Pemanfaatan Tik Tok @bicarapede Sebagai Media Belajar Public Speaking Mahasiswa

Ahmad Faid Ridho Asrofin
Im a student of Syarif Hidayatullah State Islamic University Of Jakarta
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 9:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Faid Ridho Asrofin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Public speaking merupakan sebuah seni berbicara di depan umum. Menurut seorang filsuf Yunani Aristoteles mengidentifikasi lima elemen retorika dalam hal public speaking ini meliputi the speaker, the speech (message), the audience, the occasion dan the effect (Parvis, 2001). Dua kata kunci yang dapat diambil dari istilah public speaking ini adalah seni dan di depan umum.
ADVERTISEMENT
Kata kunci yang pertama yaitu seni, karena public speaking menjadi sebuah seni jadi tidak ada patokan baku maupun rumus tertentu yang bisa menjelaskannya. Seorang speaker bisa berinovasi dengan jalan bicaranya sendiri. Seorang Tony Robbins dalam membawakan acara tentu berbeda dengan Andy Flores, seorang Pandji Pragiwaksono tentu punya ciri khas berbicara yang berbeda dengan Ernest Prakasa. Itulah artinya bahwa public speaking memiliki seni yang fleksibel yang dalam konteksnya speaker mampu membuat pembicaraan untuk audience yang berbeda, pada kesempatan yang berbeda dan untuk efek yang berbeda pula (Parvis, 2001).
Kata kunci yang kedua yaitu di depan umum, artinya kuncinya adalah publik. Yang menjadi indikator sukses atau tidaknya public speaking adalah tingkat keterpengaruhan atau tidaknya publik terhadap apa yang dikatakan seorang speaker. Dan indikator yang frekuensinya lebih jauh lagi yakni publik tergerak atau tidak melakukan apa yang diinginkan oleh speaker.
ADVERTISEMENT
Dari situlah dapat terlihat perbedaan speaker yang hanya mengejar tepuk tangan audience dengan speaker yang targetnya adalah memengaruhi, mind-blowing dan menggerakkan orang. Karena pada hakikatnya tujuan berbicara pada hal ini adalah menggerakkan dan juga mengubah orang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Oleh sebab itu seorang speaker harus memiliki subjek yang hidup, harus memperlakukannya secara hidup dan harus meyakinkan audience bahwa dia sendiri hidup (Stratton, 1920).
Sumber Gambar: https://www.pexels.com/photo/man-wearing-gray-dress-shirt-and-blue-jeans-3184317/
Skill public speaking ini tentunya sangat penting. Menurut timeshighereducation.com ada sebelas skill set yang dibutuhkan diera digital age ini dan komunikasi berada di urutan pertama dengan tingkat keterpengaruhan yang besar antara supply dan tuntutannya. Dan pada kenyataannya kebutuhan akan keahlian ini di pasar tinggi, namun yang mampu melakukannya dengan baik cukup sedikit. Salah satu wujud dari komunikasi ini adalah berbicara yang tentunya menjadi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial.
ADVERTISEMENT
Hampir semua bidang profesi membutuhkan skill public speaking, salah satunya yaitu mahasiswa. Mahasiswa sebagai seorang insan akademika sudah pasti membutuhkan public speaking dalam mentransformasikan ilmu-ilmunya. Namun public speaking ini masih menjadi salah satu momok ketakutan bagi para mahasiswa yang dapat mengganggu dengan gejala kecemasan emosional dan psikisnya.
Hal ini terbukti saat adanya kegiatan presentasi di kelas mahasiswa yang tidak terbiasa berbicara di depan umum akan terengah-engah saat berbicara, berkeringat dan detak jantungnya meningkat (Grubaugh, 1990). Oleh karenanya skill public speaking menjadi aset yang harus diperoleh dan dibagikan oleh individu profesional kepada orang lain, yang dalam hal ini adalah kepada seorang mahasiswa (Parvis, 2001). Para dosen biasanya menggunakan berbagai metode untuk mengembangkan skill public speaking mahasiswa diantaranya melalui pertanyaan, diskusi, seminar socrates, think-pair-shares, teka-teki dan juga proyek kelompok kecil (Hanna, 2018).
