Konten dari Pengguna

Manajemen Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Mutu Santri

AHMAD NADI ARJUNNAJAH
Maba UINJKT yang baik hati
8 Januari 2025 13:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AHMAD NADI ARJUNNAJAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pesantren merupakan realiasasi upaya pembaharuan sistem pembaharuan pendidikan Islam, yaitu upaya penyempurnaan sistem pesantren. Penyempurnaan sistem ini sangat dipengaruhi oleh paradigma pendidikan pesantren maupun karakteristik yang dimiliki pesantren, seperti pesantren model klasik (salafy) ataupun pesantren modern (khalafy) atau model terpadu dari keduanya (pesantren plus).
ADVERTISEMENT
Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat untuk belajar agama lebih mendalam. Sebagai instansi berlatar belakang pendidikan Islam, pesantren dikenal sebagai tempat belajar yang pasti menjadi pusat kultur Islam yang disahkan atau yang dilembagakan oleh masyarakat, setidaknya oleh masyarakat Islam itu sendiri yang secara faktanya tidak dapat diabaikan oleh pemerintah.
1. Manajemen Pendidikan
Manajemen, secara etimologik berasal dari kata manage atau manus dalam Bahasa latin yang berarti memimpin, menangani, mengatur dan atau membimbing. Dengan demikian berarti pengertian manajemen dapat diartikan sebagai sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan juga pengawasan.
A. Perencanaan (planningA. Perencanaan (
Perencanaan terkait kemana arah organisasi akan dibawa. Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yaitu (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai (visi) (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu (misi) (3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
ADVERTISEMENT
Beberapa model perencanaan pendidikan, antara lain:
a. Model perencanaan komprehensif
b. Model target setting
c. Model costing (pembiayaan) dan keefektifan biaya
d. Model PPBS (Planning, Progamming, Budgeting System)
B. Pengorganisasian (OrganizingB. Pengorganisasian (
Organisasi mengandung tiga elemen, yaitu kemampuan untuk bekerja sama, tujuan yang ingin dicapai dan komunikasi. Sedangkan pengorganisasian sebaiknya dilakukan oleh orang yang mampu berkomunikasi dengan orang lain, berkemauan melaksanakan, mengerti dan membagi tujuan organisasi.
Setidaknya ada lima tipe organisasi, antara lain:
a. Organisasi lini
b. Organisasi lini dan staf
c. Organisasi fungsional
d. Organisasi Matriks
e. Organisasi panitia
C. Kepemimpinan (leadingC. Kepemimpinan (
Kepemimpinan sebagai pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan berjuang dengan sukarela dan antusias menuju pencapaian tujuan kelompok. Leading adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan/anggota untuk mencapai tujuan organisasi.
ADVERTISEMENT
Memimpin berarti mengkomunikasikan tujuan kepada karyawan di seluruh organisasi dan menanamkan mereka dengan keinginan untuk tampil di tingkat tinggi. Memimpin melibatkan memotivasi seluruh departemen dan devisions serta individu-individu yang bekerja segera dengan manajer. Dalam Islam, kepemimpinan meliputi banyak hal.
Yang pertama Seorang pemimpin dalam perspektif Islam memiliki fungsi ganda yaitu sebagai seorang khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi yang harus merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Dan sekaligus sebagai Abdullah (hamba Allah) yang patuh serta senantiasa terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah.
Ke dua Dalam perspektif al Quran, seorang pemimpin memiliki beberapa kriteria seperti mencintai kebenaran, dapat menjaga amanah dan kepercayaan orang lain, ikhlas dan memiliki semangat pengabdian, baik dalam pergaulan masyarakat, dan bijaksana. Pemimpin dalam perspektif al Hadits, sebaiknya memiliki kriteria memipin untuk melayani bukan dilayani, zuhud terhadap kekuasaan, jujur dan tidak munafik, memiliki visi keummatan atau terbebas dari fanatisme, dan memiliki tanggung jawab moral.
