Konten dari Pengguna

Nuansa, Menjahit Baju Batik Hingga Pengantin untuk Edukasi Kain Tradisional Nusantara

30 Maret 2018 19:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Munawir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tumbuh di Cimahi dengan menyaksikan orangtuanya berbisnis sprei dan bed cover, Nurul Hardoyo, anak kedua dari tiga bersaudara ini telah memiliki keinginan berbisnis sedari menginjak bangku sekolah menengah.
ADVERTISEMENT
Niatnya ketika SMP itu baru lebih terarah ketika Nurul memasuki tahun ketiga perkuliahan di salah satu kampus swasta di Bandung.
Nurul yang mengambil jurusan Kria Tekstil Mode mulai menerima pesanan baju untuk dijahit dari kenalan ibundanya sejak tahun 2014.
Hasil karya Nuansa (Foto: Instagram@nuansabyorder)
Setelah menyelesaikan pendidikannya tersebut, Nurul yang sekarang berdomisili di daerah Cukang Kawung, Bandung semakin serius menekuni dunia jahit menjahit.
Untuk menunjang kemajuan usahanya yang diberi nama Nuansa ini, Nurul memutuskan untuk memanfaatkan media sosial berupa Instagram sebagai sarana promosi guna menjangkau pelanggan.
Pada awalnya Nuansa dimaksudkan untuk mengerjakan jahitan berupa baju batik yang bisa dilihat di akun instagramnya Nuansa , namun seiring mengalirnya waktu pesanan dalam bentuk lain juga mulai diterima.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan empat tahun membina Nuansa, sudah cukup banyak suka duka yang dialami Nurul meskipun menurut pengakuannya sendiri lebih banyak dukanya dan dia merasa lebih tepat jika disebut sebagai duka duka perjalanan.
Suasana kerja di Nuansa (Foto : Istimewa)
“Aku ngerasa lebih banyak dukanya dibanding suka makanya lebih ngerasa cocok duka-duka,” akunya saat ditemui di tempatnya bekerja.
Salah satu hal yang biasanya membuatnya harus meredam emosi adalah ketika bertemu klien yang suka seenaknya meminta perbaikan untuk kerutan yang tidak seberapa, meskipun jumlah pelanggan seperti ini tidak cukup signifikan dibandingkan yang langsung puas dengan hasil kerja Nuansa.
Semakin beranjak ke sini, semakin beragam pesanan yang diterima wanita yang baru saja melepas masa lajangnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Menariknya, dari beberapa pelanggannya yang bertemu lewat media sosial ada yang berasal dari luar pulau Jawa seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Saat ditemui, Nurul mengaku bahwa ada salah satu pelanggannya yang karena senang dengan jahitan yang dikerjakannya, mengirimkan bahan untuk dibuat baju setiap dua pekan sekali.
Nurul dan suami saat menikah dalam balutan baju yang dikerjakan sendiri (Foto : Istimewa)
Untuk ke depannya, Nurul masih ingin mengejar cita-citanya untuk bisa mempopulerkan kain-kain tradisional yang banyak ragamnya di Indonesia sekaligus mengedukasi masyarakat.
Ketika ditanya alasannya,perempuan yang baru saja melepas masa lajangnya dan mengerjakan sendiri pakaian perkawinannya tersebut menjawab karena dalam kain-kain tradisional setiap garis, setiap titik, setiap pilihan warna mempunyai maknanya tersendiri yang semestinya bisa terus dilestarikan sampai anak cucu.
ADVERTISEMENT