Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Surat Yang Tak Sampai di Beranda
20 Agustus 2023 7:53 WIB
Tulisan dari Ahmad Haetami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
"Cinta itu doa, doa adalah cinta. Maka siapa yang mendoakanmu berarti dia sudah sampai tahap benar-benar mencintaimu karena Allah". -Maulana Jalaluddin Rumi.
ADVERTISEMENT
Kalimat " yang penting sehat" terkesan menyepelekan nikmat sehat. Padahal sehat adalah nikmat tertinggi yang harus disyukuri. Sehat adalah gerbang pembuka kenikmatan yang lainnya. Lalu apa jadinya jika ada yang mengatakan ia bahwa ia sedang "sakit hati, patah hati". Bahkan bunuh diri karena putus cinta. Apakah ada yang salah dengan cinta?
"Jatuh Cinta", sepertinya cinta tidak akan pernah jatuh, sejak kapan cinta bisa terbang atau nyangkut di pohon sehingga bisa terjatuh. Bukankah cinta adalah satu titik kemurnian cahaya yang terlahir ke bumi, pemberian dari sang Maha Kasih untuk menerangi semesta.
Mungkin, semua orang berhak mendefinisikan cinta, tapi adakah yang sampai pada puncak definisi itu sendiri?
Urusan hati memang begitu rumit, ketika seseorang putus cinta atau diselingkuhi oleh pasangannya dengan mudah ia mengatakan sakit hati atau patah hati. Padahal hati tetap seperti itu, pun kalau ada yang sakit harusnya ada darah yang mengalir keluar atau hatinya rusak terlindas mobil truk. Kalau pun patah, emang hati bentuknya panjang berdiri tegak? Ahh, rumit sekali ngomongin hati. Lantas, bagaimana dengan orang yang mudah mengatakan hal itu, kayanya harus lebih berhati-hati lagi jika membicarakan hati.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Abrisyam, lelaki kurus dengan rambut agak sedikit panjang. Raut wajah lesuh di tambah balutan kulit sawo matang dengan tinggi badan yang tak terlalu tinggi-tinggi amat cukup melengkapi penderitaan yang sedang ia rasakan.
Ya, ia sedang gila dalam lamunan kehampaan. Sepertinya begitu, jatuh cinta hanya menimbulkan pengharapan yang tak berkesudahan. Sayangnya hatinya keras kepala, begitu juga dengan pikirannya terpenjara sepi. Ia selalu saja berusaha untuk menghadirkan dambaannya walau pikirannya sedang terkontaminasi.
Ainun, wanita yang biasa di sapa Nun ini kadang menampakkan sifat lucu dan bertingkah konyol dengan segudang cerita menyenangkan hingga membuat Abrisyam selalu mendekam dalam heningnya malam. Tingkah aneh yang hadir dalam lamunan membuatnya senyum-senyum sendiri tanpa riuh dalam kesendirian seringkali hadir tatkala malam menjemput sepi.
ADVERTISEMENT
"Aku mencoba berpikir. Bagaimana bisa hatiku yang setiap hari riang, mataku tiba-tiba berbinar menjatuhkan air mata?" Gumam Abrisyam dalam hatinya.
Tatapannya sedang menandakan jatuh cinta. Berbinar, mata tak pernah bisa berbohong. Bukankah air mata lambang kejujuran, ia satu-satunya aliran suci yang keluar dari tubuh manusia. Sepertinya begitu, jatuh cinta kepadanya hanya akan membentuk pada cerita yang lambat laun entah akan berjalan membentuk arah. Ribuan kata yang tersurat terbang kepada seorang manusia terkasih.
Tanggal merah sekalipun sama saja seperti hari baisanya; Selalu saja ada berbagai macam hal yang mengingatkan ia pada dirinya. Maka, Apabila suatu hari nanti sang waktu tak mengizinkan ia untuk berada di sebelahnya, biarkan sang waktu berlari-lari seperti biasanya.
Nun, kamu juga boleh berlari untuk membuat jarak dengan tempat dimana ia berada. Kamu perlu bahagia, ia juga perlu belajar mengikhlaskan. Tentunya saat itu akan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan tentangmu, banyak juga pertanyaan yang tak akan terjawab dan ia harap tak akan pernah lupa tentang satu hal: Doa.
ADVERTISEMENT
Tanpa perlu banyak bicara, kita akan selalu tahu bahwa doa akan selalu sampai pada satu alamat dengan tepat dan selamat. Dan semoga saja doa-doa cukup untuk memelukmu di kejauhan, biarlah Dia yang menjadi sebaik-baiknya penjaga.
Sepertinya begitu, surat ini tak akan pernah sampai di beranda rumahmu. Sebab aku tak pernah membagikannya dimana pun, kecuali disini ‘Tempat yang tak pernah kamu kunjungi’.
Maka apabila suatu hari nanti sang waktu mengizinkanmu untuk membaca surat ini. Ketahuilah, bahwa semua ini tidak terjadi secara tiba-tiba, ada serangkaian peristiwa dan doa-doa yang telah disemogakan sejak lama.