Konten dari Pengguna

Terminal Coffee, Tempat Ngopi Asik Bandung yang Berawal dari Pahitnya Hidup Anjal

4 April 2018 6:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Munawir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Terminal Coffee, Tempat Ngopi Asik Bandung yang Berawal dari Pahitnya Hidup Anjal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Terminal Coffee (Foto : instagram@terminal.coffee)
Suatu malam di Terminal Ciroyom saat hendak mencari jagung bakar untuk kegiatan di kampus, Gredinov atau yang akrab disapa dengan Geri menemukan kenyataan pahit yang mengilhaminya untuk merintis usaha yang sudah digelutinya kurang lebih satu dekade.
ADVERTISEMENT
Waktu itu, seorang bocah mendekatinya untuk meminta uang. Geri menolak dan menawarkan untuk membelikannya indomi, namun si bocah justru enggan menerimanya dan memilih untuk jongkok di dekat tempat Geri duduk.
Ketika ditengok lebih dekat ternyata bocah tersebut sedang menghirup lem.
Pemandangan tidak mengenakkan itu hanya satu dari sekian pengalaman lainnya yang memilukan hati dan menggerakkannya untuk bersama beberapa orang kawan yang menghidupkan tempat di dekat Terminal Dago untuk dijadikan rumah singgah bagi anak jalanan.
Dari sebuah rumah yang kondisinya serba tidak layak, pelah-pelan mulai dipoles untuk lebih layak huni.
Modal awalnya saat itu sebesar 500 ribu Rupiah yang digunakan antara lain untuk membeli kayu yang dikerjakan sendiri untuk dijadikan meja dan kursi.
ADVERTISEMENT
Di rumah singgah tersebut, Geri dan beberapa orang rekannya berhasil memberikan warna tersendiri pada kehidupan anak jalanan yang mereka bina.
Anak-anak tersebut dilatih untuk bisa membedakan kopi dari bau, dan rasa baik tingkat kepahitan maupun keasaman. Setiap hari diminta mencium dan mencicipi kopi-kopi yang ada untuk membangun ketajaman indra.
Omzet saat itu dihitung setiap pekan dan setelah berhasil disisihkan sebagian untuk modal, sisanya dianggarkan untuk menyampaikan syukur dengan wujud makan bersama setelah Jumatan yang biasanya menghadirkan 30 orang anak jalanan.
Sayangnya kebersamaan yang dibangun tidak bertahan lama, sekitar akhir tahun 2015 tempat tersebut vakum karena adanya perbedaan idealisme di antara beberapa pendirinya serta kondisi Geri yang sakit.
Setelah vakum beberapa bulan, Geri menghidupkan kembali tempat kopinya yang kali ini berpindah ke Jalan Cemara, Bandung.
ADVERTISEMENT
Di sinilah Terminal Coffee secara bertahap dibangun kembali.
Terminal Coffee, Tempat Ngopi Asik Bandung yang Berawal dari Pahitnya Hidup Anjal (1)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Terminal Coffee di Jalan Cemara 39 (Foto : instagram@terminal.coffee)
Bertahap di sini berarti mengawali lagi dari membeli kopi dalam bentuk bubuk, kemudian mulai membeli bijinya dari petani hingga sanggup membeli mesin roasting sendiri yang sekarang sanggup meroast 3 kilogram biji kopi setiap kali pemrosesan.
Saat merintis baik di jalan Cemara maupun Terminal Dago, Geri mengaku mencari informasi tentang kopi yang bagus awalnya dari internet. Dia tidak mengetahui keberadaan pemain-pemain kopi lama di Bandung misalnya Aroma sampai kemudian dia mulai coba mencicipi berbagai jenis kopi untuk bahan perbandingan.
Geri membeli kopi dari petani karena menurutnya lebih mudah untuk dirinya memastikan kualitas kopi-kopi yang dia jual di Terminal Coffee.
ADVERTISEMENT
“Kalau kualitas kopi jelek, maka penjualan juga akan jelek,” jelasnya saat ditemui di Terminal Coffee hari Selasa malam.
Saat ini kopi yang dijualnya berasal dari berbagai daerah di antaranya Aceh, Mandailing, dan Papua.
Saat ditanya apa rasa kopi yang paling disukainya dia beranggapan bahwa itu semua urusan selera sehingga tidak ada yang dia jadikan favorit.
“Untuk terakhir-terakhir ini sih lebih sering minum Mandailing,” ungkapnya menjawab pertanyaan kopi apa yang sedang sering diminumnya.
Terminal Coffee, Tempat Ngopi Asik Bandung yang Berawal dari Pahitnya Hidup Anjal (2)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Terminal Coffee (Foto : instagram@terminal.coffee)
Selain menyediakan kopi seduhan dalam berbagai teknik seperti tubruk dan vietnam drip yang cukup populer di kalangan pecinta kopi, Terminal Coffee juga menyediakan kopi dalam kemasan yang dijual dalam berbagai ukuran berat bagi mereka yang lebih suka minum kopi di rumah.
ADVERTISEMENT
Untuk ke depannya, Terminal Coffee sedang berusaha membuka lagi beberapa tempat di Bandung dan di luar kota.