Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Cerpen: Sosok Misterius
28 Januari 2025 14:57 WIB
ยท
waktu baca 4 menitTulisan dari Ahmad Marjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang anak dengan muka lesu berjalan membawa tas kecilnya sambil menendang-nendang debu jalanan dan batu kecil yang berada di depannya hingga mengepul bak angin puting beliung. Tampak ia sedang bersedih, entah apa yang membuatnya bersedih. Selembar kertas di tangannya terus ia pandangi dengan wajah kecewa.
Hadeh, nilaiku buruk lagi," ucapnya dalam hati.
Revan seorang anak buruh tani yang hidup dengan keterbatasan ekonomi, memiliki cita-cita mengubah nasib keluarganya. Namun apa daya, hingga kini Revan hanya bisa membebani orang tuanya. Bahkan nilai ujiannya sangat amat mengecewakan.
Revan berjalan menuju sekolah dengan tidak bersemangat. Setelah sampai di sekolah, ia bergegas masuk ke kelasnya dengan wajah yang tampak muram. Bel masuk berbunyi, menandakan jam pelajaran dimulai. Di kelas Revan bosan karena tidak ada yang mengajaknya berbicara dengannya. Jam demi jam berlalu, Revan terlarut dalam kebosanan, Revan mencoba mengajak berbicara dengan teman di kelasnya, namun tak ada yang peduli.
Kringgg. Bel istirahat pun berbunyi.
"Akhirnya bel istirahat, Mau makan bekal dulu, ah."
Revan mengambil bekal dari tas kecilnya. Bekal Revan pun sederhana hanya berisi tahu dan tempe. Ketika Revan sedang asyik menikmati bekalnya, tiba-tiba ia dihampiri oleh Ikal, murid nakal yang sering kali membuat onar.
"Van, bagi duit dong, gue laper nih!" gertak ikal sambil memukul meja.
"Aku... Aku gak punya uang, "jawab Revan gemetar.
"Bohong aja lo, sini gua cek!"
Ikal menyidak tas milik Revan untuk mencari apa yang ia ingin. "Yaelah beneran gak ada. Eh kayanya di sini."
"Eh, Jangan."
"Udah diam aja, lo nyimpan di sini, kan?"
"Lo gak ada duit bodoh pula." ledek Ikal ketika menemukan selembar kertas ujian Revan yang mendapat nilai 20.
Ikal termenung. Sedih, teringat orang tuanya. Apakah bisa ia membanggakan orang tuanya, sementara nilai ujiannya saja banyak yang tak lulus. Bel masuk pun berbunyi, membuyarkan lamunan Revan. Semua jam pelajaran sudah selesai dan saatnya Pulang. Revan Pulang dengan wajah lesunya dan berjalan tanpa ada yang menemaninya. Ia berjalan, dan terus berjalan. Di tengah perjalanan tiba-tiba ada yang menghampirinya, sesosok misterius memakai topeng dan jaket hitam.
"Kau ingin pintar?" tanya sosok misterius. Revan bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan orang tersebut. Bisa-bisanya orang tersebut mengetahui isi kepalanya.
"Ya." jawab Revan yang masih kebingungan.
"Sungguh?"
"Tentu. Aku ingin pintar dan sukses agar bisa membanggakan orang tuaku." Revan meyakinkan.
"Baik, tutup matamu dan buka setelah kuhitung mundur dan tiga sampai satu." pinta sosok itu.
""Ok, aku mengerti."
Tiga, dua, satu.
Saat Revan membuka mata sosok tersebut menghilang dan meninggalkan sebuah buku bersampul hitam bertuliskan 'Ayo Belajar'. "Mungkin orang yang jail doang," pikir Revan. Revan pun lanjut berjalan menuju rumah. Sesampainya di rumah ia pergi untuk mandi. Setelah selesai, ia langsung belajar di kamarnya untuk pelajaran esok harinya. Revan belajar dengan tekun. Selesai belajar ia duduk di kasurnya dan menyadari sesuatu. "Kok tiba-tiba aku mendadak rajin belajar, padahal biasanya aku bermalas-malasan di rumah. Mungkin kebetulan aja kali aku ingin belajar," ucap Revan di dalam hati. Revan pun tidur dengan pulas.
keesokan harinya di jam 5 pagi, Revan bersiap-siap untuk sekolah dan berangkat di jam 6 pagi, sebab rumahnya lumayan jauh ke sekolahnya. Setelah smpai di sekolah, Revan Masuk kelas dengan perasaan yang tak biasa. Mendadak teman-temannya menyapa dan mengajaknya bicara, sedikit terkejut dengan hal aneh tersebut. Bel masuk berbunyi, pelajaran pertama pun dimulai.
"Anak-anak hari ini Ibu akan mengadakan ujian harian untuk penambahan nilai, jadi isilah dengan benar dan cermat!" ucap Bu Guru.
"Baik, Bu." jawab semua siswa.
Ujian harian berjalan dengan baik, hingga semua lembaran sudah dikoreksi dan dibagikan pada hari itu. "Revan, ambil lembaranmu," ucap Bu Guru. Setelah mengambil lembaran ujian. Revan terkejut dengan hasilnya. "Selamat, ya, Revan, hari ini kamu mendapatkan nilai sempurna."
Revan bingung sekaligus gembira saat itu. hari itu hari yang menyenangkan dan penuh kejutan. la tahu bahwa untuk mendapatkan nilai yang bagus perlu belajar yang tekun dan rajin. Revan juga baru memahami maksud dari sosok misterius itu. Tapi, siapa sosok tersebut? Setelah kejadian tersebut Revan Menjadi anak yang rajin. Revan selalu mendapatkan juara di kelasnya. Sering mewakili lomba dan membanggakan sekolah dan orang tuanya. Semuanya berubah, Revan punya banyak teman yang selalu mendukungnya. Namun, ia masih belum tahu siapa sosok misterius tersebut? apakah dia seseorang yang baik? terlepas dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dipikirannya, ia ingin sekali berterima kasih pada orang tersebut yang mengubahnya Menjadi lebih baik dan berarti.
ADVERTISEMENT
Penulis: Haikal Farhansyah, Siswa SMP Falatehan, Serpong.