Konten dari Pengguna

Bersatunya Pemuda Sebagai Harapan Bangsa

Agus Saeful Anwar
Dosen di STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jawa Barat, www.upmk.ac.id, www.news.upmk.ac.id, www.pgsd.upmk.ac.id, IG @stkipmkng @upmknews @agussaefulanwar
3 November 2022 22:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Saeful Anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Ilustrasi Semangat Pemuda Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Foto Ilustrasi Semangat Pemuda Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemuda merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan secara fisik dan psikis, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan didik saat ini guna menggantikan generasi sebelumnya menuju masa depan yang cerah (golden age). Pemuda juga merupakan individu yang memiliki karakter dinamis, bergejolak dan optimis namun belum cakap dalam mengontrol emosional.
ADVERTISEMENT
Peran pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat diragukan lagi. Pasca tahun 1928 rakyat Indonesia masih berkubu-kubu baik itu bersifat kesukuan, kedaerahan bahkan kehidupan beragama sekalipun. 28 Oktober 1928 merupakan hari bersejarah bangsa Indonesia karena munculnya gagasan sumpah pemuda pada saat Kongres Pemuda kedua yang berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) . Lengkap (detiknews :"Latar belakang munculnya sumpah pemuda)
Semangat para pemuda bangsa Indonesia tidak luntur ketika generasi sebelumnya mengalami suatu kegagalan dalam memimpin bangsa dan negara. Adanya sikap otoriter dan kekejaman sekitar tahun 1960-an ditentang oleh para pemuda dan yang terpelajar (mahasiswa). Begitu juga pada tahun 1998 ketika para pemuda menunjukkan sikap yang sama terhadap kediktatoran yang mengkudeta jabatan Presiden Indonesia kala itu.
ADVERTISEMENT
Pengkudetaan jabatan Presiden yang dilakukan olehnya justru tidak mengalami kemajuan sedikitpun yang ada malah makin memperburuk dengan menonjolnya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di setiap Kabinetnya. Karena itulah para pemuda bangkit untuk melakukan perlawanan ketika bangsa ini dipimpin olehnya.
Bersatunya kaum muda yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928 itu dijadikan torehan tinta emas kaum muda, bagaimana disaat itu identitas pemuda lebih dominan sebagai representasi pergerakan kaum muda yang mengedepankan kepentingan kolektif dengan spirit nilai – nilai persatuan, kebangsaan dan keindonesiaan. Pemuda merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan tak ternilai harganya.
Kemajuan atau kehancuran bangsa dan negara banyak tergantung pada kaum mudanya sebagai agent of change (agen perubahan). Pada setiap perkembangan dan pergantian peradaban selalu ada darah muda yang mempeloporinya.
ADVERTISEMENT
Namun, pemuda Indonesia dewasa ini telah banyak kehilangan jati dirinya, terutama dalam hal wawasan kebangsaan dan patriotisme (cinta tanah air) Indonesia. Tidak hanya itu, terjadi distorsi gerakan pemuda yang seakan kaum muda hari ini terkooptasi dan terbuai dalam lingkaran kekuasaan.
Sehingga sangat nampak jelas bagaimana kaum muda hari ini tidak sedikit yang terjebak dalam kepentingan parsial, individual dan golongan. Masing-masing kepentingan golongan dan individual terkonsentrasi dalam ambisi perebutan kekuasaan politik, yang kemudian hilanglah semangat kolektivitas kebangsaan dan kenegaraan.
Trend gerakan muda hari telah terjebak pada arus pencitraan semata, tanpa konsepsi yang jelas untuk membangun gerakan intelektual. Pada akhirnya mindset yang tercipta adalah cukuplah dengan memajang foto di media sosial tanpa mengolah kerangka berfikir yang nyata, membuli orang lain dan menjatuhkan orang lain dan itu dijadikan daya tawar sebagai bentuk sumbangsihnya.
ADVERTISEMENT
Kurangnya tawaran konsep manajemen organisasi yang mapan, keterlibatan pemuda/mahasiswa dalam mengikuti pelatihan-pelatihan basic organisasi, Tidak adanya manajemen konflik atau menawarkan isu – isu strategis, tidak akan mampu melahirkan jiwa kritis transformatif. Yang ada malah budaya AKAS - ASA (Asal Kanda Senang - Asal Saya Aman) dengan adanya budaya seperti itu malah justru dijadikan tameng agar kepentingan golongan mampu mengalahkan kemurnian gerakan yang sebenarnya.
Di sinilah, Indonesia lahir tidak lepas dari kiprah kaum muda. Namun, yang harus diingat, Indonesia juga bisa ”tenggelam” oleh tangan- tangan serakah kaum muda apabila kepekaan sosial kepekaan intelektual tidak kembali ditanamkan dalam jiwa jiwa para pemuda. Oleh karena itu, di sini, kaum muda harus mampu mengembalikan kesadaran gerakannya dengan cara membangkitkan, menjaga, dan menyemaikan nilai-nilai kenegaraan dan kebangsaan dalam berbagai bidang kehidupan.
ADVERTISEMENT
Pada saat momentum Sumpah Pemuda hari ini. Semoga para Pemuda tersadarkan, bahwa perjuangan membutuhkan sebuah kekuatan kolektivitas besar dan kekuatan kolektifitas besar tersebut tidak akan muncul jika mereka terpecah-belah secara primordial. Di sinilah, mereka merasa sangat penting untuk segera melakukan rekonsiliasi dan melupakan luka-luka perpecahan yang pernah ada.
http://upmk.ac.id/
http://news.upmk.ac.id/
Editor: Agus Saeful Anwar
Writer: Prima Salman Hafizh H, Mahasiswa PJKR STKIP Muhammadiyah Kuningan