Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pengalaman Berpuasa pada Bulan Ramadhan di Australia
23 April 2018 13:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Ahmad Amri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan, kurang dari sebulan, umat islam di dunia akan menjalankan salah satu rukun islam yaitu berpuasa di bulan ramadhan. Menjalankan ibadah puasa memiliki tantangan yang berbeda di berbagai negara. Untuk negara seperti Indonesia puasa biasanya dilakukan 12 hingga 14 jam dalam setiap harinya. Namun di beberapa tempat yang sedang musim panas seperti di Eropa maka puasa dapat dilakukan hingga 20 jam seharinya. Di Australia, karena biasanya puasa dilakukan di musim dingin, maka durasi puasa yang dilakukan mirip dengan Indonesia atau terkadang lebih pendek.
ADVERTISEMENT
Penduduk muslim di Australia bukanlah mayoritas, namun tidak sulit bagi umat islam khususnya yang tinggal di kota-kota besar untuk mencari masjid guna berbuka puasa dan melakukan ibadah.
Saya berkesemapatan untuk tinggal di kota Wollongong, Australia selama tiga tahun. Pengalaman berbuka puasa di Australia sangatlah berkesan. Sebagai anak kost saya sangat berbahagia karena masjid yang ada di kota tersebut menyediakan makanan untuk berbuka setiap harinya. Makanan yang disajikan pun sangat bervariasi mengingat banyaknya kelompok masyarakat dari negara yang berbeda-beda menyumbang makanan untuk berbuka. Tak terkecuali Indonesia, masyarakat Indonesia di Wollongong juga menyumbangkan makanan dan minuman khas Indonesia untuk disantap oleh masyarakat mancanegara yang tinggal di kota tersebut.
Suasana Berbuka Puasa di Wollongong, Australia (sumber: foto pribadi)
ADVERTISEMENT
Biasanya kelompok masyarakat yang mendapatkan giliran untuk menyediakan makanan berbuka menggunakan halaman masjid untuk memasak dan mempersiapakan hidangan berbuka. Jika yang menyediakan makanan berbuka dari negara Arab, maka seperti kita bisa bayangkan bersama, makanan yang disajikan adalah nasi kebuli dengan daging kambing yang diberikan bumbu khas dari negara-negara arab tersebut.
Banyak orang yang secara volunteer membantu untuk membersihkan Masjid, membagikan piring dan sendok makan, gelas plastik dsb. Lalu pihak yang menyiapkan makanan akan membagikan makanannya ke piring-piring yang telah dibagikan. Seperti biasa, setelah azan berkumandang, kurma juga disediakan oleh pihak masjid untuk menjadi makanan awal dalam berbuka puasa.
Setelah selesai makan, banyak orang yang secara volunteer membersihkan Masjid menggunkan vacuum cleaner untuk membersihan makanan yang berserakan. Ada pula yang menyemprotkan parfum ruangan agar umat islam dapat khusyuk melakukan ibadah shalat wajib dan tarawih.
Suasana usai solat berjamaah (sumber: foto pribadi)
ADVERTISEMENT
Setelah shalat tarawih sebelum shalat witir biasanya ada ustad yang memberikan ceramah singkat. Pada saat ceramah tersebut, banyak anak-anak dari negara Arab akan mendatangi kita membagikan gelas kecil lalu menuangkan kohwah atau kopi yang khas dari negara mereka masing-masing.
Ustad memberikan ceramah singkat (sumber: foto pribadi)
Bagi masyarakat Indonesia, terdapat pula kebiasaan untuk saling mengundang berbuka puasa di kediamannya masing-masing. Pada umumnya yang mengundang adalah mahasiswa atau penduduk Indonesia yang sudah berkeluarga.
Pengalaman berpuasa di Australia sangatlah berkesan dan tentunya berbeda dengan di Indonesia. Namun bagi saya pribadi, menjalankan ibadah puasa di Indonesia, dekat dengan keluarga tetap merupakan kesempatan yang paling berharga.