Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Prancis Sokong Rencana Theresa May Ambil Tindakan Keras pada Perusahaan IT
16 Juni 2017 17:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Ahmad Rifai tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Theresa May dijadwalkan bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada hari selasa.
ADVERTISEMENT
Theresa May telah mendapat dukungan dari Presiden Prancis dalam upaya untuk menekan perusahaan IT agar berbuat lebih banyak guna mengatasi isu terorisme, termasuk sebuah proposal untuk menciptakan kekuatan hukum baru yang memaksa Google, Facebook, atau perusuhaan sejenisnya, untuk menyingkirkan konten ekstrimis.
Di hari selasa, May akan bertemu dengan Macron di Paris. Keduanya akan membahas apa yang oleh Downing Street sebut sebagai “kampanye bersama guna memastikan bahwa internet tak dapat lagi digunakan sebagai tempat yang aman bagi teroris dan penjahat.”
Mereka akan membahas potensi denda bagi perusahaan yang ‘gagal mengambil tindakan’. Akan tetapi kedua pemimpin ini berkata bahwa mereka akan bekerja sama dengan perusahaan untuk mengembangkan alat untuk mengidentifikasi dan menghapus konten yang dianggap berbahaya.
ADVERTISEMENT
Berbicara menjelang kunjungannya ke Paris, May berkata dalam sebuah pernyataan, “Kerjasama konter-terorisme antara badan intelijen Inggris dan Prancis sudah kuat; akan tetapi Presiden Macron dan saya setuju bahwa lebih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman teroris secara online.
“Di Inggris kita telah bekerja sama dengan perusahaan media sosial untuk menghentikan penyebaran materi ekstremis dan propaganda beracun yang meliuk-liuk di pikiran para anak muda.
“Dan hari ini saya dapat mengumumkan bahwa Inggris dan Prancis akan bekerja sama untuk mendorong para perusahaan IT melakukan sesuatu lebih banyak dan mematuhi tanggung jawab sosial mereka untuk meningkatkan usaha menghapus konten berbahaya dari jaringan mereka; termasuk menjajaki kemungkinan untuk menciptakan pertanggungjawaban hukum baru bagi perusahaan-perusahaan tersebut jika gagal menghapus konten yang tak dapat diterima.
ADVERTISEMENT
“Kami bersatu dalam penghukuman total atas tindak terorisme dan komitmen kami untuk membasmi kejahatan tersebut.”
May dan Macron akan menekan perusahaan IT untuk membangun forum industri guna berbagi solusi dalam mengatasi ekstremisme online, seperti yang disepakati pada KTT G7 para pemimpin dunia pada bulan lalu.
Home Secretary, Amber Rudd, yang memiliki tanggung jawab pada urusan dalam negeri, mengatakan setelah serangan teror di Jembatan Westminster pada bulan Maret, polisi tak dapat menerima pesan WhatsApp milik Khalid Masood akhir-akhir waktu itu karena enkripsi end-to-end bawaan dari aplikasi. Sungguh, hal ini tentu tak bisa diterima.
Dirinya berkata, “Kita perlu memastikan bahwa organisasi seperti WhatsApp, dan ada banyak jenis seperti ini, tidak menyediakan tempat rahasia bagi teroris untuk berkomunikasi satu sama lain.”
ADVERTISEMENT
Rudd akan bertemu dengan menteri dalam negeri Prancis, Gérard Collomb, dalam beberapa hari mendatang guna membahas lebih lanjut seputar rencananya.
May sendiri akan menjadi tamu Macron pada pertandingan sepakbola antara Prancis dan Inggris pada hari selasa, yang juga akan mengadakan penghormatan kepada para korban serangan teror di Manchester dan London.[]
***
Diterjemahkan secara bebas dari sini: France Backs Theresa May’s Plan To Crack Down On Tech Firms Like Facebook And Google
13 Juni 2017