Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Laksa Tangerang Sudah Jarang Ditemui Pada Pedagang Keliling, Ini Alasannya!
12 Desember 2022 14:07 WIB
Tulisan dari AHMAD FAUZAN AKBAR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Laksa merupakan makanan khas yang berada pada beberapa Kota di Indonesia, termasuk di Kota Tangerang yang dikenal sebagai Laksa Tangerang. Laksa Tangerang berkembang setiap waktu sejak ratusan tahun yang lalu. Laksa pada tahun 1970 dijual banyak pedagang keliling di Tangerang, dengan teriakan, “laksa… laksa…” oleh pedagang yang keliling kampung.
ADVERTISEMENT
Laksa Tangerang berbeda dengan laksa yang lainnya, laksa di sini bahan utamanya adalah seperti bihun tapi tebalnya mirip spaghetti yang terbuat dari beras. Selanjutnya disiram dengan kuah laksa yang dimasak dari kacang hijau, santan, kaldu ayam dan kentang. Selain itu disediakan juga tambahan telur dan sepotong ayam kampung. Sebelum disajikan masakan ini diberi taburan daun kucai yang dipotong kecil-kecil.
Terdapat dua macam jenis Laksa Tangerang yaitu Laksa Nyonya dan Laksa Nyai. Laksa biasanya dinikmati untuk sarapan dan dapat dijumpai di pusat-pusat keramaian seperti pasar. Meski demikian, pedagang Laksa di Jalan Mohammad Yamin Tangerang justru membuka dagangannya 24 jam.
Untuk mencicipi sepiring Laksa yang hangat di Kawasan Kuliner Laksa Tangerang, 1 porsi laksa polos dijual seharga Rp10.000 jika ditambah telur seharga Rp15.000 ataupun ditambah sepotong ayam kampung menjadi Rp25.000.
ADVERTISEMENT
Namun karena perkembangan zaman, Laksa mulai tergeser jenis makanan lain yang siap saji serta murah harganya. Sehingga laksa sudah jarang bahkan sulit ditemui pada pedagang keliling.
Senada dengan itu, Putra dan Muhammad selaku anak muda asli Kota Tangerang juga berkomentar sudah jarang menemui pedagang laksa keliling.
“Pernah lihat tapi itu dulu waktu masih kecil di dekat rumah terus jualannya itu dengan cara dipikul, sekarang udah nggak pernah lihat, tapi pernah coba laksa khas Tangerang dan itu enak apalagi kalau pake telur, mungkin nanti akan coba cari lagi dan beli,” Ungkapnya di Alun-alun Ahmad Yani Kota Tangerang, Sabtu (10/12).
Menurut Hamzah seorang penjual laksa di Kawasan Kuliner Laksa Tangerang, alasan Laksa Tangerang sudah jarang ditemui pada pedagang keliling karena kebanyakan mereka lebih memilih berjualan dengan cara mangkal.
ADVERTISEMENT
“Untuk yang berjualan keliling sebenarnya masih ada, cuman kebanyakan lebih milih mangkal di sekitar sini di Jalan Mohammad Yamin sepanjang jalan pasti ada pedagang laksa, kurang tahu pasti kalo ditempat lain,” Ujar Hamzah di Kawasan Kuliner Laksa Tangerang, Sabtu (10/12).
Tergesernya laksa dengan jenis makanan lain bukan tanpa sebab, melainkan kurangnya minat terutama anak muda terhadap laksa yang menjadi salah satu alasannya.
“Hampir semua yang datang kesini sudah berkeluarga, sekitar umur 30 tahun keatas. Tapi anak muda juga ada cuman ga banyak di hari sabtu dan minggu. Dan kalau bisa habis atau nggak itu alhamdulillah untuk 1 hari kalau sepi bisa habis sekitar 15 porsi, kalau ramai bisa 30 porsi,” Ucap Hamzah.
ADVERTISEMENT
Walaupun tergeser, keberadaan mereka tetap mendapat tempat di hati banyak masyarakat dan didukung oleh Pemerintah Kota Tangerang. Yaitu dengan dibangunnya Kawasan Kuliner Laksa Tangerang. Serta kebanyakan bangunan disana dibuat dari bambu dan terdapat banyak pohon, sehingga terlihat asri walaupun berada di tengah kota.
Disana juga disediakan lahan parkir yang luas untuk bisa menampung kendaraan roda dua dan roda empat. Selain itu, pedagang laksa di Kawasan Kuliner Laksa Tangerang memiliki piagam pembinaan yang sudah memenuhi syarat dan ditandatangani oleh pejabat setempat, mereka juga sudah mengikuti perkembangan zaman dengan menjual melalui online. Salah satu yang bisa ditemukan yaitu dengan nama Laksa Bang UU.
“Dulu juga awalnya berjualan dengan cara keliling. Nah, terus tahun 2009 di bangun tempat ini akhirnya lebih memilih jualan disini sampai sekarang, ada saja pasti yang beli bahkan sampai malam mungkin habis kerja, makan disini sama dibawa pulang, apalagi kita juga sudah ada piagam pembinaan dan memenuhi syarat untuk menjual laksa khas Tangerang, dan kita juga jual melalui online Namanya Laksa Bang UU,” Ucap Hamzah.
ADVERTISEMENT
Kini pedagang Laksa Tangerang secara permanen dapat ditemui berjajar di Jalan Mohammad Yamin, Kelurahan Babakan, Kota Tangerang. Depan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kota Tangerang.
Dengan sudah adanya Kawasan Kuliner Laksa Tangerang, Hamzah berharap generasi muda terutama anak muda asli Kota Tangerang melestarikan makanan ini dengan cara sesekali mencoba sehingga mengenali dan tahu bahwa laksa khas Kota Tangerang berbeda dengan laksa yang lain. Jika tidak bisa menemukan di pedagang keliling dan tidak bisa datang ke Kawasan Kuliner Laksa Tangerang, bisa memesannya di online (Shopee Food, Grabfood, dan Gofood) dengan nama Laksa Bang UU.
Penulis: Ahmad Fauzan Akbar, Mahasiswa semester 3 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ADVERTISEMENT