Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Awal Dilakukannya Puasa Asyura Dan Keutamaan Melaksanakannya
8 Juli 2024 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ahmad Azhar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puasa Asyura merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam agama Islam, khususnya pada bulan Muharram. Keutamaan melaksanakan puasa ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah Islam, yang bermula dari zaman Nabi Muhammad SAW.
Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram, yang juga disebut sebagai hari Asyura. Keberartian hari ini telah dikenal sejak zaman Nabi Musa AS dan umat Yahudi, di mana mereka merayakannya sebagai peringatan pembebasan Bani Israel dari Firaun. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, beliau menemukan umat Yahudi juga berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya mengenai hal ini dan kemudian memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari tersebut sebagai bentuk penghormatan dan perbedaan dengan umat Yahudi.
ADVERTISEMENT
Keutamaan Melaksanakan Puasa Asyura
Melaksanakan puasa Asyura memiliki beragam keutamaan yang tercatat dalam hadis-hadis yang sahih. Di antaranya adalah:
1. Penghapus Dosa Setahun Sebelumnya: Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa yang dilakukan dalam setahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan betapa besar pengampunan Allah SWT terhadap hamba-Nya yang bertaubat dan beribadah dengan sungguh-sungguh.
2. Tradisi dari Nabi-nabi Terdahulu: Puasa Asyura juga dipraktikkan oleh nabi-nabi terdahulu, seperti Nabi Musa AS, sebagai bentuk syukur atas pembebasan dari penindasan.
3. Meniru Sunnah Rasulullah: Melaksanakan puasa Asyura adalah juga meneladani Rasulullah SAW yang menyarankan umat Islam untuk berpuasa pada hari tersebut.
4. Mendapatkan Kebaikan dan Pahala: Amalan ibadah dalam bulan Muharram, terutama puasa Asyura, dikaruniai Allah SWT dengan berlipat ganda pahala dan kebaikan.
ADVERTISEMENT
5. Menghindari Imitasi Terhadap Umat Lain: Salah satu tujuan Rasulullah SAW memerintahkan puasa Asyura adalah untuk menghindari kesamaan ritual dengan umat Yahudi yang kemudian dapat membedakan umat Islam dari umat Yahudi.
Puasa Asyura tidak hanya menjadi amalan ibadah semata, tetapi juga merupakan bagian dari identitas umat Islam dalam memelihara tradisi dan nilai-nilai keagamaan. Dengan melaksanakan puasa ini, umat Muslim dapat menguatkan ikatan spiritualnya dengan Allah SWT dan meneladani teladan para nabi terdahulu dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan ketakwaan dan pengabdian.