Konten dari Pengguna

Kunjungan Mahasiswa KKN Reguler 83 ke Produksi Koffie Waras Khas Desa Kuwarasan

Ahmad Khoirudin
Mahasiswa UIN Walisongo Semarang
20 Oktober 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Khoirudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada hari Sabtu, 9 Oktober 2024, mahasiswa KKN Reguler 83 Posko 11 melakukan kunjungan ke tempat produksi kopi waras kopi khas desa Kuwarasan, kecamatan Jambu, kabupaten Semarang.
Kunjungan Mahasiswa KKN Reguler 83 Posko 11 UIN Walisongo Semarang ke tempat produksi Koffie Waras (Kopi Khas Desa Kuwarasan)
Kunjungan dilakukan dengan tujuan menjalankan program kerja tentang pemberdayaan ekonomi kreatif digital berbasis kearifan lokal bagi UMKM yang ada di desa kuwarasan khususnya koffie waras. Kunjungan ini dilakukan untuk mengajak kerja sama dalam meningkatkan produk agar bisa dikenal banyak orang sehingga dapat menjadikan desa kuwarasan terkenal karena memiliki ikon khas yaitu koffie waras.
ADVERTISEMENT
Koffie Waras merupakan produk lokal khas desa kuwarasan karena memang masyarakatnya kebanyakan bekerja di sektor pertanian. Ada banyak produk hasil pertanian, akan tetapi yang paling menjadi ikon desa itu produk koffie sehingga hal ini dapat menjadi peluang untuk dipamerkan ke daerah luar agar ikon desa ini bisa dikenal banyak orang sehingga secara otomatis dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Mas Randi selaku owner Koffie Waras menyampaikan bahwa usaha yang ia dirikan mulai dari tahun 2019 sampai sekarang. Hal yang melatarbelakangi mas Randi mendirikan usaha ini adalah karena ia pernah diajak dan diajari oleh teman saudaranya yang kebetulan juga punya usaha kopi sehingga mas Randi lama-kelamaan mulai tertarik dengan kopinya dan dapat ung dengan usaha kopi tersebut sampai punya usaha kopi sendiri.
ADVERTISEMENT
Mas Randi merintis usaha koffie waras ini mulai dari nol dengan pendekatan kepada saudara, teman dan tetangga terdekat untuk mencoba kopinya, kemudian juga ia datang ke kafe-kafe untuk menawarkan kopinya sampai sekarang.
Distribusi koffie waras yang ia lakukan hanya via WA dengan cara membuat status sehingga para pembeli tinggal memesan lewat WA tersebut. Distribusi belum sampai ke marketplace atau shopee atau tokopedia dikarenakan menghindari persaingan yang merusak harga pasar. Usaha Koffie waras ini mendapat omset perbulan sekitar UMR Semarang yaitu sekitar 2,5 juta.
Biji kopi yang ia dapatkan beli dari petani kopi sekitar desa Kuwarasan. Dalam usaha koffie waras ini punya 2 proses, yaitu kalau jenis kopi Robusta ia membeli biji kopi dari petani sekitar, kalau jenis kopi Arabika ia membeli ceri kopinya dari gedung songo.
ADVERTISEMENT
Mas Randi menyampaikan perbedaan antara kedua jenis kopi tersebut bahwa kopi Robusta itu kebanyakan tumbuh di dataran rendah, sedangkan kopi Arabika itu tumbuh di dataran tinggi. Kedua jenis kopi tersebut dilihat secara rasa itu juga berbeda, Robusta lebih pahit dan Arabika lebih asam. Bentuk daun Robusta lebih besar, sedangkan Arabika lebih kecil.
Dalam menjalankan usaha koffie waras ini, ia jalankan secara sendiri mulai dari proses produksi sampai penjualan tanpa adanya karyawan. Konsumen koffie waras kebanyakan lokalan dan juga sudah sampai ke luar daerah atau kota dan luar jawa.
Jenis kopi yang di produksi ada beberapa jenis, yaitu Robusta Natural, Robusta Wine, Arabika Natural, Arabika Aerob dan Anaerob, Arabika Wine, dan Arabika Luwak Liar. Semua jenis kopi yang dimiliki banyak diminati oleh konsumen.
ADVERTISEMENT
Dalam penjualan hasil dari proses sendiri itu dalam 1 kwintal Arabika Ceri nanti perbandingannya 5:1 (1kg Green Beans Bahan Bakunya 5 Ceri), sedangkan kalau Robusta 4:1.
Di desa Kuwarasan sendiri juga ada komunitas kopi yang bernama "Kopi Kelir" dan komunitas ini sering melakukan perkumpulan untuk membahas tentang cluster kopi. Di desa Kuwarasan juga terdapat gedung kopi yang bernama "Rumah Kopi" tempatnya di belakang Kecamatan Jambu yang didirkan oleh Kementerian karena untuk memfasilitasi Kecamatan Jambu yang menjadi sentral kopi.
Dalam proses produksi pastinya akan ada limbah yang dihasilkan, limbah yang dihasilkan dari usaha ini adalah kulit kopi dan ampasnya. Kulit kopi biasanya dapat dijadikan untuk pakan hewan ternak, sedangkan ampasnya bisa dijadikan sebagai pupuk tanaman.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Mas Randi berharap semoga Koffie Waras ini semakin maju, semakin dikenal banyak orang dan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang sehingga bermanfaat untuk banyak orang.