Mendalami Pesona Sosial Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Agus Setiawan
Agus Setiawan, berkarya di humas STKIP PGRI Ponorogo. Menulis esai, opini, dan artikel di media cetak dan elektronik. Tergabung dalam komunitas literasi Sutejo Spectrum Center (SSC) dan tim penggerak di Sekolah Literasi Gratis (SLG).
Konten dari Pengguna
25 Januari 2022 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber; dok, humas_STKIP PGRI Ponorogo
zoom-in-whitePerbesar
Sumber; dok, humas_STKIP PGRI Ponorogo
ADVERTISEMENT
Waktu satu bulan tidaklah panjang, tapi kalau mau membuka hati, membuka rasa, dan membuka jiwa. Banyak pesona sosial yang bisa dipelajari. Pesan Sutejo, sewaktu memberikan sambutan dalam pembukaan Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) di Kecamatan Pulung, Ponorogo (Senin,24/01/2022).
ADVERTISEMENT
Secara simbolis pihaknya menyerahkan mahasiswa Kampu Literasi untuk mengemban tugas yaitu pengabdian masyarakat. Selama satu bulan, mereka memikul tanggungjawab dalam menjalankan program kerja sekaligus belajar bersosial. Selain itu, etika dalam bermasyarakat harus dipegang penuh karena sebagai tamu dan membawa nama lembaga.
Sutejo memberikan contoh, ketika berada di warung kopi. Etika sebagai mahasiswa, wajibnya izin dahulu ketika meninggalkan warung. Terlebih harus saling menyapa siapapun yang berada di lokasi saat itu. “Di warung itu etikanya harus mentraktir siapa saja di sana,” ujar lelaki yang menjabat ketua STKIP PGRI Ponorogo.
Terdapat 8 desa yang menjadi tujuan diadakan KKNT. Setiap kelompok terdiri 14 mahasiswa dari empat program studi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Jawa, dan Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).
ADVERTISEMENT
Pembukaan di pendopo Kecamatan dihadiri 8 kepala desa tempat tujuan diadakan KKNT. Tampak raut bahagia menyambut kedatangan mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo. Terlebih, tiga hari sebelumnya setiap kelompok bertatap muka di balai desa. Menyampaikan tujuan juga program-program bernuansa inovasi untuk desanya.
Tema literasi menjadi program unggulan yang diharapkan pihak kampus. Berbagai program literasi di STKIP PGRI Ponorogo bisa ditularkan untuk menuju masyarakat desa mandiri dalam berkarya. Selaras pesan Sutejo, membumikan literasi untuk berbagai generasi.
Sementara Imam Rohni Camat Kecamatan Pulung, dalam sambutannya berharap mahasiswa mampu bersinergi dengan masyarakat. Selama di desa tetap menjalankan proses belajar, bedanya belajar bukan soal akademik, melainkan bersosial.
“Masyarakat itu penuh dengan dinamikanya, kalian harus terus belajar dan saling bersinergi. Sehingga, terjalin KKNT yang begitu berkesan untuk siapapun di desa,” ungkapannya.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, Ahmad Pramudiyanto Ketua KKNT 2022 STKIP PGRI Ponorogo berharap mahasiswa bisa memanfaatkan Kuliah Kerja Nyata Terpadu sebagai moment terbaik. Semanjak, pandemi Kampus Literasi menghentikan sementara kuliah kerja nyata. Hingga ditahun ini bisa diselenggarakan sebagai salah satu pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
*Pewarta/ Agus_S, berkarya di humas STKIP PGRI Ponorogo. Menulis esai, opini, dan artikel di media cetak dan elektronik. Tergabung dalam komunitas literasi Sutejo Spectrum Center (SSC) dan tim penggerak di Sekolah Literasi Gratis (SLG). Penjaga media di lensasastra,id dan @jbb_bookstore.