Konten dari Pengguna

Kue Cucur Desa lengkong: Cermin Kesuksesan BUMDes (Kelompok 7 KKN UNIDA Gontor)

ahmad adam mazidan
mahasiswa Universitas Darussalam Gontor Prodi Pendidikan Bahasa Arab
14 Maret 2024 13:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ahmad adam mazidan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: dokumen pribadi (proses pembuatan kue cucur)
zoom-in-whitePerbesar
sumber: dokumen pribadi (proses pembuatan kue cucur)
ADVERTISEMENT
Di tengah gemerlapnya perkembangan ekonomi di desa-desa, konsep Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) telah menjadi terobosan yang mengilhami kehidupan ekonomi lokal. Salah satu contoh yang menggambarkan kreativitas dan keberhasilan BUMDes adalah Kue Cucur dari Desa Lengkong, Ponorogo. Di balik kelezatan kue tradisional tersebut, terdapat kisah sukses seorang ibu bernama Bu Lin, yang merupakan salah satu produsen kue cucur terkemuka di desanya.
ADVERTISEMENT
Bu Lin bukanlah nama asing di kalangan masyarakat Desa Lengkong. Sejak awal, dia telah menunjukkan bakat dan kecintaannya terhadap memasak, khususnya dalam pembuatan kue cucur. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, Bu Lin mulai merintis usaha kue cucurnya sendiri.
Namun, kesuksesan Bu Lin tidak hanya didorong oleh keahliannya dalam memasak. Sebagai pendukung utama BUMDes Desa Lengkong, ia juga menerima bimbingan dan dukungan dari pemerintah desa serta warga sekitar. Semangat gotong royong dan kolaborasi yang kuat menjadi kunci kesuksesan BUMDes dan usaha kue cucur Bu Lin. Di balik kesuksesan ini, terdapat juga kepercayaan masyarakat setempat terhadap proses pembuatan kue cucur. Menurut kepercayaan mereka, pembuatan kue cucur harus dilakukan dengan keadaan tenang dan hati yang bersih. Mereka percaya bahwa jika pembuat kue cucur dalam keadaan gelisah atau tidak tenang, kue cucur yang dihasilkan akan gagal. Kepercayaan ini menjadi bagian dari warisan budaya yang dipercayai oleh Masyarakat sekitar Desa Lengkong.
ADVERTISEMENT
Kegiatan kelompok 7 KKN dari UNIDA Gontor juga turut menyemarakkan keberhasilan BUMDes Desa Lengkong. Di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ustadz Yoke Suryadarma S.Pd.I M.Pd.I, para mahasiswa turun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada para produsen lokal seperti Bu Lin. Kunjungan mereka tidak hanya membantu dalam meningkatkan kualitas produk, tetapi juga memperkuat ikatan antara perguruan tinggi dengan masyarakat desa.
Dengan keberhasilan BUMDes Desa Lengkong dan kepercayaan yang kuat dari masyarakatnya, kue cucur telah menjadi simbol kebanggaan dan identitas khas desa tersebut. Kisah sukses Bu Lin dan BUMDes Desa Lengkong menjadi inspirasi bagi banyak desa lainnya untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal mereka dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal yang ada.
ADVERTISEMENT