HEBOH Film Dilan 1990

Konten dari Pengguna
12 Februari 2018 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Iskandar Bait tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebenarnya saya tidak enak hati dan merasa kurang pas menulis soal film Dillan ini, apalagi soal kegombalannya yang bikin penonton dari kaum hawa pada baper.
ADVERTISEMENT
Apalagi dikaitkan dengan kondisi saya sebagai seorang lelaki yang mulai menanjak tua (52). Ini dibuktikan dengan anak saya yang udah ABG semua. Terlalu tuwir hahaha...
Namun mengingat ini permintaan khusus seorang teman agar saya bikin resensi film Dillan, perasaan tersebut saya abaikan.
Satu hal lagi, saya memiliki sedikit kehebohan masa remaja yang keranjingan baca novel percintaan dan cerita silat Kho Ping Hoo, menggemari nonton film apa saja entah silat Cina atau Indonesia, film India, percintaan bahkan film Rhoma Irama, suka bikin puisi dan pengalaman nyata bergombal ria ditambah pengalaman bathin 23 tahun jadi wartawan di koran, Majalah, radio, televisi dan dotcom maka jadi PeDe lah saya untuk menulis hihihi....
Kata pepatah makin tua umur santannya makin banyak, asal jangan tua-tua keladi cihuyyy.
ADVERTISEMENT
Oh yaa ini serius pisan...bicara tontonan film remaja masa silam, sebagai anak ABG era 80-an saya sudah pasti telah menonton film percintaan legendaris Romeo and Yuliet dan cerita Qais dan Laila dalam Laila Majnun.
Saya juga penggemar Roy Marten dalam film Cintaku di Kampus Biru, Junaedy Salat di film Ali Topan Anak Jalanan, dan Rano Karno -Yessi Gusman dalam Gita Cinta Dari SMA.
Ketika saya sudah menikah dan punya anak, saya tidak melewatkan kerennya aksi Rangga dan Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta (A2DC) 1 dan 2 serta yang lebih baru lagi kisah Fahri di Ayat-Ayat Cinta (1 dan 2) dan yang teranyar film Dillan 1990.
Ihwal terseretnya saya dalam arus kehebohan film Dillan terjadi pada minggu lalu, ketika
ADVERTISEMENT
tiba-tiba saja saya didaulat mantan pacar untuk ikut nonton bareng anak-anak walaupun sebenarnya malas banget.
Kalau tarikan cuaca sih enaknya saya selimutan di kasur.
"Ayolah Ba... Family time... mumpung anak2nya yang udah pada ABG mau nonton bareng", kata mantan kabogoh.
Anak paling bontot kelas 1 SMP, kakaknya kelas 1 SMK, kakaknya lagi kelas 2 SMA. Anak kami yang nomor satu kuliah di Surabaya. Akhirnya saya gak bisa menolak.
"Siapa pemainnya?" tanya saya.
"Iqbal, Cowboy Junior anaknya temen kuliah Aba di Fakultas Ekonomi Unpad dulu", kata salah satu anak saya.
"Ok jadi," saya bilang ke istri. Maka jadilah kami berangkat ke bioskop.
Sesampainya di lokasi antrian penonton film Dillan membludak luar biasa. Maka istri saya menggunakan jalur online untuk membeli tiketnya tanpa perlu bersusah payah mengantri.
ADVERTISEMENT
Pesona Dillan
Apa daya pesona film tersebut sehingga banyak orang pada baper?
Tengoklah di adegan-adegan pertama film Dillan:
Milea baru turun dari angkot dan berjalan menuju sekolah.Dari arah belakang ada suara motor yang mengikuti, pengendaranya seorang cowok menggunakan seragam SMA dan jalannya melambat agar sejajar dengan dirinya.
Cowok itu menyapa:
"Selamat pagi"
"Pagi," Milea menjawab sambil menoleh kepadanya sebentar.
"Kamu Milea ya?,"
"Iya.."
"Boleh gak aku meramal?"
"Meramal?, Milea menunjukkan mimik heran. Kok meramal? Bukan kenalan?
"Iya. Aku ramal, nanti kita akan bertemu di kantin,"
"Mau ikut?"
"Makasih", makasih jawab Milea.
"Oke, suatu hari Milea, kamu akan naik motorku. Percayalah...
Luar biasa.. gokil.. buat sebuah film, ini adalah pembukaan dialog yang sangat ciamik. Aksi gombal Dillan langsung disambut gerr tawa penonton. Itulah bagian awal karena untuk seterusnya film tersebut tingkah gombal dan gaya ringan menghiasi film tersebut sampai akhir.
ADVERTISEMENT
Saya yakin, setiap lelaki yang menonton Dillan pasti merasa "Gua Banget". Karena di dalam jiwa seorang lelaki tersimpan sifat kegombalan dalam intensitas kadarnya masing2, ada gombal yang kayak Dillan..dan ada yang kurang. Dan kaum hawa juga merasakan "gua banget" karena mau digombalin seperti Milea..
Itulah indahnya dunia remaja, kecuali tentu saja bagi yang jomblo.. (ngga termasuk "jomblo happy..")
Secara logika, Dalam ilmu rayu merayu..gaya gombal seperti itu menjadi daya pesona kuat bagi seorang murid yang baru 2 minggu sekolah di situ. Meski ia sudah punya pacar, namun ada barrier beda kota. Ditambah keluguan Milea..maka serangan berikutnya oleh Dillan mulai datang ke rumah, menemani naik angkot, menyatakan cinta diantara teman2nya Milea sampai memberi kado TTS..itu sebuah rumus rayuan yang memberi dampak KO..Milea langsung jatuh cinta ke Dillan.
ADVERTISEMENT
Untuk seterusnya Dillan-Milea tinggal jalan2 keliling Bandung naik motor. Penonton pun happy.
Harus diakui, menonton film Dillan bisa bikin rasa senang pada semua penonton. Rumusnya memang kekuatan skenario yang diambil dari novel dengan dialog2 gombal.
Dari awal film sampai akhir memang menyenangkan. Hanya pas ditengah2 ketika Dillan beraksi mau memukul gurunya yaitu Pak Suripto ini yang menurut saya tidak sreg.
Harusnya Dillan yang juga jadi pemimpin geng motor dan panglima tempur tidak ditampilkan seperti murid yang kurang patut ke gurunya.
Diluar adegan tersebut, film Dillan bener2 keren dan menghibur.
Tak heran belum 15 hari diputar, film ini sudah ditonton 4 juta 300 orang.
Terakhir, pemeran Dillan dan Milea yaitu Iqbal cowboy yunior dan vanesha patut dipuji karena pas banget bikin film itu hidup. Iqbal sebagai Dillan berperan sama bagusnya dengan Rano Karno dalam Gita Cinta Dari SMA film remaja tahun 1980-an.(Ahmad Iskandar Bait)
ADVERTISEMENT