Jonatan Christie Penentu Kemenangan Indonesia

Agus Siswanto
Guru Sejarah SMAN 5 Magelang.
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2021 12:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Siswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jonatan Christie harus berjuang selama 100 menit untuk menyumbangkan poin krusial bagi Merah Putih dalam Piala Thomas 2020. (sumber gambar: PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie harus berjuang selama 100 menit untuk menyumbangkan poin krusial bagi Merah Putih dalam Piala Thomas 2020. (sumber gambar: PBSI)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam laga semifinal Piala Thomas tadi malam, akhirnya Indonesia berhasil membalas kekalahannya dari Denmark 5 tahun yang lalu. Dengan demikian mengubur harapan Denmark untuk tampil di babak final di depan publiknya sendiri. Denmark harus puas menjadi penonton pertandingan final antara Indonesia – China sore nanti.
ADVERTISEMENT
Dalam laga semalam, muncul pertanyaan menarik tentang siapa penentu kemenangan Indonesia atas Denmark. Jonatan Christie, atau pasangan ganda Fajar/ Rian. Keduanya menyumbangkan poin kemenangan bagi Merah Putih sekaligus menyegel tiket ke babak final.
Menurut saya, Jonatan Christielah penentu kemenangan Indonesia atas Denmark. Kendati mungkin ada pertanyaan, saat Jonatan Christie menang kedudukan skor antara Indonesia – Denmark kan baru 2 – 1. Berarti belum layak dinyatakan pemenang.
Klaim ini tentu saja bukan tanpa dasar. Seperti prediksi para pengamat, kekuatan Indonesia berada pada sektor ganda. Tiga ganda yang dimiliki Indonesia mempunyai posisi kuat di rangking BWF, jika dibandingkan sektor ganda Denmark. Sebaliknya sektor tunggal Denmark lebih unggul dibandingkan Indonesia. Terutama Axelsen dan Antonsen yang menduduki peringkat 2 dan 3 BWF.
ADVERTISEMENT
Berbekal head to head tersebut, maka satu-satunya misi Indonesia adalah mencuri salah satu nomor tunggal. Entah siapa pun pelakunya. Dengan mencuri satu nilai di sektor tunggal, kedudukan 3 – 2 pasti menjadi milik Indonesia. Itulah keyakinan yang dimiliki oleh tim.
Situasi Denmark justru sebaliknya. Keunggulan sektor tunggal mereka tetap mendatangkan kekhawatiran. Sebab keunggulan itu tidak bersifat mutlak. Dalam partai tunggal nanti, tetap ada celah yang mungkin ditembus oleh tunggal Indonesia. Kekhawatiran itu didasarkan pada rekor pertemuan 2 ganda utama mereka. Rekor antara Axelsen dengan Ginting adalah 4 – 4, dalam 8 kali pertemuan mereka. Sedangkan rekor Antonsen – Jonatan Christie adalah 3 – 4 untuk kemenangan Jonatan Christie.
Situasi inilah yang menjadikan duel antar tunggal putra ini menjadi sengit. Pada partai pertama, meskipun kalah, Ginting mampu meladeni permainan ulet dari Axelsen. Beberapa kali Axelsen harus mengambil napas panjang akibat permainan ulet Ginting.
ADVERTISEMENT
Dalam partai ketiga, saat kedudukan 1 – 1 antara Indonesia – Denmark, partai sengit pun tersaji. Kali ini aktornya adalah Jonatan Christie – Antonsen. Tak tanggung-tanggung mereka menghabiskan waktu 100 menit untuk menentukan kemenangan melalui rubber game.
Harapan sebenarnya mulai muncul bagi Denmark, saat Jonatan Christie harus menang susah payah dengan skor 25 – 23 pada gim pertama. Gambaran bahwa Antonsen tidak dapat dipandang remeh terbukti. Pada gim kedua, giliran Antonsen memetik kemenangan dengan skor 21 – 15.
Gim ketiga ternyata yang menjadi laga hidup dan mati antara keduanya. Di gim ini stamina kedua pemain terkuras habis dalam duel sengit. Bahkan Antonsen sampai terkena kartu kuning dari wasit, karena mencoba memperlambat permainan. Fisik Antonsen pun nampak menurun drastis, tampak dari cara berjalan maupun cara mengambil bola.
ADVERTISEMENT
Permainan Jonatan Christie di gim ketiga inilah yang menjadi penentu kemenangan. Kesabarannya dengan meladeni bola-bola Antonsen, makin menguras stamina Antonsen. Sehingga pada saat match poin, Antonsen tidak mampu lagi mengejar bola Jonatan Christie. Laga pun berkesudahan 21 – 16 bagi Jonatan Christie.
Kekalahan Antonsen ini, menutup peluang Denmark untuk memenangi laga sengit ini. Sebab pada partai keempat, hitungan di atas kertas mereka tidak akan mungkin mampu mengimbangi Fajar/ Rian penghuni peringkat 7 BWF. Sehingga secara matematis, Denmark sudah kalah dalam partai ketiga tersebut. Jonatan Christie berhasil mencuri poin dari kantong Denmark.
Lembah Tidar, 17 Oktober 2021