Konten dari Pengguna

Gunakan WiFi, CIA Dapat Temukan Posisi Kita

Ahmad Rifai
"Apapun yang membuatmu terbakar itu diperlukan!"
3 Juli 2017 11:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Rifai tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gunakan WiFi, CIA Dapat Temukan Posisi Kita
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jika ada yang masih ragu bahwa CIA dapat melacak hampir setiap orang, kapan saja, dan di mana saja, rilisan terbaru bertajuk Vault 7 dari Wikileaks mampu mengusir keraguan itu.
ADVERTISEMENT
CIA kemungkinan menggunakan malware dengan kode nama ELSA untuk menunjukkan dan mungkin melacak para pengguna Windows dalam jangkau waktu yang lama. Caranya adalah dengan meng-hack radio WiFi di laptop, bahkan saat perangkat tersebut sedang tak terhubung ke internet.
ELSA beroprasi dengan cara mentriangulasi lokasi laptop sasaran karena radio WiFi-nya secara aktif mendengarkan jalur akses publik yang pengenal ESS-nya, alamat MAC, dan kekuatan sinyal, dicatat secara berkala.
Nah, dalam kondisi ini malware menyimpan informasi dalam dokumen terenkripsi pada komputer target tersebut.
CIA kemudian dapat mendekripsi data, membandingkan informasi yang didapat secara diam-diam dengan database geo-lokasi publik dari Google atau Microsoft, dan kemudian menemukan perangkat tersebut menggunakan garis bujur dan lintang beserta timestamp (tiap waktu kejadian yang dicatat oleh komputer).
ADVERTISEMENT
Malware itu sendiri tak langsung mengarahkan beragam data tersebut pada server CIA.
“Sebagai gantinya, operator harus secara aktif untuk mengambil file log dari perangkat tersebut, menggunakan exploit dan backdoor CIA yang terpisah.”
ELSA dapat disesuaikan untuk menyamakannya dengan faktor lingkungan maupun operasionalnya, termasuk interval sampling, maksimum ukuran log file, permintaan, ataupun kemauan.
Dengan menggunakan database geo-lokasi yang sama dikelola oleh raksasa perusahaan internet, menambahkan software tambahan dapat menghasilkan profil pelacakan.
Dua minggu yang lalu, di tempat penyimpan pembuangan Vault 7 yang sama, Wikileaks mengungkap bagaimana CIA dapat menggunakan ‘implan’ malware dengan kode nama CherryBlossom untuk mengubah setidaknya 25 ruter WiFi dan model jalur akses, menuju tempat pengintaian.
Dan dua minggu sebelum kebocoran CherryBlossom, Wikileaks mengungkapkan hal baru dari agensi proyek Pandemic yang diduga “menargetkan mengontrol para user dengan mengganti kode aplikasi on-the-fly dengan versi trojan jika progam diambil dari mesin yang terinfeksi.”
ADVERTISEMENT
CIA tampaknya duduk dengan bermacam tool pengintaian.
Akan tetapi, Wikileaks sejauh ini gagal untuk membuktikan bahwa agensi tersebut telah melakukan penyalahgunaan.[]
***
29 Juni 2017