ADVERTISEMENT
Dan terakhir yang ketiga Secara apologetik, kepemimpinan dalam pesantren adalah demokratis, ikhlas, sukarela dan sebagainya. Namun, jika diukur dengan perkembangan zaman, akan ada klise-klise yang perlu dipertanyakan lagi kebenarannya. Beberapa kriteria yang dijadikan tolok ukur bagi seorang pemimpin pesantren (kyai), antara lain:
a. Karisma
b. Personal
c. Religio-feodalisme
d. Kecakapan teknis
D. Pengawasan (controllingD. Pengawasan (
Pengawasan adalah memastikan bahwa seseorang sampai di tempat yang direncanakan untuk pergi. Seseorang tidak dapat memiliki kontrol tanpa tujuan atau standar yang hasilnya dapat dibandingkan. Pengawasan bisa disebut juga sebagai pengukuran dan koreksi kinerja kegiatan bawahan untuk memastikan bahwa semua tingkat tujuan dan rencana yang dirancang untuk mencapainya sedang dicapai.
Sebagai fungsi organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari manajer puncak hingga pada manajer rendah yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua petugas operasional. Proses dasar pengawasan terdiri dari tahap;
ADVERTISEMENT
a. Menetapkan standar pelaksaanan pekerjaan
b. Pengukuran hasil atau pelaksanaan pekerjaan
Foto diambil dari galeri pribadi
2. Peningkatan mutu santri
A. Total Quality Management (TQM)
Total Quality manajemen adalah menciptakan budaya kualitas dimana tujuan dari semua staff adalah memuaskan konsumen, dan membuat struktur organisasi yang memungkinkan kualitas tersebut dihasilkan. Konsep mutu atau kualitas sangat sulit didefinisikan. setidaknya ada dua macam konsep mutu, yaitu konsep yang absolut, konsep yang relatif.
B. Penjaminan kualitas
Sebagai salah satu bentuk penjual jasa pendidikan yang melibatkan tingkat interaksi yang tinggi antara penyedia dan pengguna jasa, setidaknya terdapat lima dimensi pokok yang menentukan kualitas pesantren, yaitu; Daya tanggap, jaminan (assurance), empati, bukti langsung.
C. Upaya peningkatan mutu santri
Upaya peningkatan mutu santri bisa dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai hal diantaranya;
ADVERTISEMENT
a. Standar mutu santri
Secara kognitif, standar mutu santri dalam bentuk pencapaian nilai standarnya menginjak angka 75 murni dalam setiap mata pelajaran.
Secara afektif, standar kompetensi yang harus dicapai adalah memiliiki nilai-nilai etika, estetika, demokrasi, toleransi, dan humaniora dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta mampu bertingkah laku secara syar’i sesuai dengan tuntunan ajaran Islam sehingga akan mencapai muslim yg sholeh utuh sosial.
Secara psikomotorik, standar kompetensi santri yaitu memiliki ketrampilan berkomunikasi, kecakapan hidup dan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam baik lokal maupun regional.
b. Pengembangan sumber daya manusia (PSDM) yaitu ustadz dan santri
Program perbaikan mutu ustadz antara lain pengadaan program workshop dewan asatidz, musyawarah ustadz mata pengajian (MUMP), seminar berkala, dan pembuatan karya ilmiah asatidz.
ADVERTISEMENT
Perbaikan mutu santri antara lain adanya beberapa program seperti tes masuk madrasah, praktek pengalaman mengajar (PPM), pembuatan karya ilmiah (tugas akhir), halaqah bahtsul masail al haditsah (musyawarah pembahasan masalah-masalah terkini), pemberian penghargaan kepada santri berprestasi, latihan khitobah (latihan pidato 4 bahasa: bahasa Arab, Jawa, Inggris dan Indonesia), dzibaiyyah (bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan lagu atau nada), membaca tahlil, halaqoh al-ta’lim atau majlis ta‘lim, sorogan kitab dan al Qur‘an, daurah ilmiah dan kajian tematik. Kegiatan ini dilakukan baik secara kelompok ataupun individual.