Konten dari Pengguna

Mahasiswa Fisioterapi UMM Memberikan Pelayanan Fisioterapi Secara Door to Door

24 Agustus 2020 5:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Awaludin Taslim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Ahmad Awaludin Taslim sedang melakukan saat melakukan pelayanan fisioterapi gratis kepada warga desa kulipak
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Awaludin Taslim sedang melakukan saat melakukan pelayanan fisioterapi gratis kepada warga desa kulipak
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam program pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa (PMM) mengadakan pelayanan fisioterapi gratis di desa kulipak, kecamatan pulau laut timur, kab. Kotabaru, di dalam program ini terdiri dari 4 orang mahasiswa asli kotabaru diantaranya Ahmad Awaludin Taslim (S1 fisioterapi), Ika mawarni (S1 fisioterapi), Siti Mahmudah (S1 manajemen), dan Ricky Wahyu Pratama (S1 teknik). Pelayanan dilakukan secara door to door karena arahan dari kepala desa untuk tidak mengadakan kegiatan mengumpulkan massa.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya kegiatan ini diluar dari proker, jadi ceritanya disini ada bidan desa yang minta tolong ke kami untuk nerapi pasiennya, katanya ada 6 orang yang ngalamin sakit di lutut sama pinggang dan udah dikasih obat gak sembuh-sembuh,j adi minta tolong ke kami buat periksa, sekalian di terapi” ujar taslim mahasiswa S1 fisioterapi.
Kegiatan ini dimulai pada tanggal 13 agustus 2020, dan berlangsung selama masa PMM yaitu hingga 30 agustus
“Pada pertemuan pertama kami berikan treatment kepada pasien berupa massage, streching, dan isometric exercise, setelah itu kami berikan edukasi terkait penyakit apa yang diderita oleh pasien dan bagaimana cara penanganannya” ujar ika
Selain memberikan treatment ternyata 2 mahasiswa yang akrab di sapa mba ika dan taslim juga meberikan pemahaman kepada warga tentang tentang apa itu profesi fisioterapi, pasalnya dari penjelaaan mereka berdua fisioterapi sering disalah artikan sebagai tukang pijat.
ADVERTISEMENT
“Antara fisioterapi dan tukang pijat sangat berbeda sekali (sambil tersenyum), pijat atau yang biasa kami kenal massage adalah salah satu keterampilan yang fisioterapis miliki, dan tidak hanya itu saja ada yang lain contohnya streching, exercise, menggunakan peralatan elektro seperti infra red, electrical stimulation, ultrasound, dan masih banyak lagi” ujar ika
Dan untuk informasi penyakit yang dialami pasien-pasien ini adalah osteoarthritis (OA) atauradang sendi, penyakit ini umumnya terjadi pada orang-orang lanjut usia, faktornya bisadisebabkan karena obesitas dan aktivitas yang mengakibatkan tekanan berlebihan serta terus-menerus di sendi lutut dan paha, jika kebiasaan imi dibiarkan terus menerus maka lamakelamaan akan menyebabkan penggerusan tulang rawan pada sendi, tulang rawan berfungsisebagai bantalan yang melapisi tulang, apabila tulang rawan ini tergerus habis akanmengakibatkan antar tulang saling bergesekan dan timbullah peradangan. Penyakit ini ditandaidengan rasa nyeri hebat dan disertai bunyi krepitasi atau bunyi khas ketika sendi digerakkan.
ADVERTISEMENT
“Seperti yang saya bilang sebelumnya fisioterapis dan tukang pijat sangat berbeda, disini letak perbedaannya, sebelum melakukan treatment ada serangkaian prosedur yang kami lakukan, pertama anamnesa atau tanya jawab untuk mencari tau lebih detail terkait informasi penyakit yang diderita, kedua pemeriksaan, pemeriksaan pada fisio sendiri lebih dikhususkan pada pemeriksaan gerak seperti mengukur rentang gerakan untuk mengetahui apakah ada keterbatasan pada gerakan dan masih banyak pemeriksaan lainnya, ketiga menetapkan diagnosa penyakit berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan, keempat kita berikan treatment sesuai dengan keluhan, untuk OA saya berikan massage untuk melemaskan otot-otot sekitar sendi yang kaku, lalu streching untuk memanjangkan otot-otot yang atrofi atau mengalami pemendekan, dan isometric exercise yaitu latihan untuk menguatkan otot-otot yang lemah serta untuk mengurangi nyeri, setelah sesi treatment kita kasih edukasi kepada pasien biasamya pasien diminta untuk melanjutkan latihan-latihan yang tadi diajarakan setiap hari pada pagi hari, fisioterapis sebisa mungkin harus membuat pasien mandiri dalam menjalani latihan agar pasien tidak sepenuhnya bergantung kepada kami jadi kami tidak datang setiap hari, lalu di minggu berikutnya kami akan datangi dan melakukan evaluasi terkait perkembangan pasien, dan sebagai catatan setiap terapis memiliki cara yang berbeda dalam memberikan treatment, terapis memiliki kebebasan dalam mengkreasikan treatment sesuai dengan wawasan, inilah seni dalam berfisioterap” ujar taslim
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan kedua mahasiswa tadi sangat jelas jika fisioterapis dan tukang pijat sangatlah berbeda.
Kegiatan PMM ini di bimbing oleh bapak Bustanol Arifin, S.Pd., M.Pd. setiap harinya
mahasiswa UMM memberikan laporan kegiatan kepada dosen pembimbing lapangan (DPL) melalui google form, dan ini merupakan bentuk monitoring oleh dosen sebagai bukti jika mahasiswa tersebut benar-benar melakukan kegiatan, serta setiap kelompok PMM diharuskan membuat publikasi salah satunya melalui social media Instagram agar masyarakat juga dapat melihat kegiatan apa yang sudah dilakukan mahasiswa UMM di dalam program PMM, kelompok PMM 43 juga mempunyai akun instagram, terbuka bagi siapa saja yang ingin melihat kegiatan kami @pmm.umm.kotabaru.
Penulis : Ahmad Awaludin Taslim
ADVERTISEMENT