Konten dari Pengguna

Gaya Kepemimpinan Janica Ardern Dalam Penanganan Pandemik Virus Korona

Ahmad Rizki Nurfarhan
UI/UX Designer at Startup Company
23 Juni 2020 7:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Rizki Nurfarhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi virus korona adalah ujian terbesar kepemimpinan di berbagai negara yang pernah ada. Setiap pemimpin di dunia mempunyai potensi ancaman yang sama. Setiap pemimpin di berbagai dunia juga bereaksi berbeda, dengan gayanya sendiri. Dan pemimpin mempunyai hasil yang berbeda juga. Seperti halnya Kanselir Jerman Angela Merkel menganut sains. Sementara itu, presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak tentang pengaruh sains terhadap setiap kebijakanya untuk melawan virus corona.President Donald trump juga lebih memilih tidak terpengaruh sains pada setiap kebijakanya, sementara Perdana Menteri India Narendra Modi sama sekali tidak memiliki kesiapan yang matang, bahkan ketika mengunci atau lockdown 1,3 juta orang di india (Friendman,2020).
ADVERTISEMENT
Banyak penilitian yang menunjukan juga bahwa kepemimpinan yang buruk sudah menjadi hal yang biasa dalam birokrasi pemerintah, sebaliknya kepemimpinan yang baik dapat membuat suatu perbedaan yang nyata bagi organisasi dan masyarakat (Wilson,2020).
Nya Zeelands premiärminister Jacinda Ardern. Foto: Mark Mitchell/TT
Jacinda Ardern, perdana menteri Selandia Baru yang berusia 39 tahun, adalah perdana mentri termuda di Selandia baru. Gaya kepemimpinannya adalah salah satu empati dalam krisis yang menarik perhatian banyak orang. Pesan-pesannya jelas, konsisten, dan banyak orang yang berpendapat bahwa pesan komunikasi yang disampaikan sangat menenangkan . Pendekatannya tidak hanya beresonansi dengan orang-orangnya pada tingkat emosional tetapi juga pendekatan melalui sains dan logika melalui kebijakan yang dibuatnya (Friedman,2020)
Selandia Baru tidak memiliki kasus COVID-19 aktif setelah pasien terakhir negara itu diberikan semua jelas dan dibebaskan dari isolasi, otoritas kesehatan mengatakan bahwa tidak ada penambahan kasus baru selama 14 hari berturut-turut. kehidupan dapat kembali ke bentuk normal pra-pandemi. Sejak pandemi dimulai, negara ini telah melaporkan 1.504 kasus dan 22 kematian secara nasional, dan telah dipuji secara luas atas pendekatan yang ketat untuk memerangi virus (Amanda,2020).
ADVERTISEMENT
Atas pencapaian tersebut Perdana mentri selandia baru tersebut mendapatkan predikat sebagai 100 pemimpin yang paling berpengaruh pada tahun 2020 versi majalah forbes. Popularitas Ardern telah melonjak sejak dia memerintahkan penutupan ketat negara itu, tingkat persetujuannya melonjak sekitar 20 poin sejak jajak pendapat terakhir dan karena hampir 92% responden mengatakan mereka mendukung langkah-langkah yang dia terapkan (Toby Manhire,2020)
Selandia baru mulai meringankan beberapa langkah awal yang pertama kali diberlakukan pada 25 Maret ketika menutup sebagian besar bisnis, menutup sekolah, dan mengharuskan penduduk tinggal di rumah. Pada saat itu, negara tersebut menggariskan rencana empat tahap untuk bergerak menuju new normal. Lockdown pertama berada pada level 4 dengan tingkat keketan yang sangat tinggi dan pengawasan yang ketat,kemudian pindah ke Level 3 pada bulan April, dan kemudian Level 2 pada pertengahan Mei. Perpindahan ke Level 1 telah direncanakan pada tanggal 22 Juni, kemudian sesampainya pada tidak ada kasus baru yang dilaporkan. Lockdown dicabut pada tengah malam hari Senin
ADVERTISEMENT
