Konten dari Pengguna

Nilai-Nilai Akidah dalam Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah

AHMAD BAHRUL 'ULUM RAMADHANI
Mahasiswa Universita Islam Negeri Malang Santri PPMH
18 Oktober 2024 11:07 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AHMAD BAHRUL 'ULUM RAMADHANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi pembelajaran dikelas. freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pembelajaran dikelas. freepik.com

Abstrak

ADVERTISEMENT
Pendidikan akidah dan akhlak di sekolah memiliki peran penting dalam pembentukan karakter siswa yang baik. Tujuan dari pendidikan ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia yang akan mempengaruhi perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penerapannya, pendidikan akidah dan akhlak berfokus pada pembinaan keimanan kepada Allah, pengintegrasian nilai-nilai akhlak seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab, serta peran penting guru dan lingkungan sekolah dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi pembelajaran karakter. Meskipun demikian, beberapa tantangan seperti kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga dan pengaruh sosial yang kurang positif menjadi hambatan dalam penerapan nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk memastikan efektivitas pembentukan karakter siswa.
ADVERTISEMENT
Kata kunci: Pendidikan akidah, akhlak, karakter siswa, disiplin, kejujuran, nilai-nilai Islam, tantangan penerapan.

A. Pendahuluan

Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri individu dan masyarakat, yang bertujuan untuk membentuk manusia dan masyarakat yang beradab. Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai media pembudayaan dan penanaman nilai-nilai (enkulturasi dan sosialisasi). Setiap anak perlu mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaannya.
Kata "pendidikan" dalam bahasa Inggris disebut "education," yang berasal dari bahasa Latin "educare." Secara etimologis, "educare" memiliki arti melatih, dan dalam konteks pertanian, kata ini bisa diartikan sebagai menyuburkan (mengolah tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik). Pendidikan juga berarti suatu proses yang membantu mengembangkan potensi yang ada dalam diri seseorang agar dapat tumbuh, berkembang, dan memberikan manfaat bagi dirinya serta lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan dalam masyarakat. Sekolah menjadi tempat yang penting untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang akan membantu mereka beradaptasi dan bertahan hidup di lingkungan sosial. Di dalam sekolah terdapat budaya sekolah, yang berfungsi menciptakan lingkungan dan suasana yang mendukung proses pembelajaran.
Pentingnya budaya sekolah telah dijelaskan oleh Seymour dan Sarason serta Goodlad, yang menyatakan bahwa sekolah memiliki budaya tersendiri yang harus dipahami dan diterapkan jika ingin melakukan perubahan yang lebih dari sekadar tampilan luar. Budaya sekolah dapat menggambarkan bagaimana sekolah berfungsi dan bagaimana mekanisme internalnya berjalan.
Budaya sekolah adalah karakteristik unik yang dimiliki setiap sekolah. Tidak heran jika setiap sekolah memiliki aturan yang berbeda-beda. Budaya sekolah mencakup keyakinan, harapan, nilai-nilai, norma, aturan, serta rutinitas yang diterapkan oleh seluruh warga sekolah, dan ini mempengaruhi hubungan dan kinerja mereka dalam mencapai tujuan sekolah. Budaya sekolah penting karena melalui budaya tersebut, masyarakat dapat menilai kualitas sebuah sekolah. Selain itu, budaya sekolah juga membantu mengukur pola perilaku dan keyakinan para warganya.
ADVERTISEMENT
Budaya sekolah mencerminkan moral dan etika yang dianut di lembaga tersebut. Budaya ini dibentuk untuk mengarahkan warga sekolah dalam berperilaku, berinteraksi, dan berkomunikasi dengan sesama. Dari budaya sekolah, kita dapat mengetahui seperti apa struktur fisik bangunan sekolah, keindahan lingkungannya, serta apakah sekolah tersebut terawat dengan baik. Budaya sekolah juga memberikan keyakinan kepada orang tua bahwa pendidikan sangat penting untuk anak mereka, guna mencerdaskan bangsa dan melatih kedisiplinan.
Disiplin adalah salah satu faktor kunci dalam keberhasilan belajar. Disiplin dianggap sebagai syarat utama untuk mencapai tujuan hidup yang diinginkan. Dalam pandangan Islam, disiplin berarti ketaatan terhadap aturan yang telah ditetapkan Allah. Dengan menerapkan disiplin, kita bisa menghindari sifat lalai, mempermudah mencari rezeki, menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, serta menjadi ahli di bidang tertentu. Disiplin juga membantu mengatur kehidupan, menumbuhkan rasa percaya diri, menghindarkan diri dari kemaksiatan, dan membentuk pribadi yang mandiri.
ADVERTISEMENT
Disiplin dalam pendidikan berarti kepatuhan terhadap aturan yang telah disepakati di sekolah untuk mencapai tujuan bersama. Dalam dunia pendidikan, disiplin penting untuk memastikan tidak ada penyimpangan dari siswa. Oleh karena itu, penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) adalah bagian dari proses pendidikan yang harus diterima siswa sebagai konsekuensi dari tindakan mereka. Disiplin yang dimaksud berkaitan dengan semua kegiatan belajar dan aturan-aturan sekolah. Maka, penerapan disiplin yang tegas sangat penting untuk menunjukkan pengaruh positifnya terhadap perkembangan anak dalam proses pendidikan.(Nikmatulaili et al., 2023)

