Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
KUMPARAN ASA DI NEGERI BETON
22 Mei 2018 1:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Ahla Jennan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhirnya saya terdampar di Negeri Beton. Hong Kong, Juni 2006, setelah rentetan perjalanan, ujian, dan musibah. Dari selama 13 bulan bekerja di Kuwait gaji tidak dibayar, pulang hanya mendapatkan sehelai tiket pesawat. Itupun menggunakan penerbangan yang murah, transit sampai hingga 4 negara. Selama 2 hari 2 malam di perjalanan.
ADVERTISEMENT
Kesalahan saya saat itu, gaji tiap bulan saya kembali pasrahkan kepada majikan untuk disimpan. Alasan saya karena tidak punya rekening bank, jika disimpan sendiri, takut hilang. Karena saya bekerja sebagai PRT dalam satu rumah ada 2 pekerja. Ingin dikirim pulang? Agak trauma dengan hasil bekerja sebelumnya di Saudi Arabia selama hampir 5 tahun habis berantakan, hanya berhasil membeli sepetak tanah, dipinjam orang, dan lain-lain. Pada saat itu komunikasi telepon era 2000 an sangat mahal saat itu, apalagi enternet belum ada.
Apa daya ternyata musibah pertengkaran dengan majikan membuat saya kena terminate dan uang gaji tidak diberikan sama sekali. Hanya tiket pesawat saja, dan uang pesangon hanya cukup untuk bayar tiket pesawat menuju surabaya dan bayar kendaraan menuju kampung halaman.
ADVERTISEMENT
Setelah tiba di Hong Kong, tepatnya bekerja di Distrik Fanling strategi pengelolaan keuangan saya rubah. Saya harus bisa mengelola keuangan saya lebih maksimal !
Pertama yang saya lakukan adalah selama potong gaji 7 bulan saya tidak pernah mengambil libur. Saya tetap bekerja di majikan, entah itu di bayar atau tidak. Tak jadi masalah. Jadi selama masa potongan saya hanya menerima 320 hkd setiap bulan dan tambahan $200 HKD uang lembur yang 2 kali hari minggu setiap bulan.
Setelah masa potongan selesai, saya hanya ambil libur 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali. Jadi bisa dihitung berapa kali dalam 2 tahun saya mengambil liburan. Prioritas saya selama 2 tahun saya bisa menyelesaikan pembangunan rumah yang mangkrak dan belum selesai.
ADVERTISEMENT
Setelah 2 tahun, rumah terselesaikan. Akhirnya saya berpikir untuk mulai menabung dan membiayai adik kuliah.
Saya agak terkejut setelah 2 tahun tidak mengenal dunia PMI. Atas rekomendasi teman saya diajak ke BRI di Causeway Bay. Saya sangat takjub dan terharu saat itu, ada bank BRI di Hong Kong !!!
Ahh, andai saja ada BRI di Kuwait, ada BRI di KSA pasti tidak berantakan keuangan saya selama bekerja disana.
Karena takjub sekaligus khawatir, saya banyak bertanya kepada petugasnya. Apakah uang saya akan aman ? Bagaimana cara pengambilannya ? Bisakah untuk menabung ?
Harap maklum, selama ini yang saya tahu fungsi bank hanyalah sebagai remittance saja.
Setelah 2 tahun tekun menabung, akhirnya saya pulang cuti setelah 4 tahun bekerja. Saya ambil sebagian tabungan saya untuk berinvestasi membeli ternak sapi, kemudian bisa membeli kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Cuti selanjutnya, saya kembali menguras isi tabungan dan kembali menginvestasikan dalam sebidang tanah. Kembali ke Hong Kong lagi selama 2 tahun setelah itu bisa membeli sebidang sawah.
Akhirnya saya benar-benar bisa mengelola keuangan saya dengan maksimal. Dan, saya merasa cita-cita terwujud tuntas pada Juni 2016. Tepat 10 tahun bekerja di Hong Kong, rumah terselesaikan, adik lulus kuliah, sawah untuk kedua orangtua terbeli, dan bisa memberangkatkan keluarga menuju tanah suci. Alhamdulillah.