Banyak yang memuji pengumuman itu, termasuk Helen Clarke, mantan perdana menteri Selandia Baru, yang memposting di Twitter: “Kepemimpinan yang jelas & publik yang terlibat telah menghasilkan hasil pada 0 kasus di selandia baru”
Memimpin dan Mau dipimpin oleh orang yang merupakan bidangya adalah kunci sukses penanganan Covid-19
Menurut teori kepemimpinan identitas sosial menjelaskan, jika kita percaya bahwa para pemimpin bertindak untuk melayani kepentingan bersama kita maka transformative aksi kolektif menjadi mungkin (Haslam dan Reicher, 2016). Transformatif, aksi kolektif semacam itu adalah keharusan untuk bertahan hidup yang ditimbulkan oleh pandemi, karenanya peran penting dari raktik yang berfungsi untuk membangun kepercayaan
Pemerintah Selandia Baru mengikuti saran ilmiah, fakta, bukti dan keinginan untuk mendengarkan orang-orang yang memiliki keahlian yang relevan untuk membantu menginformasikan pengambilan kebijakan publik. Karena itu tidak heran selandia baru menjadi negara yang mengalami pemulihan serangan virus korona sangat cepat. Sementara konsekuensi mengabaikan sains dan tidak dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya dan mementingkan panggung politik akan menjadi hancur oleh pandemic ini. Terbukti di negara-negara yang tidak dapat menampungnya penyebaran virus seperti brazil, amerika serikat, dan india. Oleh karena itu satu-satunya poin lebih lanjut, dari perspektif praktik kepemimpinan, itu adalah bahwa aspek kerangka kerja ini menyoroti kebutuhan akan pemimpin bersedia untuk mengikuti saran dari mereka yang memiliki keahlian yang relevan dengan pandemic virus korona (Wilson,2020)
ADVERTISEMENT
Berbagai penelitian tentang kepemimpinan yang disfungsional menunjukkan arogansi, keangkuhan dan penolakan untuk mendengarkan berbagai pihak sebagai faktor utama yang menyebabkan kegagalan terhadap kepemimpinan (Hogan et al., 2010; Tourish, 2018). Kesediaan para pemimpin untuk diri mereka sendiri dengan dipimpin oleh orang yang memiliki keahlianya maka dapat mengurangi risiko kepemimpinan pandemi yang disfungsional dan tidak efektif serta menyediakan kerangka bagaimana praktik kepemimpinan saat pandemi yang efektif. Sederhananya, pelajaran dari Selandia Baru adalah bahwa untuk memimpin dengan baik dalam konteks pandemi, para pemimpin pertama-tama harus bersedia untuk dipimpin oleh mereka yang memiliki keahlian yang relevan. Hal Ini untuk menciptakan dan membangun kepercayaan pada publik
Pandemic leadership : A good practice framework
ADVERTISEMENT
Sumber : Sage Journal, Janica Ardern leadership respond to Coronavirus
Menumbuhkan tujuan Bersama dan Tindakan kolektif dengan Gaya kepemimpinan Jacinda Ardern
Design Graphic By David Fisher
Sifat dari Virus korona, seperti halnya penularanya dengan dampak seperti kehilangan pekerjaan, perlamabatan pertumbuhan ekonomi, resesi, dan kematian masal yang terjadi. Hal ini mengingat bahwa Jacinda ardern memberitahukan dengan menyampaikan bahaya yang terjadi jika meremehkan virus ini. Gaya komunikasi yang disampaikan terasa emosional sehingga penduduk new Zealand terasa berempati dan saling memliki . Jacen arden menyebut dirinya tidak akan bisa melawan covid-19 tanpa bantuan masyarakt new Zealand. Bagi dirinya kerja tim utama adalah bukan hanya dari pemerintah akan tetapi dari 5 juta masyarakat yang merupakan kerja tim itu sendiri. Sikap dinginnya di bawah tekanan, disiplin diri, dan ketegasan tanggapan pemerintahnya terhadap pandemi COVID-19 telah membuat beberapa orang menyebut Ardern pemimpin nasional paling efektif di dunia.
