Konten dari Pengguna

Transformasi Sekber Golkar: Dari Pembentukan hingga Dominasi

Ahmad Muhajir
Dosen Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
14 Agustus 2024 10:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Muhajir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekretariat Bersama Golongan Karya (SEKBER GOLKAR) adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964 di Jakarta. Pembentukan Sekber Golkar muncul sebagai tanggapan terhadap situasi politik Indonesia yang tidak stabil selama periode Demokrasi Terpimpin.
ADVERTISEMENT
Konflik antara Angkatan Darat dan Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi pemicu utama munculnya gagasan pembentukan Sekber Golkar. Menyadari bahwa upaya perlawanan dari Angkatan Darat tidak memberikan dampak yang signifikan, mereka kemudian menggalang organisasi sipil untuk menyatukan kekuatan dalam melawan dominasi PKI yang sangat berpengaruh di berbagai aspek pemerintahan. Sekber Golkar pun dimanfaatkan oleh Angkatan Darat sebagai alat untuk melawan pengaruh PKI yang berkembang saat itu.
Sejak pendirian Sekber Golkar, belum ada tokoh penting yang menonjol di dalam organisasi tersebut hingga munculnya Soeharto sebagai figur berpengaruh. Perkembangan Sekber Golkar sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Soeharto. Selain faktor sejarah keterlibatan Angkatan Darat, alasan lain yang memungkinkan Soeharto dengan mudah memanfaatkan Sekber Golkar adalah karena organisasi ini masih baru terbentuk.
ADVERTISEMENT
Organisasi yang tidak memiliki basis ideologi yang kuat, ditambah dengan kekuasaan Soeharto sebagai pejabat presiden, memungkinkan dia dengan mudah mengendalikan Sekber Golkar. Selain itu, latar belakang pembentukan Sekber Golkar yang berasal dari militer juga mempermudah situasi tersebut. Meskipun Soeharto tampak mampu mengontrol penuh Sekber Golkar, pengaruh yang ia terapkan bersifat pemaksaan yang terstruktur. Pelibatan pegawai negeri dalam memilih Sekber Golkar pada pemilu, serta kontribusi militer dalam menjamin suara bagi Sekber Golkar, menjadi kombinasi yang sempurna. Sekber Golkar kemudian muncul sebagai satu-satunya pilihan bagi semua pihak yang masih terikat dengan pemerintahan Orde Baru.
Di dalam Sekber Golkar, beberapa kali terjadi dinamika internal yang signifikan. Pertama, pada tahun 1966, terjadi ketegangan antara faksi yang mendukung Soekarno dan kelompok Soeharto yang baru saja naik ke tampuk kekuasaan. Kedua, pada tahun 1970, muncul gangguan akibat campur tangan kelompok Ali Moertopo di dalam Sekber Golkar. Ketiga, setelah kemenangan pada pemilu 1971, Sekber Golkar yang kemudian berubah menjadi Golkar, direorganisasi agar sesuai dengan visi pemimpin Orde Baru. Semua dinamika ini tidak lepas dari campur tangan Soeharto, yang memanfaatkan Sekber Golkar demi mengukuhkan kekuasaannya dan memperoleh pengakuan yang lebih luas dari masyarakat. Soeharto menyadari pentingnya konsolidasi yang kuat di dalam tubuh Sekber Golkar untuk menciptakan stabilitas politik yang ia inginkan.
ADVERTISEMENT
Ketidakpercayaan yang awalnya muncul antara kalangan sipil dan militer akhirnya berubah menjadi kolaborasi yang solid, didasarkan pada keahlian masing-masing pihak. Kedua kelompok ini saling membutuhkan untuk mencapai tujuan utama Sekber Golkar, yaitu memenangkan pemilu pertamanya. Melalui kerja sama yang efektif, mereka berhasil membawa Sekber Golkar meraih kemenangan dalam pemilu pertamanya.
Meskipun sukses dalam pemilu, pada dasarnya Golkar adalah produk dari kekuatan militer dan identitasnya tidak dapat dipisahkan dari mereka. Sekber Golkar didirikan bukan sebagai sebuah partai politik yang berbasis pada akar masyarakat, melainkan sebagai federasi yang beragam dan dimobilisasi secara sementara oleh militer untuk melemahkan Partai Komunis Indonesia, yang merupakan lawan politik mereka. Sekber Golkar kemudian berkembang menjadi sebuah organisasi yang menyatukan anggotanya demi kepentingan Soeharto dalam mempertahankan kekuasaannya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi lambang Partai Golongan Karya. Foto: Kumparan.
Daftar Bacaan:
Surat Kabar:
Berita Yudha. 1966. “Instruksi Menutama Djenderal Soeharto: Semua Panglima keempat Angkatan supaya bantu perkembangan dan penuaian tugas Sekber Golkar”. Edisi Pusat, 14 September 1966.
Berita Yudha. 1966. “Menutama Djendral Soeharto: PKI adalah musuh utama Orde Baru”. Edisi Pusat, 19 September 1966.
Kompas. 1967. “Pertemuan delegasi Kesatuan-kesatuan Aksi dengan
Pimpinan Parpol: Djuga Sekber Golkar, Muhammadijah,Parkindo,
Perti, tolak Pel. Nawaskara”. Edisi Pusat, 19 Januari 1967.
Kompas. 1971. “Majdjen Ali Murtopo Tentang Golkar”. Edisi Pusat, 11
Mei 1971.
Buku:
Effendy, B., Thohari, H. Y., Novianto, K., Alfian, M. A., Nubowo, A., & Danial, A. (2012). Beringin Membangun, Sejarah Politik Partai Golkar (I. Thaha(ed.)). Grafindo Khazanah Ilmu.
Gaffar, A. (1993). Golkar dan Demokratisasi di Indonesia. Aditya Media
ADVERTISEMENT
Manihuruk, A. E. (1991). Sejarah Perkembangan Golkar dan Mekanisme Keluarga Besar Golkar. DPP Golkar.