B. Metode

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian pustaka atau literature research. Tujuan dari tinjauan pustaka adalah untuk mengumpulkan informasi dengan cara menyelidiki sumber-sumber seperti perpustakaan, laporan, dan bacaan, serta menilai relevansinya terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Proses pengumpulan data ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi penting dari literatur yang diperlukan untuk mencapai hasil penelitian yang objektif.
ADVERTISEMENT
Metode studi pustaka mencakup serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan bahan bacaan, membaca dan mencatat informasi, serta pengelolaan materi tertulis. Peneliti memanfaatkan artikel ilmiah yang memiliki reputasi baik, serta artikel yang belum mendapat analisis mendalam. Semua data dan artikel ilmiah yang digunakan oleh peneliti diperoleh melalui Google Scholar. Informasi yang dikumpulkan mencakup buku teks, majalah, artikel ilmiah, dan tinjauan pustaka yang mengandung konsep-konsep yang relevan dengan penelitian ini.

C. Hasil dan Pembahasan

Proses perencanaan dalam penerapan nilai-nilai akidah dan akhlak bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang baik. Melalui penerapan nilai-nilai ini, siswa diharapkan dapat memahami dan mengamalkannya secara bertahap, sehingga mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Pendidikan akidah dan akhlak diharapkan mampu menumbuhkan karakter yang penuh tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Tujuan utama pendidikan karakter atau akhlak ini adalah menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang tinggi. Dengan demikian, siswa dapat berperilaku baik tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di masyarakat, serta sebagai warga negara yang berakhlak mulia. teks Anda di sini memakai font Times New Roman 12pt, spasi 1,15 dan dalam satu kolom. Subbab ini berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan pembandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis.
Jika Anda perlu menyertakan tabel, gambar, gambar, atau ilustrasi lainnya, berikan file gambar sebagai lampiran untuk file pengiriman Anda. Namun, kami menyarankan agar Anda dapat mengubah ilustrasi tersebut menjadi narasi dan tidak menyertakan gambar apa pun di artikel Anda.(Nikmatulaili et al., 2023)
ADVERTISEMENT

1. Penerapan Nilai-Nilai Keimanan

Anda Nilai-nilai keimanan adalah aspek dasar yang mendasari seluruh ajaran akidah. Dalam konteks pendidikan karakter di sekolah, keimanan memberikan pedoman moral dan etika bagi siswa untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik. Keimanan kepada Allah menjadi landasan utama dalam membentuk sikap siswa, yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari melalui sikap disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Kegiatan-kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, doa bersama, dan pembiasaan adab Islam dalam interaksi sehari-hari menjadi bagian dari penerapan nilai-nilai keimanan yang terstruktur.

2. Integrasi Nilai-Nilai Akhlak Mulia

Nilai-nilai akhlak mulia seperti kejujuran, amanah, sopan santun, dan toleransi menjadi bagian integral dari pendidikan karakter berbasis akidah. Pembelajaran akidah akhlak mengajarkan siswa untuk tidak hanya memahami, tetapi juga menanamkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, melalui pembelajaran yang menekankan pentingnya sikap disiplin dan menghargai waktu, siswa diajak untuk menginternalisasi kebiasaan dengan baik. Keteladanan dari para guru juga menjadi faktor penting dalam mendidik siswa agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai akhlak mulia.
ADVERTISEMENT

3. Peran Guru dan Lingkungan Sekolah

Penerapan nilai-nilai akidah dalam karakter pendidikan sangat bergantung pada peran guru dan lingkungan sekolah. Guru bertanggung jawab tidak hanya sebagai pengajar, namun juga sebagai penerapan dalam nilai-nilai Islam. Selain itu, lingkungan sekolah yang mendukung melalui program-program keagamaan seperti kegiatan Rohani Islam (Rohis) juga berkontribusi dalam membangun karakter siswa. Lingkungan sekolah yang Islami, baik melalui suasana fisik maupun sosial, mendorong siswa untuk menerapkan nilai-nilai akidah dalam interaksi sosial mereka.