ADVERTISEMENT
Perusahaan riset pasar Colmar Brunton pada awal April menemukan bahwa 88 persen warga Selandia Baru memercayai pemerintah untuk membuat keputusan yang tepat tentang mengatasi COVID-19, dan 84 persen menyetujui tanggapan pemerintah terhadap pandemic covid-19, di masing-masing lebih tinggi daripada yang ditemukan perusahaan di tujuh negara maju terbesar di dunia, termasuk Amerika Serikat. Warga negara Selandia Baru mendukung kebijakan pemerintah meskipun banyak yang merasakan kesulitan ekonomi, setidaknya dalam jangka pendek, sebagai akibatnya.
Dalam kata-kata Helen Clark, perdana menteri Selandia Baru dari 1999 hingga 2008, Ardern adalah seorang komunikator alami dan empatik yang tidak hanya pandai berbicara kepada orang-orang, tetapi sebaliknya Jacinda ardern menandakan bahwa dia "Jacinda ardern bersama mereka". Dengan demikian, akan tumbuh rasa persatuan.
ADVERTISEMENT
Jacinda Arden saat live Facebook. Sumber foto : https://www.newshub.co.nz/
Dia bersimpati dengan betapa mengkhawatirkan mendengar keluhan mereka yang baru saja terkena dampak pandemic Covid-19 pada semua warga Selandia Baru. Janica ardern memberi tahu mereka bahwa hidup yang normal dan aktifitas pada biasanya sudah berakhir dengan sementara waktu dengan masa penguncian selama 14 hari. Janica ardern memperkenalkan konsep-konsep yang bermanfaat dengan bersosialisasi, seperti memikirkan orang orang yang penting dalam hidup kepada warga selandia baru dan juga bagaimana jika seseorang terkenda covid-19 serta dapat menularkan kepada orang terdekat yang mereka kenal serta virus dapat hidup di permukaan selama 72 jam.
“Dia tidak memberikan informasi yang salah; dia tidak melemparkan kesalahan kepada orang lain; dia mencoba untuk mengelola harapan semua orang pada saat yang sama saat dia menawarkan sebuah keyakinan kepada banyak orang bahwa pandemik ini bisa berlalu, "Van Jackson, seorang sarjana hubungan internasional di Victoria University of Wellington dan mantan pejabat Departemen Pertahanan selama pemerintahan Obama
ADVERTISEMENT
Kesuksesan penurunan kasus tentu saja bukan hanya yang dilakukan oleh Jacinda ardern. Tetapi, dari sebuah Tindakan kolektif usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti Lembaga Kesehatan masyarakat, oposisi dari partai politik dan Masyarakat selandia baru secara kesuluruhan, yang sudah berjuang untuk melakukan social distancing dan penguncian sementara atau lockdown.
Strategi Kepemimpinan Janica ardern dalam melawan covid-19
Berbagai praktik kepemimpinan terbukti dalam respons pemerintah Selandia Baru yang membantu untuk memungkinkan mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemic. Jacinda Ardern melakukan serangkaian ‘Conversations through COVID-19 'di mana dia telah mewawancarai para ahli atau praktisi dari berbagai bidang.Seperti halnya wawancara dengan seorang psikolog, untuk mengeksplorasi ide-ide untuk mengatasi tekanan pandemi (Ardern dan Latta, 2002); dengan mentor bisnis berpengalaman yang bekerja dengan pengusaha dan usaha kecil, untuk mengeksplorasi bagaimana orang dapat mendukung usaha kecil dan apa yang bisa dan harus dilakukan oleh pemilik usaha kecil (Ardern dan Hamilton, 2002). Hal ini dapat membantu perencanaan dalam kebijakan berikutnya serta analisis terhadap permasalahan yang ada.
