Konten dari Pengguna

Anak Muda Indonesia, Emas atau Cemas?

Ahmad Fadlan azizi
Lulusan Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
11 September 2024 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Fadlan azizi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akhir akhir ini banyak yang berbicara mengenai masa depan Indonesia. Mulai dari struktur politik, kehidupan sosial serta generasi penerus kedepannya. Bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada 2030-2045 di Indonesia membawa sebuah harapan baru untuk negara ini. Indonesia Emas menjadi sebutan untuk momentum yang akan terjadi ini. Begitulah kira-kira harapan mayoritas masyarakat kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Namun, siapa sangka gejolak yang terjadi akhir akhir ini membawa harapan Indonesia Emas luntur begitu saja bahkan banyak yang menyebutnya Indonesia Cemas. Tak lain hal ini terjadi sebab banyaknya gejolak seperti sulit dan mahalnya akses pendidikan di Indonesia, gelombang PHK massal yang terjadi akhir-akhir ini, sedikitnya lowongan pekerjaan serta banyaknya anak-anak stunting di Indonesia.
Berdasarkan keterangan dari konfederasi serikat buruh seluruh Indonesia (KSBSI) terdapat hampir 50 ribu buruh terkena PHK sejak Januari hingga Agustus 2024.
Selain itu, kita dipertontonkan dengan kenyataan bahwa keadaan politik hari ini hanya mementingkan segelintir kelompok ataupun keluarga. Keadaan ini diperkuat dengan maraknya politik dinasti yang terjadi.
Dari sisi akses pendidikan, survey yang dilakukan oleh Politic and Economic Risk Consultan (PERC) menyebutkan bahwa angka pendidikan di Indonesia urutan terakhir dari 12 negara di Asia. Terdapat faktor lain dalam hal ini seperti biaya pendidikan yang terus naik, kurikulum yang berganti-ganti, dan kompetensi guru yang tidak sesuai serta gaji tenaga pendidik yang rendah.
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai macam faktor-faktor yang terjadi di Indonesia, tak heran jika anak-anak muda banyak yang cemas akan masa depannya. Banyak dari generasi penerus ini memilih untuk bekerja di Luar Negeri. Sebab, di Negara lain terdapatnya banyak lowongan pekerjaan, beban dan gaji pekerjaan yang sesuai, akses kesehatan dan pendidikan yang mudah.
Jika memang benar nantinya momentum bonus demografi di Indonesia ini terjadi dan persiapan untuk momentum tersebut tidak dimanfaatkan secara baik, maka tidak heran jika Indonesia Emas akan berubah menjadi Indonesia Cemas.