4. Tantangan dalam Penerapan Nilai-Nilai Akidah

Meskipun nilai-nilai akidah memiliki pengaruh besar dalam karakter pendidikan, penerapannya menghadapi sejumlah tantangan. Di antaranya adalah kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga yang terkadang tidak sejalan dengan pembiasaan di sekolah. Selain itu, lingkungan sosial yang kurang mendukung atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai akidah dapat menghambat proses pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu, kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan nilai-nilai ini dapat diterapkan secara konsisten dan efektif.
ADVERTISEMENT

5. Upaya Meningkatkan Efektivitas Penerapan

Untuk mengatasi tantangan dalam penerapan nilai-nilai akidah, sekolah perlu melakukan berbagai upaya, seperti meningkatkan komunikasi dengan orang tua serta menciptakan inovasi dalam metode pengajaran. Penggunaan media pembelajaran yang menarik, seperti multimedia dan teknologi digital, dapat membantu dalam menyampaikan materi akidah yang lebih interaktif dan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, evaluasi berkala terhadap program-program pembelajaran akidah dapat membantu dalam meningkatkan efektivitas penerapannya.

D. Simpulan

Penerapan nilai-nilai akidah dan akhlak dalam pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa yang beradab dan bertanggung jawab. Proses ini tidak hanya mencakup aspek intelektual, tetapi juga menekankan pentingnya kecerdasan emosional dan spiritual, sehingga siswa dapat menjalani kehidupan dengan disiplin dan berakhlak mulia, baik di sekolah maupun di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Nilai-nilai keimanan, seperti keyakinan kepada Allah, menjadi dasar yang membimbing siswa dalam bersikap jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia seperti sopan santun, kejujuran, dan toleransi melalui pembelajaran sehari-hari mendorong siswa untuk menjadikannya sebagai kebiasaan hidup. Peran guru sebagai panutan dan lingkungan sekolah yang mendukung melalui program-program keagamaan juga memberikan kontribusi besar dalam pembentukan karakter siswa.
Namun, tantangan dalam penerapan nilai-nilai akidah di sekolah tetap ada, terutama dari lingkungan keluarga dan sosial yang mungkin tidak sejalan. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk memastikan penerapan nilai-nilai ini berjalan secara konsisten dan efektif.

Daftar Rujukan

Ambarsari, Dewi, and Astuti Darmiyati. “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Di MI. Tarbiyatussibyan Telukjambe Timur Karawang.” Edudeena : Journal of Islamic Religious Education 6, no. 2 (2022): 117–28.
ADVERTISEMENT
Andriani, Ai, Nanang Hanafiah, and M. SetiawanAndriani, A., Hanafiah, N., & Setiawan. “Implementasi Nilai-Nilai Akidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Kabupaten Garut.” Tanzhimuna 1, no. 2 (2021): 14–31.
Jannah, Miftahul. “Peran Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter Siswa.” Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 4, no. 2 (2020): 237. https://doi.org/10.35931/am.v4i2.326.
Nikmatulaili, Nikmatulaili, Rifma Rifma, and Syahril Syahril. “Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik.” Journal of Education and Instruction (JOEAI) 6, no. 1 (2023): 262–69. https://doi.org/10.31539/joeai.v6i1.5696.
Sifa, Regin Marina. “Implementasi Budaya Dan Pendidikan Karakter Dalam Membentuk Karakter Islami Di SD Nurfadilah.” Pendidikan Tambusai 6, no. 2 (2022): 13081–89.
Suryawati, Dewi Prasari. “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Di MTs Negeri Semanu Gunungkidul.” Jurnal Pendidikan Madrasah 1, no. 2 (2016): 314.
ADVERTISEMENT
Ahmad Bahrul 'Ulum Ramadhani, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN Malang.