4 Alasan yang Membuat Saya Terpikat pada kumparan

Agus Siswanto
Guru Sejarah SMAN 5 Magelang.
Konten dari Pengguna
30 Januari 2022 20:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Siswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
sumber: kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin saya termasuk segelintir orang yang terlambat mengenal kumparan. Bagaimana tidak, dalam usia kumparan yang memasuki usia 5 tahun, saya baru mengenalnya sekitar 4 – 5 bulan. Jujur saya menyesal, mengapa tidak dari dulu.
ADVERTISEMENT
Awal perkenalan dengan kumparan pun boleh dibilang bukan kesengajaan. Semua berawal dari perkataan anak sulung saya yang kerja di bidang tulis-menulis dan fotografi. Saat itu saya tengah menggerutu saat membaca berita pada salah satu media online. Gerutuan saya berkaitan dengan keharusan melakukan beberapa kali klik, hanya untuk mengetahui isi sebuah berita.
Anak saya yang saat itu tengah sibuk dengan kerjaannya mengatakan, kenapa bapak enggak buka kumparan saja. Ketika saya kejar apa alasannya. Dia hanya mengatakan, bapak buka saja sendiri. Nah, begitu saya buka, ternyata benar juga apa yang dikatakan anak saya. Dan sejak itu, kumparan menjadi pilihan saya.
Setelah mengikuti kumparan beberapa waktu, akhirnya saya temukan beberapa alasan yang membuat saya terpikat.
ADVERTISEMENT
Konten kumparan sangat bernas
Hal ini jelas jauh berbeda dengan media online lain. Di beberapa media tersebut, uraian dalam tulisan tidak ketahuan arahnya. Bahkan hanya untuk menyampaikan sebuah fakta yang sangat sepele, narasinya begitu panjang. Pembaca dipaksa untuk melakukan beberapa klik, yang berarti menambah pundi-pundi rupiah pemilik media tersebut.
Cara bertutur yang komunikatif
Untuk yang kedua ini mungkin didasarkan pada prinsip excellent in storytelling yang dijunjung kumparan. Isi tulisan yang cenderung seperti orang ngobrol, tidak seperti orang menggurui, menjadi daya tarik tersendiri. Terkesan bahwa pembaca ditempatkan pada sisi terhormat.
Untuk urusan ini saya mengalami sendiri. Saat saya mengirim tulisan pertama kali, notifikasi yang muncul pada penolakan tulisan itu berkaitan dengan gaya bertutur. Dikatakan bahwa tulisan saya mirip orang sedang membuat laporan penelitian, buatlah tulisan seakan-akan Anda sedang bercerita pada seseorang.
ADVERTISEMENT
Keselarasan antara judul dengan isi
Hal ini seperti ini, nampaknya sangat diharamkan dalam kumparan. Sejauh yang saya baca, apa yang ada dalam tulisan, pasti sesuai dengan judul yang menaunginya. Inilah sisi berbeda pada kumparan. Saat ini hal semacam ini sedang mewabah di banyak media online. Bahkan beberapa media online mainstream pun melakukannya.
Cara seperti ini sebenarnya sangat menguntungkan dari segi materi. Sebab dengan judul yang heboh, dijamin akan mengundang pembaca. Masalah nanti pembaca kecewa dengan isi tulisan, itu urusan belakang.
Kumparan adalah media yang memuliakan penulis
Bagian ini berkaitan dengan langkah moderasi terhadap setiap tulisan yang masuk ke redaksi. Kumparan tidak begitu saja mau melepaskan sebuah tulisan yang masih banyak cacat. Dalam artian, tulisan yang tayang harus tulisan yang benar-benar memenuhi kaidah penulisan yang benar.
ADVERTISEMENT
Tindakan semacam ini sepintas terbilang rewel. Terlalu banyak aturan dikenakan pada penulis. Namun, setelah dirasakan lebih jauh, justru ini adalah cara menghargai seorang penulis. Kesempatan sebuah tulisan tayang di kumparan, harus diakui menempatkan seorang penulis pada tempat yang terhormat.
Nah, itu 4 hal yang membuat saya terpikat dengan kumparan. Namun meski demikian, ada satu topik yang saya rasa harus ada di kumparan. Topik yang akan mewadahi berbagai tulisan fiksi dari penulis, baik puisi, cerita pendek, atau apapun yang sejenis dengan itu. Sehingga bagi pembaca atau penulis topik itu akan lebih mudah menemukannya.
Akhirnya selamat ulang tahun kumparan yang kelima. Acara #super5stars tanggal 29 Januari 2022 kemarin keren. Semoga mampu berdiri dengan segala idealisme.
ADVERTISEMENT
Lembah Tidar, 30 Januari 2022