Konten dari Pengguna

Alat Cuci Tangan Sistem Injak, Inovasi Sederhana untuk Meminimalisir COVID - 19

Ahmad A
Mahasiswa semester 8 S1 Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Semarang
11 Agustus 2020 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta (09/08). Fase adaptasi kebiasaan baru yang diterapkan Pemerintah saat ini telah berjalan 1.5 bulan lamanya. Adaptasi kebiasaan baru atau biasa disebut New Normal yang telah berjalan ini dilakukan setelah adanya program Pembatasan Sosial Berskala Besar yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Adaptasi ini memiliki tujuan utama untuk memulihkan keadaan selama wabah pandemi COVID – 19. Fase adaptasi kenormalan baru ini diterapkan oleh Pemerintah dengan menggunakan Protokol Kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia sebagai dasar untuk melakukan kegiatan di adaptasi New Normal.
ADVERTISEMENT
Salah satu aturan yang terkandung dalam 17 aturan dari Protokol Kesehatan yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia berisi tentang kegiatan cuci tangan. Fasilitas cuci tangan yang disediakan pun beragam, ada yang berupa washtafel biasa dengan keran air dan tempat sabun manual atau washtafel touchless - elektris yang cara bekerja secara otomatis.
Pedoman untuk mencuci tangan sesuai anjuran KEMENKES Sumber : p2ptm.kemenkes
zoom-in-whitePerbesar
Pedoman untuk mencuci tangan sesuai anjuran KEMENKES Sumber : p2ptm.kemenkes
Menurut penelitian yang dilakukan tim dari School of Public Health, LKS Faculty of Medicine, University of Hong Kong, dengan judul jurnal “Stability of SARS-Cov-2 In Different Environmental Conditions” didapati temuan berupa virus Corona yang dapat bertahan hidup tanpa inang pada material plastik atau material stainless steel hingga hari ke tujuh. Material ini sejatinya banyak digunakan dalam material utama penyusun keran yang umum digunakan untuk fasilitas atau alat cuci tangan. Hal ini semakin memperkuat argumentasi tentang kurang higienisnya fasilitas cuci tangan yang masih mengandalkan sentuhan tangan. Argumen – argumen ini menimbulkan satu ide yaitu membuat alat cuci tangan yang higienis tanpa sentuhan tangan dengan harga terjangkau untuk diadakan atau dibuat oleh fasilitas umum yang pengunjungnya sedikit.
ADVERTISEMENT
Ide ini kemudian dijadikan program kerja dan diteruskan menjadi sebuah alat. Alat yang dirancang dan dibuat yaitu alat cuci tangan dengan pemanfaatan metode injak untuk mengalirkan air dan sabun. Kegiatan ini dilakukan oleh Ahmad A, Mahasiswa jurusan S1 Teknik Mesin yang sedang menjalankan matakuliah wajib Kuliah Kerja Nyata Tim II Universitas Diponegoro tahun 2020 di wilayah domisili sendiri yaitu Kelurahan Duren Sawit. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tim II Universitas Diponegoro tahun 2020 pada periode kedua tahun ini mengambil tema besar yaitu “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid 19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”.
Alat yang dibuat merupakan alat cuci tangan atau washtafel dengan sistem injak. Alat ini dibuat dengan memanfaatkan 70% barang sisa industri manufaktur seperti baja ringan, hollow baja ringan, plat besi, pipa pvc, ball valve, dan pegas. Sisanya bahan dibeli sendiri seperti selang 0.5 dan 1 inch, sockdrat dalam dan luar, lem pipa dan lainnya. Alat ini dirakit pada workshop yang bersedia membantu proses pembuatan secara gratis.
ADVERTISEMENT
Prosesi pembuatan alat cuci tangan (rangka utama) Sumber : dokumentasi Pribadi
Proses pemasangan alat, pengujian dan hasil akhir Sumber : dokumentasi Pribadi
Alat ini terdiri dari dua komponen yaitu washtafel utama dan tempat sabun. Perbedaannya dengan alat cuci tangan biasa yaitu pada pengoperasiannya. Alat ini dioperasikan dengan menekan pedal yang dilas dengan ball valve. Ketika pedal diinjak, lengan ball valve akan turun sehingga posisi akan terbuka untuk air dapat mengalir menuju washtafel dan ketika pedal dilepas, ball valve akan otomatis kembali ke posisi awalnya yaitu menutup dengan bantuan pegas. Perbedaan lainnya ada pada cara mendapatkan sabun cair. Sabun cair akan keluar dari tempatnya saat pengguna menginjak pedal yang terkoneksi dengan rangka hollow dimana ujung atasnya menempel pada tempat sabun cair, sehingga ketika pedal sabun diinjak hollow akan menekan tempat sabun cair dan sabun dapat keluar, sebaliknya jika pedal dilepas maka hollow akan terdorong ke posisi awal efek dari pegas.
Alat cuci tangan sistem injak sebelum disumbangkan Sumber : Dokumentasi Pribadi
Alat ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan versi konvensional maupun touchless elektris seperti biaya yang lebih murah dibandingkan touchless - elektris, lebih higienis daripada versi konvensional, mudah dipindah – pindahkan jika diperlukan, tidak memerlukan sumber listrik seperti touchless - elektris dan tahan lama. Alat ini jika dibuat dengan bahan – bahan yang baru dapat berkisar diantara Rp 400.000,00 – Rp 600.000,00. Alat ini rencananya akan disumbangkan dan diserahkan kepada Rukun Warga (RW 10) Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur. Harapannya, washtafel ini dapat membantu pemerintah dalam menekan laju penyebaran virus khususnya dilingkungan wilayah Rukun Warga 10 Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur sebagai daerah tempat tinggal Penulis.
ADVERTISEMENT
Dosen : Dr. Sunarno, S.Si, M.Si
Penulis : Ahmad Alwin