Konten dari Pengguna

Memaknai Hari Pers Dunia di Rumah Kita

Agus Budiana
Jurnalis Suara Utama
5 Mei 2025 15:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Budiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari pers dunia terlahir berdasarkan deklarasi Windhoek yang dikeluarkan dalam rangkaian seminar UNESCO di kota Namibia pada 29 April-3 Mei 1991. Deklarasi windhoek menegaskan bahwa pers mempunyai peran penting dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pers profesional. Terutama dalam rangka menegakkan kebebasan dan demokrasi. Diskriminasi politik apartheid dan kesetaraan jurnalis kulit hitam menjadi bagian keprihatinan para jurnalis di Afrika .
Iustrasi simbol media pers (Sumber : Freepik).
zoom-in-whitePerbesar
Iustrasi simbol media pers (Sumber : Freepik).
Dalam konteks di rumah kita (di Indonesia) sebagai satu kekuatan ke empat dalam sistem demokrasi, tentunya pers sangat diharapkan oleh publik dalam rangka menjaga keseimbangan sistem kuasa yang dijalankan oleh rezim penguasa. Kualitas sorotan dan kritisi pers terhadap bagian dari sistem ketatanegaraan lembaga secara konsiten dan amanah tentunya dapat menciptakan stabilitas nasional suatu negara. Mengingat bahan-bahan dasar yang digunakan oleh pers dalam fungsinya adalah data-data faktual dan sumber informasi yang selalu terverifikasi.
ADVERTISEMENT
Diterimanya informasi-informasi program pemerintah maupun lembaga negara lainnya pada masyarakat, karena adanya andil peran pers yang selalu hadir sebagai media informasi resmi secara jurnalisme pada publik. Termasuk didalamnya dalam membongkar persoalan-persoalan publik maupun privat bagi masyarakat. Betapa tidak mudah dan beratnya peran pers yang dijalani oleh insan-insan jurnalis kita. Artinya seluruh potensi, kemampuan, keahlian yang dimiliki semuanya dicurahkan bagi kepentingan publik dan kondisi publik kearah yang lebih baik.
Namun dibalik itu masih banyak persoalan-persoalan yang mendera para jurnalis kita secara internal : ancaman kekerasan, upah yang belum layak, tempat tinggal yang belum layak, munculnya stigma negatif tentang pers dari publik, perlakuan yang tidak menghormati profesi jurnalis. Tentunya persoalan-persoalan ini memerlukan perhatian semua pihak, pemerintah, pemilik media dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Hasil survei AJI dalam Tempo (2024) Dalam survei yang digelar pada Mei 2024 ini melibatkan 91 responden yang berasal dari kalangan jurnalis dengan masa kerja di kisaran 1-3 tahun. Secara komposisi 63 persen responden adalah laki-laki, sedangkan 37 persen perempuan. Keseluruhan responden ini berasal dari media Televisi sebanyak 21 persen, Radio sebanyak 3 persen, Cetak sebanyak 11 persen, dan Online sebanyak 65 persen. Hasil segi Upah Layak Jurnalis 2024 ini juga merekam jumlah pendapatan responden tiap bulan. Hasilnya, ada 79 persen responden mengaku mendapat upah sebesar Rp 4-6 juta tiap bulan, 13 persen mendapat upah Rp 2-4 juta tiap bulan, 4 persen mendapat upah di bawah Rp 10 juta, 3 persen mendapat upah Rp 1-2 juta tiap bulan, dan 1 persen mendapat upah per page views atau pembaca artikel.
ADVERTISEMENT
Dari hasil upah itu, ada 85 persen menjawab penghasilan mereka tiap bulan tidak layak, 13 persen layak, dan 2 persen tidak menjawab. Meski demikian, dari pertanyaan adanya kenaikan gaji dari perusahaan tiap tahun, ada 95 persen responden mengaku tak mendapati adanya kenaikan gaji dan 5 persen mengaku ada kenaikan.
Survei diatas menggambarkan kondisi nyata keadaan para jurnalis kita dari aspek kesejahteraan, data mempelihatkan pada kita rata-rata para jurnalis kita di upah tidak layak sebagai profesi jurnalis. Dan perlu secara konsisten asosiasi jurnalistik seperti Aji dan lembaga-lembaga lainnya untuk terus memperjuangkan nasib para jurnalis kita.
Bagaimana bisa seorang jurnalis dapat menjalankan fungsi persnya dengan baik dan profesional, sementara itu pikirannya terbelah dan berkecamuk untuk memikirkan belanja keluarga dirumahnya. Jaminan perlindungan keamanan apa yang didapat selama menjalankan tugas, kesejahteraan apa yang didapat di media tempatnya bekerja.
ADVERTISEMENT
Semuanya berlangsung secara kasualitas, namun idealisme yang dijalani oleh para jurnalis kita merupakan suatu nilai plus. Artinya dengan kondisi apapun tetap menjalani tugasnya dengan mulia untuk selalu memberikan pencerahan dan penguatan bagi masyarakat. Bagi seorang jurnalis melek informasi, pemahaman kesadaran masyarakat, perubahan suatu kondisi secara baik dan positif, senantiasa merawat alam demokrasi adalah hal-hal wajib dan merupakan target tujuan utama yang menjadi sasaran yang di tujunya. Walaupun dalam prosesnya selalu menemui dinamika yang harus dilewati dilapangan.
Pers dunia di rumah kita
Pemahaman makna hari Pers dunia di rumah kita adalah, merawat ekosistem jurnalistik di Indonesia dengan baik. Keberadaannya tetap memberikan sistem informasi yang seimbang dengan berbagai pihak, serta suasana kondusif dalam rautan rawatan sistem kehidupan sosial yang berdasarkan harmoni. Memaknai hari pers dunia adalah momen penting untuk merefleksikan peran vital pers dalam kehidupan berbangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
Hari pers dunia menjadi pengingat akan pentingnya kebebasan pers sebagai pilar utama demokrasi. Pers yang bebas memungkinkan adanya aliran informasi yang terbuka, yang esensial bagi masyarakat untuk membuat Keputusan yang tepat dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan publik.
Masyarakat didorong untuk lebih menghormati dan mengapresiasi karya jurnalis serta dedikasi dan resiko yang dihadapi oleh para jurnalis dalam mencari dan menyampaikan kebenaran. Selain itu dalam momen hari pers dunia ini pula menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang berbagai tantangan yang dihadapi pers di Indonesia, termasuk tekanan ekonomi, intervensi politik dan ancaman terhadap keselamatan jurnalis.
Memaknai hari pers dunia berarti mendorong praktik jurnalisme yang konsisten menjunjung tinggi etika, akurasi dan keberimbangan. Pers yang bertanggung jawab adalah kunci yang membangun kepercayaan publik dan mencegah penyebaran disinformasi. Mengingatkan pers sebagai pengawas kekuasaan dan penyambung lidah bagi masyarakat. Hari pers dunia mengingatkan kita akan peran ini dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan publik.
ADVERTISEMENT
Secara umum hari pers dunia di rumah kita adalah tentang bagaimana menghargai kebebasan pers, mendukung jurnalisme berkualitas, meningkatkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi pers dan memberdayakan masyarakat untuk menjadi pengguna informasi yang cerdas.