Pelajaran dari Anak Ingusan buat Jonatan Christie

Agus Siswanto
Guru Sejarah SMAN 5 Magelang.
Konten dari Pengguna
10 April 2022 17:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Siswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jonatan Christie gagal juarai Korea Open 2022 karena kelengahannya. (sumber: Dokumen PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie gagal juarai Korea Open 2022 karena kelengahannya. (sumber: Dokumen PBSI)
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dari segi apa pun, tak ada nilai plus dari Weng Hong Yang, jika dibandingkan dengan Jonatan Christie. Saat mereka berada di final tunggal putra Korea Open 2022, perbandingan keduanya seakan bumi dan langit. Siapa pun pasti mengunggulkan Jonatan Christie sebagai pemenang duel tersebut.
ADVERTISEMENT
Jika ditinjau dari peringkat, jelas jauh rentangnya. Jonatan Christie berada pada peringkat 7 BWF,sedangkan pebulu tangkis Cina ini berada pada kisaran 150-an. Demikian pula ditinjau dari koleksi gelar, Jonatan Christie berkilau dengan gelar. Bagi Weng Hong Yang sendiri sebaliknya, final kali ini mungkun merupakan pencapaian tertinggi selama karirnya di dunia bulu tangkis. Maka tidak heran jika dia begitu emosional saat meluapkan kegembiraannya.
Tapi inilah pertandingan. Tidak ada istilah menang sebelum peluit atau bendera finish dikibarkan. Jonatan Christie harus menyesali apa yang telah dilakukannya. Dan layaknya kehidupan, penyesalan pasti datang di ujung perjalanan. Belum lagi hujatan yang akan bermunculan dari berbagai pihak atas kelengahan Jonatan Christie siang tadi.
Saat awal laga dihelat, semua baik-baik saja. Perbedaan peringkat dan pengalaman, tampak bermain di sini. Jonatan Christie mampu menundukkan Weng Hong Yang dengan skor telak, 21 – 12. Dan sebagai catatan penting, selama game pertama berlangsung Weng Hong Yang tampak didikte oleh Jonatan Christie.
ADVERTISEMENT
Namun saat game kedua berlangsung, sebenarnya sudah mulai tampak perbedaan. Instruksi pelatih, membuat permainan Weng Hong Yang berubah total. Terbukti poin yang dicapai antara keduanya ketat. Bahkan Jonatan Christie selalu ketinggalan poin. Baru setelah interval pertama kejar-kejaran poin terjadi.
Namun bencana terjadi justru di ujung game kedua. Poin 19 yang telah dipegang Jonatan Christie menjadi tidak berguna. Sikap terburu-buru untuk menyelesaikan laga, sekaligus keyakinan untuk memenangkan laga, justru menjadi bumerang. Dengan kecerdikannya Weng Hong Yang mampu menyamakan poin menjadi 19 – 19, bahkan mengunci Jonatan Christie di poin 19.
Ketika game ketiga dilangsungkan, keadaan berubah drastis. Weng Hong Yanglah yang mengendalikan permainan. Second wind, yang didapatkan membuat permainannya semakin luar biasa. Di sisi lain, Jonatan Christie mulai kehilangan fokus. Beberapa kali justru melakukan kesalahan yang berakibat poin untuk lawan. Walhasil laga ditutup dengan poin 15 – 21 untuk keunggulan lawan, sekaligus melemparkan Jonatan Christie dari gelar juara Korea Open 2022.
ADVERTISEMENT
Perasaan menyesal Jonatan Christie terlihat di akhir laga. Bahkan saat harus naik ke podium pun, tampak belum percaya dengan kenyataan ini. Namun inilah pertandingan, setiap titik kelengahan dapat menjadi bumerang bagi siapa pun, termasuk Jonatan Christie siang tadi.
Lembah Tidar, 10 April 2022