Budaya 5S Kunci Hidup Rukun

Ahmad Baihaqi
Saya adalah mahasiswa program studi Penerbitan (Jurnalistik) tingkat dua di Politeknik Negeri Jakarta. Saat ini saya aktif kuliah dan berorganisasi sebagai ketua himpunan untuk jurusan saya Teknik Grafika dan Penerbitan.
Konten dari Pengguna
19 Juni 2022 1:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Baihaqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penerapan budaya 5S saat berkomunikasi/Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penerapan budaya 5S saat berkomunikasi/Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah 5S, yakni senyum, sapa, salam, sopan, dan santun. Budaya 5S merupakan salah satu kebiasaan yang sudah diajarkan sejak anak-anak, baik oleh orang tua maupun guru di sekolah.
ADVERTISEMENT
Namun, pernahkah kamu berpikir mengapa orang tua dan guru selalu mengajarkan budaya 5S? Sejatinya, 5S merupakan nilai moral dasar yang harus dimiliki oleh individu dalam kehidupan sosial.
Hal tersebut disebabkan saat kita melakukan aktivitas sosial, baik dengan individu atau sebuah kelompok, kita harus bisa menciptakan kesan yang baik dan membuat nyaman orang lain. Terlebih ketika kita bertemu dengan orang yang baru kita temui, 5S dapat menjadi penentu apakah orang tersebut akan berteman dengan kita atau tidak.
Perlu diketahui bahwa setiap ‘S’ dalam 5S sangat penting untuk dilakukan saat kita bersosialisasi dengan orang lain.
Senyum, coba bayangkan saat kita bertemu dengan orang baik yang sudah kita kenal maupun yang belum, tetapi kita tidak memberikan senyuman. Maka, orang itu akan merasa kesal atau menganggap ada yang salah dalam dirinya akibat kita tidak tersenyum.
ADVERTISEMENT
Sapa, saat bertemu dengan orang sudah sebaiknya kita memberikan sapaan. Jika mengenal orang tersebut kita dapat menyapa dengan menyebut nama panggilannya. Namun, jika belum mengenal kita tetap bisa menyapa dengan menyebut kata sapaan seperti “Pak”, “Bu”, “Kak”, atau kata sapaan lain yang sesuai dengan gender atau usia orang tersebut.
Salam, mengucapkan salam saat bertemu dengan orang adalah bentuk lebih baik dari sekadar memberikan sapaan. Salam juga dapat menjadi pembuka yang baik saat kita ingin memulai obrolan dengan seseorang. Salam yang kita berikan dapat disesuaikan dengan lawan bicara, seperti “Assalamualaikum” untuk yang beragama islam atau salam sesuai dengan waktu berbicara, seperti “Selamat pagi”.
Sopan, sopan sendiri memiliki arti sikap hormat dan beradab dalam berperilaku. Coba bayangkan saat kita bertemu dengan seseorang dan kita tidak bersikap sopan, dapat dipastikan orang yang kita temui akan merasa tidak nyaman. Jadi, sudah seharusnya kita bersikap sopan saat bertemu dengan orang, baik yang sudah dikenal maupun belum.
ADVERTISEMENT
Santun, berbeda dengan sopan yang berkaitan dengan perilaku, santun berhubungan dengan tutur kata. Santun adalah cara bertutur kata yang baik dan halus, hal ini sangat penting dalam terciptanya kenyamanan seseorang saat berkomunikasi, terutama saat kita berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal atau memiliki usia lebih tua.
Itulah budaya 5S yang sudah seharusnya terus ditumbuhkan oleh setiap orang guna terciptanya kerukunan sosial di masyarakat. Terlebih Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keramahan rakyatnya, sehingga budaya 5S harus terus ditumbuhkan, terutama pada generasi penerus bangsa.