Konten dari Pengguna

Merancang Portofolio Investasi Mahasiswa

Ahmad Maulana Rahman
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2024 Jurusan Manajemen
28 April 2025 13:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Maulana Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 2D Pengelolaan Investasi Mahasiswa Kredit Foto : Ahmad Maulana Rahman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 2D Pengelolaan Investasi Mahasiswa Kredit Foto : Ahmad Maulana Rahman
ADVERTISEMENT
Investasi bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga tentang kedisiplinan finansial yang dibangun sejak dini. Bagi mahasiswa, memulai investasi sejak kuliah bukan sekadar langkah untuk meraih keuntungan cepat, tetapi sebuah keputusan strategis yang dapat memberikan dampak jangka panjang. Salah satu alasan utama mengapa investasi sejak dini sangat penting adalah untuk melatih pengelolaan keuangan yang baik dan menjaga daya beli dari ancaman inflasi. Dengan memulai lebih awal, mahasiswa bisa memanfaatkan efek bunga majemuk yang bekerja lebih lama, memberi mereka kesempatan lebih besar untuk mencapai tujuan keuangan, seperti dana pendidikan lanjutan atau modal untuk memulai usaha.
ADVERTISEMENT
Namun, sebelum mulai berinvestasi, mahasiswa perlu memahami beberapa hal dasar, salah satunya adalah pentingnya portofolio yang terdiversifikasi. Portofolio adalah kumpulan aset yang disusun untuk mencapai tujuan keuangan dengan mempertimbangkan risiko tertentu. Prinsip dasar dalam membangun portofolio adalah diversifikasi. Diversifikasi memungkinkan investor untuk membagi dana ke berbagai instrumen, sehingga kerugian pada satu instrumen dapat diimbangi dengan keuntungan dari instrumen lain. Hal ini sangat relevan bagi mahasiswa yang seringkali memiliki dana terbatas, namun ingin membangun kekayaan dengan cara yang aman dan terukur.
Meski keterbatasan modal kerap menjadi kendala, saat ini banyak instrumen investasi yang ramah bagi mahasiswa. Salah satunya adalah reksadana pasar uang yang menawarkan modal awal yang rendah, likuiditas tinggi, dan risiko minimal. Selain itu, reksadana indeks memberikan peluang bagi mahasiswa untuk memiliki portofolio terdiversifikasi dalam saham-saham besar dengan biaya pengelolaan yang rendah. Saham blue chip juga bisa diakses dengan cara menabung saham secara berkala, sehingga mahasiswa dapat mulai memiliki saham perusahaan publik meskipun dengan modal kecil. Selain itu, emas digital kini menjadi pilihan populer karena fungsinya sebagai pelindung nilai, terutama ketika pasar keuangan mengalami ketidakstabilan. Instrumen seperti Obligasi Negara Ritel dan Sukuk Ritel pun layak dipertimbangkan karena memberikan kupon tetap dan membantu mendukung pembiayaan pembangunan nasional.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk mencapai tujuan keuangan dengan cara yang sistematis, mahasiswa harus menyusun portofolio secara terencana. Langkah pertama adalah menetapkan tujuan keuangan yang jelas dan terukur. Apakah itu dana darurat, biaya kuliah pascasarjana, atau modal usaha? Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengukur profil risiko, baik melalui kuis daring dari otoritas jasa keuangan atau melalui perusahaan sekuritas. Dari sana, mahasiswa dapat mulai menyusun portofolio dengan instrumen yang sesuai dengan profil risiko mereka. Sebagai contoh, bagi mahasiswa yang memiliki profil risiko moderat, mereka bisa memilih kombinasi antara reksadana pasar uang untuk stabilitas likuid, reksadana indeks untuk pertumbuhan, emas digital untuk perlindungan nilai, dan obligasi negara ritel untuk pendapatan tetap.
Penting untuk diingat bahwa investasi bukanlah hal yang bisa diselesaikan dalam sekejap. Perlu ada evaluasi berkala terhadap portofolio yang dibangun. Kondisi pasar yang berubah dan pergeseran tujuan pribadi dapat mempengaruhi kinerja investasi. Oleh karena itu, melakukan penyeimbangan kembali portofolio setidaknya setiap enam bulan adalah langkah yang bijak. Penyeimbangan ini memungkinkan mahasiswa untuk tetap berada di jalur yang benar, meski harga aset berfluktuasi.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik manfaat investasi, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh investor pemula, terutama mahasiswa. Salah satunya adalah mengikuti tren tanpa melakukan riset yang mendalam. Hal ini bisa berisiko karena seringkali tren pasar datang dan pergi, tanpa memberikan keuntungan jangka panjang. Selain itu, menaruh seluruh dana pada satu instrumen atau panik saat pasar terkoreksi juga bisa menimbulkan kerugian. Untuk itu, mahasiswa perlu membiasakan diri untuk selalu memahami produk yang mereka pilih, memiliki tujuan jangka panjang, dan menjaga ketenangan saat pasar bergerak fluktuatif.
Perguruan tinggi memegang peran penting dalam meningkatkan literasi investasi di kalangan mahasiswa. Tidak hanya mengajarkan materi keuangan pribadi, tetapi juga menyediakan simulasi perdagangan saham atau pelatihan praktis dengan manajer investasi. Hal ini akan membantu mahasiswa mengenal lebih jauh dunia investasi, serta memberi mereka keterampilan yang dapat digunakan di dunia profesional nanti.
ADVERTISEMENT
Dengan memulai investasi sejak kuliah, mahasiswa tidak hanya mempersiapkan diri untuk masa depan finansial yang lebih stabil, tetapi juga membangun kebiasaan disiplin dalam mengelola keuangan. Keputusan investasi yang cerdas dan terencana sejak dini akan membuka lebih banyak peluang, baik dalam dunia karier maupun dalam meraih tujuan-tujuan keuangan pribadi. Dengan demikian, investasi bukan hanya sekadar cara untuk menghasilkan uang, tetapi juga sarana untuk membentuk karakter keuangan yang kuat dan berkelanjutan.
Ahmad Maulana Rahman, mahasiswa Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta