Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Belajar dari Gontor
13 April 2018 22:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Ahmad Amri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pondok Modern Darussalam Gontor (PMD Gontor) menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi oleh peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) angkatan ke-60, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam rangka pengabdian masyarakat. Tujuan utama para peserta Sesdilu tersebut adalah untuk membagi ilmu terkait berbagai topik yang menjadi pekerjaan di Kemlu antara lain mengenai Palestina, ASEAN, Diplomasi Ekonomi dan perlindungan WNI.
Pondok Modern Darussalam Gontor (sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2016/08/30/gontor-sambut-ribuan-alumninya-dalam-peringatan-90-tahun)
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian pelaksanaan pengabdian masyarakat tersebut, peserta yang berminat juga diajak untuk mengikuti berbagai aktivitas yang biasa dilakukan oleh para santri PMD Gontor seperti sholat subuh berjamaah, mengikuti pelajaran tahsin Al-Quran, mendengarkan kultum serta bermain sepak bola. Bagi para santri sendiri, mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan yang dimulai dari sholat subuh berjamaah dan diakhiri pada malam hari pukul 21.30. Padatnya kegiatan para santri merupakan bagian dari design pendidikan di PMD Gontor yang bertujuan agar santri tidak memiliki waktu kosong dan semaksimal mungkin diberikan bekal ilmu yang bermanfaat.
Sesdilu Angkatan ke-60 Mendengarkan Kultum (sumber: foto pribadi)
Santri PMD Gontor tentunya memiliki banyak ciri khas. Namun menurut saya sebagai salah satu peserta Sesdilu ke-60, ciri khas para santri yang paling unik adalah bahasa, berpakaian rapi dan tepat waktu. Sepertinya memang ketiga hal tersebut yang paling menonjol selama saya mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat di PMD Gontor. Para santri diharuskan untuk berbahasa inggris dan arab. Kedua bahasa tersebut digunakan dalam percakapan sehari-hari baik antar santri maupun antara santri dan guru. Salah satu bahasa digunakan selama dua minggu, kemudian untuk dua minggu berikutnya mengguakan bahasa yang lain.
ADVERTISEMENT
Para santri di PMD Gontor berpakaian dengan sangat rapi. Mereka memiliki dress code untuk setiap kegiatan yang dijalankan. Walaupun masih SMP dan SMA, para santri sudah dibiasakan untuk menggunakan jas dalam kegiatan sehari-hari. Kostum tersebut tidak sering kita jumpai di SMP dan SMA pada umumnya. Tidak lupa para santri juga menggunakankan peci hitamnya dalam berbagai kesempatan.
Salah Satu Dress Code Santri PMD Gontor (sumber: https://www.gontor.ac.id/wp-content/uploads/2015/01/5-hari2.jpg)
Ciri khas lainnya dari santri PMD Gontor adalah tepat waktu. Para santri terbiasa untuk memaksimalkan waktu yang ada dengan memulai segala kegiatan sesuai waktu yang telah direncanakan. Sehingga sering kali sebelum setiap kegiatan dimulai, para santri sudah lebih awal siap dan menunggu di lokasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di pesantren.
ADVERTISEMENT
Pengalaman singkat di PMD Gontor telah memberikan berbagai pelajaran berharga bagi peserta Sesdilu ke-60 khususnya bagi saya pribadi. Ciri khas yang telah dimiliki oleh para santri diharapkan tetap melekat sekalipun mereka telah tamat dari PMD Gontor. Santri merupakan salah satu elemen generasi muda masa depan bangsa Indonesia. Diharapkan pula agar para santri dapat mengajarkan ilmu yang bermanfaat yang didapatkan dari PMD Gontor kepada masyarakat.