Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
UFO dan Alien: Saatnya Diskusi Ilmiah
13 Februari 2023 6:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Agus Rifani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan ini, topik UFO atau yang sekarang sering disebut Unidentified Anomalous Phenomena (UAP) dan topik Alien, bukan hanya bahan inspirasi penulis fiksi ilmiah. Namun juga merupakan topik pembahasan anggota senat di Amerika Serikat (AS), NASA dan para akademisi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, pada 20 Juli 2022, anggota senat komite intelijen AS, mengkritisi laporan UFO yang disampaikan oleh Pentagon. Kritikan mereka adalah Pentagon melalui All-domain Anomaly Resolution Office (AARO), seharusnya memusatkan investigasi pada peristiwa UFO yang tidak dapat dijelaskan.
Sementara itu, badan antariksa dan luar angkasa AS yaitu NASA, mengumumkan pembentukan tim studi Unidentified Anomalous Phenomena (UAP) pada Juni 2022. Tim ini akan mempelajari, dari perspektif sains, peristiwa di angkasa yang tidak dapat diidentifikasi sebagai pesawat/drone atau fenomena alam biasa.
Professor Avi Loeb dari Harvard Astronomy Center for Astrophysics juga turut serta ambil bagian dalam penyelidikan fenomena UFO/UAP dengan membentuk dan mengepalai Galileo Project.
Salah satu fokus penelitian dari proyek ilmiah tersebut untuk mendapatkan data UAP resolusi tinggi, dari berbagai jenis detektor dan menemukan penjelasannya.
ADVERTISEMENT
Diskusi serius juga tersebar dalam berbagai pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh universitas ataupun lembaga penelitian mandiri. Misalnya pada 24 Maret nanti, Durham Law School, Durham University, UK, akan menyelenggarakan seminar berjudul "UAP Colloquium: Alien Conversations".
Pada awal Februari tadi, berlangsung seminar daring selama tiga hari, yang berjudul "Limina's Inaugural Symposium: Foundations, Frontiers and Future Prospects of UAP Studies ". Acara yang diselenggarakan oleh Society for UAP Studies tersebut memberikan kesempatan pada sekitar 25 pemakalah dari bidang humaniora dan sains alam untuk memaparkan hasil penelitian mereka tentang UFO.
Para pemakalah berasal dari berbagai institusi. Misalnya dari lembaga penelitian UFO mandiri seperti UAPx ataupun dari lembaga pendidikan tinggi di AS seperti Matthew Szydagis, Ph.D. dari State Uni. of NY, Albany.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada pula yang berasal dari luar AS seperti Prof. Hakan Kayal dari Julius-Maximilians-Universität Würzburg, Jerman dan Maeng Sunglyul, Ph.D. dari Woosuk University, Korea Selatan.
Menariknya, acara tersebut juga memberikan kesempatan pada jurnalis investigasi untuk berbagi pengalaman mengenai tantangan mereka dalam membawa topik UFO secara ilmiah ke ruang publik.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Leslie Kean, kontributor dan wartawan independen NY Times sekaligus penulis buku UFOs: Generals, Pilots and Government Officials Go on the Record.
Pada tahun 2017, Leslie Kean menulis artikel di NY Times berjudul Glowing Auras and ‘Black Money’: The Pentagon’s Mysterious U.F.O. Program. Artikel tersebut membuka keterlibatan Pentagon dalam penyelidikan UFO secara rahasia dari tahun 2007 sampai dengan 2012.
ADVERTISEMENT
Artikel inilah yang pertama kali membuka diskusi UFO ke ranah publik secara serius dan menyebabkan anggota senat AS meminta laporannya kepada Pentagon.
Selain menyelenggarakan simposium, Society for UAP Studies juga akan menerbitkan Jurnal Limina, yaitu penerbitan ilmiah peer-reviewed yang diperuntukan untuk penelitian akademis fenomena UAP dan segala aspek yang terkait dengannya.
Melihat perkembangan di atas, tampaknya tahun ini menegaskan kembali bahwa UFO dan Alien bukan hanya ranah pengarang fiksi ilmiah atau militer, namun juga wilayah para akademisi dan peneliti yang serius mengambil data dan membangun konstruksi ilmiah untuk memahami fenomena tersebut.
Catatan: tautan foto UFO di atas kapal tanker Arco Arjuna: UFO Singgah di Indonesia: Cilamaya, Porong dan Pekanbaru .
ADVERTISEMENT