oleh penduduk setempat. Dengan perubahan cara pandang ini saya berharap toko kelontong bisa berkembang bukan justru dikerdilkan.
ADVERTISEMENT
Saya sangat sering berbincang dengan penggiat ekonomi kerakyatan, persoalan yang sering dihadapi publik adalah rendahnya kesadaran untuk menjaga pendapat mereka. Perputasan pendapatan yang semakin dekat dengan lingkungan habitat sebuah komunitas akan miningkatkan peluang kesejahteraan komunitas tersebut. Gambaran paling sederhana adalah jika sebuah keluarga mempunyai ladang yang mengahasilkan sayur mayur yang dia bisa jual ketetangganya kemudian si petani sayur membeli produk seperti gula kepada tetangga yang membeli sayurnya maka benerfit dari pendapatan si petani akan lebih banyak di rasakan.
Bisa dibayangkan jika dalam sebuah komunitas atau desa, membuat koperasi ritel dimana seluruh anggota komunitas berbelanja di toko koperasi tersebut, maka keuntungan yang diperolah atas aktifitas bisnis toko kelontong tersebut bisa kembali kepada warga desa. Toko tersebut juga akan membuka kesempatan kepada warga untuk menjadi suplier berbagai produk, efek ekonominya akan luar biasa
ADVERTISEMENT
Jika anda mengikuti berita retaill 1 tahun terakhir anda akan menemukan fakta yang cukup menakutkan bagi dunia retail. Retail2 modern banyak yang berjatuhan, penyebabnya ada yang mengatakan imbas dari toko online, tetapi saya sendiri melihat karena perubahan gaya hidup. Kebanyakan generasi milenisal lebih suka menghabiskan uangnya untuk jalan2 ketimbang berbelanja. Lantas bagaimana dengan toko kelontong? Yang menarik adalah fakta bawah saat ini orang lebih suka berbelanja kebutuhan sehari2 di toko dekat rumah, terutama minimarket, jika toko kelontong di upgrade menjadi lebih rapi dan higienis bukan tidak mungkin konsumen minimarket akan lebih suka ke toko kelontong modern. Sumber disini.