ADVERTISEMENT
Situasi lockdown Jalan raya di Auckland,Selandia baru. Sumber foto : https://www.stuff.co.nz/
Pada 23 Maret, Selandia Baru mengumumkan tindakan penguncian yang keras. Pada saat itu, hanya sekitar 100 orang di negara itu yang dinyatakan positif terkena virus dan belum ada yang meninggal. "Kita harus bekerja keras dan kita harus pergi lebih awal," kata Ardern beberapa hari sebelumnya, ketika mengumumkan apa yang dia sebut sebagai lockdown atau isolasi
Warga negara diharuskan untuk tinggal di rumah kecuali jika benar-benar harus keluar. Orang-orang diizinkan berolahraga di lingkungan mereka sendiri, tetapi berenang di pantai dilarang. Perbatasan ditutup, kecuali untuk warga dan penduduk, yang diharuskan untuk karantina atau mengisolasi diri selama 14 hari setelah masuk. Dan hampir semua bisnis tutup. "Hanya bisnis yang benar-benar penting untuk memastikan kebutuhan hidup, seperti supermarket dan apotek, dapat tetap terbuka," (Ardern, 2020)
ADVERTISEMENT
Langkah-langkah penguncian atau lockdown dilakukan ,karantina, rapid test juga dilakukan bagi siapa saja yang diduga terkena dan pelacakan kontak. Setelah sebuah kasus teridentifikasi, kontak dekat orang tersebut dilacak dan diharuskan untuk mengisolasi diri.
Selandia Baru telah melakukan lebih dari uji rapid test sebanyak 100.000angka 2.190 per 100.000 orang. Sebagai perbandingan, Korea Selatan yang memiliki wabah yang jauh lebih besar dan membuat rapid test masal menggunakan pendekatan inovatif seperti pusat drive-thru test memiliki angka 1.140 per 100.000 orang (BBC,2020)
Ardern dan pemerintahannya telah membuat warga Selandia Baru untuk "Bersatu Melawan Covid-19," dan janica ardern berulang kali menyebut kepada warga selandia baru bahwa tim kami yang terdiri dari lima juta orang (Beker,2020)
ADVERTISEMENT
Jacinda Ardern saat Bertemu Masyarakat agama islam saat kejadian Penembakan di Christcurch pada tahun 2019. Sumber foto : www.smh.com.au
Gavin Yamey direktur Pusat Dampak Kebijakan dalam Kesehatan Global di Duke Global Health Initiative mengatakan pesan persatuannya sangat terasa dan membuat publik merasa percaya kepada apa yang dilakukan pemerintah. Seperti yang diketahui bahwa janica ardern pada kasus penembakan masjid Christchurch pada tahun 2019 banyak orang yang memuji akan rasa empati nya tersebut. Ketika itu perdana mentri tersebut mengajak warga masyarakat selandia baru untuk menggunakan hijab agar orang islam tidak merasa takut untuk keluar lagi dan memeluk mereka. Janica ardern terlihat menangis ketika mendatangi keluarga yang menjadi korban penembakan tersebut. Selanjutnya dari aksi penembakan tersebut perdana mentri tersebut membuat kebijakan yang baru agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. “Kejadian ini merupakan luka yang dalam bagi warga selandia baru bukan hanya untuk bagi warga muslim saja “ kata janica ardern ketika dijumpai jumpa pers. Dari kejadian tersebut bahwa dengan rasa empati yang kuat akan timbul kepercayaan yang publik yang kuat juga (Ishaan Tharoor,2020)
ADVERTISEMENT
Bollyky dari Dewan Hubungan Luar Negeri mengatakan bahwa kepemimpinan Ardern dan komunikasinya yang jelas dan konsisten, berdasarkan ilmu pengetahuan, rasa empati dan kepemimpinan yang autentik serta dukungan dari seluruh elemen masyarakat selandia baru merupakan sangat penting bagi keberhasilan Selandia Baru untuk melawan pandemic virus korona .