Cerita Energi dari Justice League

Ahmad Amiruddin
Energy Story Teller. Kolomnis Energi. PhD Student in Energy, Monash University. Alumni MSc in Sustainable Energy, University of Edinburgh, Scotland dan S1 Teknik Elektro Univ. Hasanuddin. Penerima Beasiswa Doktoral LPDP. ASN Kementerian ESDM.
Konten dari Pengguna
30 Maret 2021 8:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Amiruddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Justice League (DC Comics)
zoom-in-whitePerbesar
Justice League (DC Comics)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
What’s your super power? Tanya Flash kepada Batman. Power adalah salah satu kosa kata yang paling sering muncul di film-film Superheroes. Dengan power itu, seseorang bisa menjelma jadi pahlawan, atau berubah jadi penjahat.
ADVERTISEMENT
Tapi Power hanya modal awal. Flash punya super power yang berwujud kecepatan, tapi pertanyaan selanjutnya seberapa cepat, seberapa lama dan seberapa jauh dia berlari? Karena dari situlah energinya dihitung.
Dalam ilmu sains, energi adalah power dikalikan dengan waktu. Power dan energi merupakan satuan yang sering digunakan dalam ilmu sains. Hal yang sama juga jadi jargon dalam kelas-kelas motivasi. Para motivator berkata, percuma punya kekuatan (power) kalau tak bisa menggerakkan (energi).
Justice League adalah gambaran perebutan sumber energi. Sebenarnya tak hanya Justice League, film Avengers juga begitu, yang diperebutkan adalah batu-batu yang punya kekuatan dan juga menyimpan energi yang sangat besar. Sifat energi sebenarnya netral, dia tidak mengenal moralitas baik dan buruk.
ADVERTISEMENT
Yang memberinya nilai adalah manusia yang mengendalikan dan menggunakannya. Dia bisa menghancurkan dunia seperti yang dilakukan Thanos atau digunakan untuk menolong orang seperti yang dilakukan para pahlawan.
Sumber energi ini terbatas jumlahnya, makanya jadi rebutan. Tokoh jahat ingin menguasainya untuk menata ulang kehidupan, dan para pahlawan berusaha mencegahnya. Begitulah terus yang terjadi, sampai Flash, Green Arrow, dan Super Girl sudah season 6.
Kalau dari para tokoh di Justice League kita bisa menjadikan kekuatan para pahlawan ini sebagai perlambang apa yang kita inginkan dari energi. Flash dengan kekuatan cepatnya yang bahkan bisa melaju hingga ke masa depan, nona cantik dari Amazon yang sudah berusia ribuan tahun dan selalu husnuzzan bergelar Wonder Woman, manusia berkekuatan Super pada diri Superman, Cyborg yang bisa mengendalikan teknologi, dan yang tak kalah penting manusia kelelawar bernama asli Bruce Wayne.
ADVERTISEMENT
Mengambil sifat Flash. Saat ini manusia di bumi berpacu untuk menemukan teknologi paling bersih dan paling efisien. Beragam material dicampur dan dihybrid untuk menghasilkan material yang memiliki energy density, power density dan daya tahan panas yang tinggi. Kita ingin perubahan ini berjalan sangat cepat, karena kalau terus menunggu, bisa saja belum sampai pada titik menghasilkan energi bersih itu tapi sumber energi fosil sudah lebih dulu habis. Seperti Flash kita ingin mengintip masa depan, ingin berlari lebih cepat.
Kita juga ingin energi itu sustain, ingin bertahan lama. Seperti Wonder Woman yang bisa hidup ribuan tahun. Sayang sekali batubara yang sekarang mensuplai lebih dari setengah listrik kita, akan habis dalam 70 tahun dengan rate penggunaan seperti sekarang. Pelan-pelan minyak akan habis, dan untuk bisa bertahan lama kita harus kembali ke alam, kembali ke energi matahari, angin, gelombang, geothermal. Kita ingin seperti bangsa Amazon yang bisa bertahan dengan kekuatan alam.
ADVERTISEMENT
Sisi lain dari energi adalah magnitudenya, jumlahnya yang diperlukan besar. Tentu kita butuh makin banyak energi. Di Indonesia saja, konsumsi kita bertumbuh 6.4% pertahun dengan pembangkit berkapasitas lebih dari 66GW. Kita butuh kekuatan seperti Superman untuk melistriki lebih dari 60 juta kepala keluarga, industri dan bisnis. Pertumbuhan energi dunia juga diprediksi masih akan tumbuh tinggi. Sebelum era COVID-19, pertumbuhannya 12% per tahun, mungkin akan sedikit mengalami penurunan. Kita butuh energi super untuk menggerakkan dunia.
O iya, kabarnya Superman bisa mengangkat Bumi dalam waktu yang cukup lama, perlu dihitung berapa energi yang bisa ditransfer oleh Superman jika itu dijadikan listrik dalam kWh.
Tokoh lain dalam Justice League adalah Cyborg. Manusia setengah robot. Kalau setengah robot mungkin kurang elok, karena dia bukan robot dalam gambaran seperti Robocop, tapi dengan kemampuan Super Artifical Intelegence (AI).
ADVERTISEMENT
Sekarang eranya mengintegrasikan AI dengan pengontrolan sistem listrik maupun untuk mengontrol peralatan di rumah. Salah satu kunci menuju energi masa depan yang bersih, efisien dan flexible adalah terintegrasinya Internet of Things (IoT) dalam peralatan listrik. Era Ketika konsumen sudah berubah menjadi prosumer, produsen sekaligus consumer.
Semakin cepat integrasi itu terjadi maka makin efisienlah kita, tak perlu membangkitkan ketika tak diperlukan, atau bahkan kita bisa menjadi supplier bagi yang lain.
Terakhir dan mungkin ini yang bagi sebagian orang paling menjadi pertimbangan. Semua itu butuh uang. Dan di situlah kekuatan Batman. Joker akan tertawa mendengar ini.
***
Ahmad Amirudin, Energy Story Teller