Konten dari Pengguna

Merekonstruksi Paradoks antara Melestarikan Lingkungan dan Pertumbuhan Ekonomi

Ahmad Haris Kurnia
Seorang mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 September 2023 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Haris Kurnia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : https://unsplash.com/photos/yxJ8mOrFRpo
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : https://unsplash.com/photos/yxJ8mOrFRpo
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan sering kali dianggap sebagai dua hal yang bertentangan. Paradoks ini telah lama menjadi fokus perdebatan di berbagai tingkat, dari diskusi ilmiah hingga kebijakan pemerintah. Bagaimana mungkin kita dapat memajukan ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan? Atau sebaliknya, bagaimana bisa kita menjaga alam sementara tuntutan pertumbuhan ekonomi terus meningkat? Meskipun kontradiksi ini tampak rumit, pendekatan yang holistik dan berimbang dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana kita dapat merekonstruksi diskursus paradoks ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu pendekatan untuk merekonstruksi paradoks ini adalah dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi hijau ke dalam model ekonomi konvensional. Ekonomi hijau menekankan pada pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan dan inklusif, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Mengadopsi konsep ini tidak hanya berarti mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga memasukkan efisiensi sumber daya, pengurangan limbah, dan inovasi teknologi yang ramah lingkungan sebagai elemen penting dari pembangunan.
Sumber : https://unsplash.com/photos/joqWSI9u_XM
Dalam konteks ini, para pemangku kepentingan perlu bekerja bersama untuk mengidentifikasi peluang baru yang muncul dari ekonomi hijau. Misalnya, investasi dalam energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan bukan hanya memberikan manfaat jangka pendek dalam hal penciptaan lapangan kerja, tetapi juga memiliki dampak positif jangka panjang terhadap lingkungan. Menciptakan kebijakan yang mendorong peralihan menuju ekonomi rendah karbon dapat membawa hasil ganda: pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan perlindungan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, merekonstruksi paradoks ini juga membutuhkan pemahaman mendalam tentang keterkaitan antara kesejahteraan manusia dan keberlanjutan lingkungan. Kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa degradasi lingkungan dapat mengancam ketahanan pangan, air bersih, dan kesehatan manusia. Jadi, pertumbuhan ekonomi yang tidak mempertimbangkan konsekuensi lingkungan jangka panjang sebenarnya merugikan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang memasukkan aspek kesejahteraan manusia dan lingkungan adalah langkah yang penting dalam merekonstruksi diskursus ini.
Peran penting yang dapat dimainkan oleh pendidikan dan kesadaran masyarakat juga tidak dapat diabaikan. Masyarakat yang sadar lingkungan memiliki kemampuan lebih besar untuk membuat pilihan yang berkelanjutan dan mendukung praktik bisnis yang ramah lingkungan. Pendidikan tentang urgensi pelestarian lingkungan dan dampak positif dari praktik ekonomi yang berkelanjutan dapat menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan di kalangan masyarakat.
Sumber : https://unsplash.com/photos/YbRd8Qqem_Y
Dalam merekonstruksi diskursus ini, penting untuk menghindari jatuh ke dalam pemikiran hitam-putih yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan adalah dua hal yang mutlak bertentangan. Sebaliknya, kita harus menerima kompleksitas situasi dan mencari titik temu yang memungkinkan kedua aspek ini berjalan seiring. Kita perlu mengintegrasikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan ke dalam pembuatan kebijakan yang lebih holistik.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks global yang semakin terkoneksi, kolaborasi lintas sektor juga menjadi kunci dalam merekonstruksi diskursus ini. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil perlu bekerja bersama untuk mengidentifikasi solusi inovatif yang mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Aliansi ini dapat menghasilkan ide-ide baru, pembiayaan proyek berkelanjutan, dan pengembangan teknologi yang dapat merangkul kedua aspek tersebut.
Sumber : https://unsplash.com/photos/e_lFHewfPVM
Kesimpulannya, paradoks antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan memang rumit, tetapi tidak tak teratasi. Dengan mengadopsi pendekatan yang holistik, memasukkan prinsip-prinsip ekonomi hijau, memahami keterkaitan antara kesejahteraan manusia dan lingkungan, serta mempromosikan pendidikan dan kesadaran masyarakat, kita dapat merekonstruksi cara berpikir tentang bagaimana memadukan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Masa depan yang berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil, tetapi merupakan tujuan yang dapat kita capai melalui kerja keras, kolaborasi, dan kesadaran akan tanggung jawab kita terhadap planet ini.
ADVERTISEMENT