6 Langkah Mudah Melaksanakan Peran Ayah ASI

Ahmad Amri
Penulis
Konten dari Pengguna
7 April 2018 23:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Amri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ayah dan bayinya (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayah dan bayinya (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seiring berkembangnya zaman, perilaku manusia pun berubah dari zaman yang satu ke zaman yang lain. Perilaku-perilaku yang sifatnya tradisional yang dahulu dianggap tidak patut atau pantas untuk dilakukan, sekarang menjadi pantas dan justru menjadi keharusan. Hal ini tentu bervariasi di tiap-tiap negara termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, salah satu perilaku tradisional yang dianut oleh sebagian kelompok masyarakat adalah tugas membesarkan anak, mengerjakan urusan dapur dan lainnya merupakan kewajiban istri, sedangkan suami dalam hal rumah tangga memiliki kewajiban utama untuk mencari nafkah.
Kelompok masyarakat tersebut tidak mengenal peran ayah ASI. Sepenuhnya, hal-hal yang berkaitan dengan membesarkan anak diserahkan kepada istri. Bahkan terdapat anggapan jika seorang lelaki melakukan peran ayah ASI maka akan dipandang rendah dan condong mengerjakan aktivitas kewanitaan.
Laki-laki yang disebut menjadi Ayah ASI ketika ia menjadi seorang ayah lalu ia peduli kepada istri dan anak-anaknya, ia juga mendukung sepenuhnya keberhasilan pemberian ASI ekslusif kepada anak minimal hingga enam bulan sampai waktu penyapihan.
ADVERTISEMENT
Peran tersebut yang sebelumnya tidak dianggap penting oleh kaum lelaki, saat ini sudah tidak lagi demikian. Melaksanakan peran ayah ASI telah menjadi perilaku laki-laki zaman now, mengingat terdapat pembagian tugas yang jelas antara suami dan istri, serta kedua belah pihak memiliki tujuan bersama yaitu memberikan yang terbaik untuk sang anak.
Ilustrasi suami istri dengan bayi  (Foto: Dok: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suami istri dengan bayi (Foto: Dok: Thinkstock)
Terdapat beberapa peran ayah ASI yang telah menjadi perilaku laki-laki zaman now:
1. Memberikan waktu yang cukup untuk istri beristirahat. Ayah dalam hal ini semaksimal mungkin berupaya untuk menghabiskan waktunya dengan anak. Dengan demikian, istri dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk ‘me time’, beristirahat dan melakukan aktivitas lainnya yang dapat memberikan kebugaran pada istri.
2. Pada saat istri memberikan ASI kepada anak terutama pada malam hari, ayah ASI akan turut bangun dan memberikan support kepada istri agar tidak bosan dan kelelahan untuk memberikan asupan gizi terbaik untuk si bayi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kehadiran suami pada malam hari tersebut juga berguna untuk membantu sang istri dalam mempersiapkan segala kebutuhan dalam pemberian ASI.
3. Ayah ASI tidak akan ragu untuk membantu dalam menggantikan popok dan memandikan bayi. Kedua hal ini mungkin terkesan sederhana namun karena sifatnya yang rutin maka akan sangat membantu istri dalam memberikan ASI secara optimal kepada anak.
4. Hal sederhana lainnya yang dilakukan oleh ayah ASI adalah membatu menyendawakan bayi setelah menyusui. Jika ayah melakukan peran tersebut maka ibu akan tertolong karena akan sangat melelahkan bagi ibu jika harus melakukan semuanya sendiri.
5. Peran ayah ASI lainnya adalah membantu ibu dalam hal bersih- bersih rumah. Aktivitas sederhana seperti menyapu dan mengepel rumah atau mencuci piring dapat mengurangi beban fisik ibu.
ADVERTISEMENT
6. Ayah ASI memposisikan diri sebagai pendukung utama ibu. Ketika ibu merasa down karena banyaknya pikiran atau merasa lelah karena rutinitas dalam memberikan ASI kepada bayi, maka ayah ASI dapat berperan untuk memberikan semangat dan motivasi agar ibu tidak kendor semangatnya untuk memberikan asupan gizi terbaik bagi anak.
Dengan banyaknya manfaat peran ayah ASI, pada zaman saat ini semakin banyak laki-laki yang ingin melakukan peran tersebut. Semoga peran ayah ASI dapat dilakukan secara maksimal dan optimal dengan harapan agar ibu terbantu dalam memberikan ASI eksklusif kepada anak.
*Tulisan ini penulis persembahkan untuk putri sulung penulis Aishah dan putri yang lahir di hari yang sama tulisan ini di buat, Lubna.