Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Kenapa Kita Harus Belajar Sejarah?
30 Juli 2023 19:16 WIB
Tulisan dari Ahmad Haetami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lalu, ada apa dengan sejarah? Perasaan, sejarah tidak begitu penting. Ia hanya berkisah tentang peristiwa, manusia, tanda-tanda, lalu selesai. Lalu apa pentingnya kita belajar sejarah? Terus buat apa kita pusing menghafal tanggal dan tokoh padahal tidak berguna buat kita di masa depan?
Ketika mendengar penyataan seperti itu, pikiran kita seolah diajak untuk mengangguk. Tentu jika sejarah tidak dipahami, sejarah tidak ada artinya. Maka benarlah kata seorang pemikir bahwa, seluruh peristiwa yang terjadi memang tidak ada harganya. Karena manusia sendiri yang memberi harga dan makna atas semua peristiwa yang terjadi itu.
Artinya ketika kita mencoba melihat apa yang tidak bisa dilihat orang pada umumnya. Dari situlah letak harga sejarah yang tidak ternilai. Sejarah tidak memiliki arti bagi mereka yang hanya menghafal tanggal dan tokoh. Namun, sejarah punya makna yang besar bagi mereka yang ingin mencoba merangkai sejarah itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Saya teringat sebuah kalimat yang ditulis oleh Ustaz Felix Siauw dalam buku Muhammad Al Fatih 1453 yang menjelaskan bahwa, sejarah memberikan kepada seseorang lebih dari sekadar informasi. Ia merancang cara berpikir seseorang saat ini dan menentukan langkah yang akan ia ambil di masa yang akan datang. Jadi begitulah letak sejarah berfungsi bagi mereka yang memaknai dan bagi mereka yang ingin merangkai sejarahnya sendiri.
Seperti yang diungkapkan oleh Syaikh Taqiyyudin an-Nabhani dalam bukunya at-Tafkir menjelaskan bahwa berpikir tidak akan bisa terwujud kecuali dengan adanya informasi terlebih dahulu dan informasi itu adalah sejarah, mari kita buka lembaran biografi tokoh besar yang mencatat nama cemerlang di panggung sejarah.
Sebut saja Muhammad Al Fatih, seorang anak muda penakluk Konstantinopel berusia 21 tahun. Ada satu fakta konkret sejarah yang punya nilai tersendiri bagi Muhammad Al Fatih. Nilai sejarah ia gunakan sebagai salah satu cara perangnya dalam membebaskan kota Konstantinopel.
ADVERTISEMENT
Ada satu episode besar yang membuat Eropa gempar pada masa itu. Cara perang yang tidak masuk akal menjadikan sejarawan berlomba-lomba mencatatnya dalam tulisan mahakarya mereka.
Bagaimana mungkin, 72 kapal perang raksasa dipindahkan dari sisi lokasi yang satu ke lokasi yang lain dalam waktu satu malam. Yang fenomenal, berpindahnya bukan melalui laut! Sebanyak 72 kapal itu dipindahkan lewat yang bukit tinggi dengan jarak 1,5 meter. Kapal-kapal itu ditarik melalui darat seakan sedang berlayar di lautan, lengkap dengan seluruh awak dan perlengkapannya.
Setelah dipelajari dari sisi sejarah, ternyata cara itu pernah dipakai terdahulu oleh Salahuddin Al Ayyubi yang memindahkan kapal dayung dari jalur darat menuju laut merah. Ternyata Muhammad Al Fatih termotivasi dari sejarah besar itu, kemudian ia menciptakan sejarah baru.
ADVERTISEMENT
Dari kisah di atas dapat kita pahami, bahwa membaca sejarah dan kisah-kisah tentang orang yang memiliki keutamaan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi seorang yang mempelajarinya.
Dari kisah tersebut bisa kita pahami, dengan membuka lembar sejarah maka akan melegakan jiwa. Serta mengisi kehampaan dan membentuk karakter yang penuh semangat dilandasi kebaikan serta menghilangkan rasa malas sehingga mendatangkan semangat baru.