Konten dari Pengguna

Public Relations bagi Parpol, Kenapa Tidak?

Agus Budiana
Jurnalis Suara Utama
19 Oktober 2023 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Budiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi fotografi di bidang humas. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fotografi di bidang humas. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Selama ini apabila kita mendengar parpol, bayangan yang ada tidak selalu positif. Hal-hal terkait dengan parpol biasanya identik dengan : rebutan kepengurusan, klaim kepengurusan, dualisme kepengurusan, jauh dari rakyat (ekslusif), hal itu semua menumbuhkan dan meneguhkan rakyat akan keberadaan parpol selama ini.
ADVERTISEMENT
Padahal parpol adalah kanal utama kader-kader yang akan melangkah lebih jauh menuju legislatif, eksekutif bahkan yudikatif. Tidak mudah memang dalam mengelola parpol, banyak variabel yang terkait dan berpengaruh, Selain itu dituntut keprofesionalan para pengurusnya secara normatif dalam organisasi.
Kasus terakhir yang masih segar dalam ingatan kita, rebutan pengurus Partai demokrat versi Moeldoko dan versi Agus Harimurti. Dimana pengadilan memenangkan kepengurusan partai Demokrat versi Agus Harimurti. Contoh kasus tersebut merupakan gambaran salah satu kasus diantara kasus-kasus lainnya tentang parpol. Akhirnya image yang terbentuk pada kita sebagai rakyat tentang parpol, selalu negatif.

Jubir dalam Parpol

Secara hierarkie organisasi parpol, bagian atau posisi yang mampu menjadi pengelola informasi, komunikasi biasa ada pada juru bicara (jubir) artinya ada seseorang ditempatkan pada posisi tersebut, dengan tugas menjadi penyampai informasi mengenai segala hal kegiatan parpol, termasuk apabila terjadi kekisruhan sang jubir menjelaskan bahkan mengklarifikasi hal-hal yang tidak jelas mengenai partainya. Namun fungsi seorang jubir terbatas, jubir akan berfungsi ketika mendapat mandat dari pimpinan mengenai suatu informasi, selebihnya tidak.
ADVERTISEMENT
Kemampuan dan kapasitas seorang jubir tidak hanya menyampaikan informasi, konferensi pers. Namun dibalik itu dibutuhkan kemampuan, pemahaman dan kapasitas dalam mengelola informasi, komunikasi secara utuh mengenai parpolnya. Agar nama baik parpolnya senantiasa tetap terjaga secara positif dan mendapat simpati, dukungan baik dari masyarakat maupun dari kalangan internal pengurus parpol itu sendiri.

Sudah Waktunya Public Relations dalam Parpol

Salah satu upaya untuk mengelola informasi, komunikasi dengan baik ada pada peran public relations (PR). Idealnya seorang PR mampu membina hubungan positif dan konstruktif baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal). Hubungan yang dibangun adalah dalam rangka menciptakan nama baik (good image) dan menuju reputasi lembaga secara positif.
ADVERTISEMENT
Sumber : iStock Photo
Salah satu pandangan tentang konsep PR, terutama dalam fungsinya menurut Cutlip, Center dan Broom (2000) garis besarnya sebagai berikut : menunjang aktifitas utama manajemen, membina hubungan baik dengan publiknya sebagai khalayak sasaran, mengidentifikasi terkait dengan opini, persepsi tanggapan dari masyarakat terhadap organisasinya, melayani keinginan publik dan memberikan saran pada pimpinan, menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, mengatur informasi dan publikasi demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Pandangan diatas memberikan pemahaman bahwa, organisasi parpol sudah waktunya memasukan konsep PR dalam hal informasi dan komunikasi. Agar parpol dapat eksis, maju, bergerak secara profesional dan mendapat dukungan, pengertian serta partisipasi publik, baik dengan masyarakat maupun dengan pengurus.
Seorang jubir juga harus mampu melihat berbagai hal yang terkait dengan parpolnya. Mampu bergerak cepat, tanggap terhadap benih-benih persoalan yang sekiranya akan terjadi baik secara internal maupun eksternal.
ADVERTISEMENT
Selain itupula harus mampu membina hubungan baik dengan media, hubungan dengan media ini sangat krusial, karena menyangkut keberadaan parpol dan dinamisnya berbagai informasi yang bergerak diluar parpol, minimal opini publik dapat dibaca, dikelola dan disikapi.
Pertanyaannya apakah membutuhkan sumber daya manusia baru? anggaran bertambah? jawabnya tidak juga. Konsep dimaksud tetap ada pada tugasnya sang jubir, artinya jubir harus mampu memerankan lebih, dalam tugasnya, tidak hanya sebatas jubir namun fungsi PR menjadi bagian dari tugas barunya.
ADVERTISEMENT