Konten dari Pengguna

Game Online Berdampak Buruk bagi Remaja

Ahmad Ridwan
Mahasiswa, UIN Syarif Hidayatullah jakarta
5 Desember 2022 22:02 WIB
clock
Diperbarui 20 Desember 2022 21:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Ridwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Remaja sedang Bermain Game Online. Sumber Foto : www.Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Remaja sedang Bermain Game Online. Sumber Foto : www.Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Game online merupakan permainan yang disukai anak remaja zaman sekarang, Istilah zaman sekarang remaja menyebutnya dengan kata mabar (main bareng). Dengan mabar ini seseorang bermain bareng dengan temannya baik berkelompok maupun sendiri. Game online sendiri sudah terkenal dimana-mana dan terdapat suatu kompetisi resmi yang mempertemukan antar daerah, kota, maupun negara. Dengan adanya kompetisi ini para pemain lebih bersemangat untuk menjadi pro player, secara tidak langsung pro player ini dapat menghasilkan uang jutaan rupiah dari hasil game online.
ADVERTISEMENT
Game berasal dari kata bahasa inggris yang memiliki arti dasar Permainan. Permainan dalam hal ini merujuk pada pengertian “kelincahan intelektual” (intellectual playability). Game juga bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada tingkat tertentu, merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal.
Game online biasanya terikat oleh Perjanjian Lisensi Pengguna Akhir (EULA). Konsekuensi dari melanggar perjanjian tersebut bervariasi sesuai dengan kontrak, mulai dari peringatan untuk penghentian, seperti dalam 3D immersive dunia Second life dimana pelanggaran kontrak akan menambahkan pemain peringatan, suspensi dan pemutusan tergantung pada pelanggaran. Menegakkan EULA sulit, karena biaya ekonomi tinggi dari intervensi manusia dan kembali rendah kembali ke perusahaan. Hanya di game skala besar itu menguntungkan bagi perusahaan untuk menegakkan EULA nya. Edward Castronova menulis bahwa “ada masalah kepemilikan dan pemerintahan yang kerut urusan negara secara signifikan”. Ia telah membagi pemerintahan online menjadi “good governance” dan “pemerintahan aneh”. Castronova juga menyebutkan bahwa dunia sintesis adalah cara yang baik untuk menguji bagi pemerintahan dan manajemen (Surbakti, 2017).
ADVERTISEMENT
Dampak game online bagi remaja adalah dimana mereka akan mengurung diri mereka dirumah untuk menghabiskan waktu mereka bermain game online dan mereka akan jarang berinteraksi dengan orang lain, mereka akan menghabiskan waktunya hanya di dunia maya saja. Selain itu mereka akan mengalami perubahan struktur dan fungsi otak. Gangguan pada otak tersebut akan mengalami kecanduan, sehingga kemampuan berpikir mereka terbatas. Kecanduan game online adalah sebagai penyakit gangguan mental yang disebabkan oleh kecanduan atau kebiasaan.
Seseorang yang mengalami kecanduan terhadap game online akan mengalami keluhan secara fisik dari sisi kesehatan. Seringkali orang yang kecanduan game online akan mengalami gangguan tidur sehingga mempengaruhi sistem metabolisme tubuhnya, sering merasa lelah (fatigue syndrome), kaku leher, dan otot sehingga Carpal Turner Syndrom. Makanya bermain game harus sesuai dengan kebutuhan kita, agar tetap mendapatkan sisi positifnya.
ADVERTISEMENT
Game online ini juga mengakibatkan remaja malas belajar, mereka tidak akan tenang saat belajar ketika sudah kecanduan dengan game online. Konsentrasi mereka juga akan sulit sehingga nilai mereka akan menurun dan mereka menjadi kurang disiplin terhadap waktu, serta mereka tidak akan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka hanya memperdulikan teman yang hanya ada di dunia maya saja.
Dengan adanya game online akan menjadi masalah dalam perkembangan bahasa anak remaja, orang tua dan guru akan sulit mendidik ketika anak remaja sudah terbawa oleh game online. Sebab game online dapat menimbulkan kecanduan pada anak remaja, WHO menetapkan kecanduan game online merupakan salah satu gangguan mental yang membuat remaja menjadi pemarah.
Tersedianya berbagai fitur-fitur membuat anak remaja semakin menggemari permainan game online. Namun, sayangnya game online dapat memperburuk keadaan mereka. Mereka akan malas pergi kesekolah dan belajar, bahkan bersosialisasi dengan teman-temanya. Dengan sering bermain game online, bahasa yang mereka gunakan juga berubah menjadi bahasa kasar. Mereka menganggap bahasa kasar merupakan hal yang wajar dalam berkomunikasi dengan teman-temanya. Secara tidak langsung akan membentuk karakter anak remaja kalau tidak diperhatikan oleh orang tua mereka.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial RS Pondok Indah, dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A (K) mengatakan, bahwa pertimbangan mengenai apakah bermain game online itu akan menjadi baik atau buruk untuk anak, tergantung pada usia, jenis dan isi game, serta bagaimana, dan berapa lama game tersebut dimainkan. “Perkembangan otak anak, terutama pada tahun-tahun awal kehidupan, mendapat jauh lebih banyak manfaat dari stimulasi yang bersifat pengalaman sehari-hari yang dialami atau dilakukan langsung,” ujar dr Catharine kepada Kompas.com. Menurutnya, dalam pengalaman tersebut anak mendapat berbagai input sensori secara simultan, serta mendapat kesempatan berekspresi dan berkomunikasi, terutama apabila didampingi orangtua, pengasuh, atau teman, dan saudara (Dewi, 2022).
Oleh karena itu, kita sebagai anak remaja harus dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Agar kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif. Kita juga harus dapat bersosialisasi dengan orang-orang yang ada disekitar kita dan kita sebagai bangsa indonesia harus menggunakan bahasa bahasa yang baik dan benar sesuai bahasa indonesia.
ADVERTISEMENT
References
Dewi, L. K. (Eds.). (2022). Anak Sering Main Game Online, Apa Dampaknya pada Tumbuh Kembang?. kompas. com. Diunduh pada 13 Desember 2022, dari https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/18/163000923/anak-sering-main-game-online-apa-dampaknya-pada-tumbuh-kembang?page=all
Surbakti, K. (2017). Pengaruh Game Online Terhadap Remaja. Jurnal Curere, 1(1), 28-38.