ADVERTISEMENT
Namun seiring berkembangnya teknologi digital telah banyak hadir platform untuk menjadi media pembelajaran public speaking bagi para mahasiswa salah satunya yaitu melalui aplikasi Tik Tok. Aplikasi yang dahulunya dikenal dengan sebutan Douyin ini diluncurkan pada tahun 2016 oleh seorang pendiri Toutiao asal Tiongkok yaitu Zhang Yiming. Munculnya aplikasi Tik Tok ini menjadi magnet tersendiri bagi para pengguna media sosial tidak terkecuali bagi para mahasiswa. Lantaran dalam aplikasi tersebut memungkinkan pengguna untuk membuat ataupun hanya sekadar menikmati video pendek yang dibagikan oleh sang pembuat content tersebut.
Semakin dewasa ini Tik Tok yang dahulunya hanya berisi content menari diiringi musik-musik kontemporer kini berkembang juga sebagai media edukasi pembelajaran. Banyak content creator yang kini membagikan content edukasi kepada para pengguna aplikasi Tik Tok diantaranya yaitu akun Tik Tok @bicarapede. Pemilik akun @bicarapede dengan nama asli M. Syafiul Muktapa ini sering membagikan video seputar public speaking. Oleh karenanya akun Tik Tok ini sangat relevan bagi para mahasiswa yang ini belajar mengenai skill public speaking.
ADVERTISEMENT
Diantara banyaknya video yang telah diunggah oleh akun @bicarapede terdapat content video yang sangat bermanfaat bagi para mahasiswa ketika melakukan presentasi. Dalam video tersebut @bicarapede membagikan tips dalam melakukan pembukaan kegiatan presentasi. @bicarapede memberikan teknik yang ia buat dengan istilah DPT. Uraian dari DPT sendiri yakni D (data), P (perkenalan diri) dan T (topik presentasi).
Agar tidak membingungkan para audience @bicarapede juga memberikan contoh langsung dari teknik DPT tersebut. Contoh dari teknik tersebut dapat diawali dengan “Menurut data dari…” atau “Dikutip dari data…”, lalu kemudian sampaikan data yang berkaitan dengan topik yang akan dibicarakan juga sampaikan maksud data tersebut dengan kalimat “Dari data tersebut kita dapat memahami bahwa…”. Setelah itu memperkenalkan nama dan diikuti dengan penyampaian topik presentasi.
ADVERTISEMENT
Adanya pembukaan presentasi juga tentu ada penutupan presentasi. Akun @bicarapede di salah satu videonya juga membubuhkan tips menutup presentasi yang terstruktur tetapi tetap simpel. Ia memberikan sebuah metode yang diistilahkan dengan sebutan surat. Jabaran dari teknik surat yaitu su (simpluan), ra (harapan) dan t (terima kasih audience).
Dari metode tersebut dapat diaktualisasikan dengan diawali kalimat “Dari presentasi saya dapat disimpulkan…” dengan mengambil beberapa point saja yang mewakili. Kemudian dalam bagian harapan dapat dimulai dengan kata “Semoga…”, lalu setelahnya pemberian ucapan terima kasih atas partisipasi audience.
DAFTAR PUSTAKA
Grubaugh, S. (1990). Public Speaking: Reducing Student Apprehension and Improving Oral Skills. The Clearing House, 63(6), 255–258. http://www.jstor.org/stable/30188488
Hanna, J. L. (2018). Reducing Fear with Recitations: Improving Public Speaking through Poetry. The English Journal, 107(5), 39–43. https://www.jstor.org/stable/26610163
ADVERTISEMENT
Parvis, L. F. (2001). The Importance of Communication and Public-Speaking Skills. Journal of Environmental Health, 63(9), 35–44. http://www.jstor.org/stable/44531703
Stratton, C. (1920). PUBLIC SPEAKING. The Journal of Education, 92(17 (2303)), 470. http://www.jstor.org/stable/42830156
Video Akun Tik Tok @bicarapede, https://vt.tiktok.com/ZS8J97ufF/
Video Akun Tik Tok @bicarapede, https://vt.tiktok.com/ZS8J9oEMW/