Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Ayah: Inspirasi dan Penyemangat dalam Setiap Langkah Hidupku
9 Juni 2024 16:34 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ahmad Rizky Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap impian dan langkah sukses yang saya raih tak lepas dari dukungan seorang figur sentral dalam hidup saya ayah. Sosok yang tak hanya mendoakan di setiap salatnya, tetapi juga selalu memotivasi dan membela anak-anaknya. Ayah ingin kami, anak-anaknya, mencapai prestasi yang lebih tinggi dari dirinya.
ADVERTISEMENT
Ayah saya, Ahmad Zainal, adalah laki-laki kelahiran Makassar separuh abad silam yang penuh dedikasi. Rambutnya mulai memutih dan tubuhnya tidak lagi segar seperti dulu, tetapi semangatnya untuk menafkahi keluarga tetap menyala. Tidak pernah sekali pun ia mengeluh, meskipun peluh membasahi tubuhnya yang lelah. Guratan keletihan selalu tampak jelas setiap kali ia pulang dari kerja. Sosok yang gagah dan tegas ini hampir tidak pernah meneteskan air mata, menunjukkan keteguhan hati yang selalu menginspirasi saya.
Ayah sering bercerita tentang perjuangannya di masa lalu. Ia memulai karir sebagai pengamen di Bekasi, Jawa Barat. Merantau ke Jakarta bersama saudara-saudaranya, ia berjuang mencari rupiah di tanah Jawa. Kemudian, ia juga pernah menjadi supir angkot. Saat ini, ia bekerja sebagai driver di sebuah perusahaan Jepang. Dari kisah-kisahnya, saya belajar tentang betapa kerasnya dunia ini dan bagaimana ia berhasil melewati semua rintangan itu. Ayah selalu mengingatkan kami untuk belajar dari kesalahannya di masa lalu agar kami tidak mengulangi kesalahan yang sama.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, ayah dan saya memiliki banyak kesamaan. Kata ibu, warna kulit sawo matang serta semangat dan kepercayaan diri yang saya miliki diwariskan dari ayah. Kami juga berbagi hobi yang sama, yaitu bermain gitar. Ayah sering mengajari saya bermain gitar, sebuah momen yang selalu saya nantikan. Kami juga sama-sama menyukai klub sepak bola Manchester United. Setiap kali klub kesayangan kami bertanding, kami selalu menonton bersama dan memberikan komentar serempak jika ada gol tercipta. Jika salah satu dari kami tidak menonton, keesokan paginya kami pasti akan menceritakan kembali pertandingan tersebut dengan penuh antusiasme.
Ayah selalu mendukung segala yang saya lakukan, asalkan saya tetap mengutamakan pendidikan. Baginya, pendidikan adalah nomor satu. Ia tidak pernah menetapkan standar tinggi, tetapi akan kecewa jika nilai pelajaran saya jelek. Meski tidak diwajibkan untuk mendapatkan peringkat di kelas, saya berhasil meraih peringkat tiga besar. Ketika tiba saatnya memilih universitas, ayah tidak mengharuskan saya masuk universitas favorit. Namun, saya berhasil membuktikan diri dengan diterima di Politeknik Negeri Jakarta. Ayah sangat bahagia dan segera mengabari keluarga besar di Makassar. Saya pun merasa senang bisa membahagiakannya dan membuatnya bangga.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, ayah adalah sosok penyemangat. Meskipun sejak kecil saya sering dimarahi dan dibentak, saya kini paham bahwa semua itu untuk kebaikan saya. Dulu, saya sering memberontak, tetapi seiring bertambahnya usia, saya mengerti bahwa ayah mendidik dengan keras demi masa depan saya. Kini, saya lebih dewasa dan siap memenuhi harapannya. Setiap kali saya merasa lelah, ayah segera mendekati untuk berbincang dan memberikan dukungan moral. Ia selalu ada untuk saya dalam setiap pertandingan, merasa senang jika saya menang, dan mengabadikan medali yang saya dapatkan untuk ditunjukkan kepada keluarga besar.
Pesan ayah agar menjadi orang baik, tidak sombong, dan selalu bersyukur selalu menjadi pedoman saya dalam menjalani kehidupan. Ia selalu berpesan untuk tidak merasa hebat atas apa yang dimiliki, karena di mata Allah SWT, itu tidak berarti apa-apa. Hidup harus dijalani dengan keprihatinan, melihat ke bawah agar selalu bersyukur atas apa yang dimiliki. Kata-kata tersebut selalu mengingatkan saya untuk tetap rendah hati dan berbuat baik kepada sesama.
ADVERTISEMENT
Saya merasa bangga, bahagia, dan terima kasih memiliki ayah seperti beliau. Meski saya belum sepenuhnya mampu membuatnya bahagia dan menjadi anak yang berbakti, saya berjanji suatu hari nanti akan membuktikan bahwa kebahagiaan mereka adalah tujuan hidup saya. Setiap langkah, perbuatan, dan tingkah laku saya akan selalu diwarnai dengan semangat dan perjuangan mereka. Sudah saatnya para ‘penyemangat hidup’ menyandarkan gelarnya, dan tongkat estafet pejuang diwariskan kepada saya. Semoga saya mampu menjadi ‘penyemangat hidup’ bagi anak cucu nanti, seperti ayah bagi saya.
Melalui perjalanan hidup ayah, saya belajar bahwa kehidupan ini penuh dengan tantangan dan rintangan yang harus dihadapi dengan tekad dan semangat yang kuat. Keteguhan hati dan dedikasi ayah dalam menafkahi dan mendidik kami adalah teladan yang tak ternilai. Saya selalu berusaha mengambil hikmah dari setiap cerita dan pengalaman yang ia bagikan. Ayah tidak hanya menjadi pahlawan dalam cerita hidup saya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi setiap langkah yang saya ambil.
ADVERTISEMENT
Ketika ayah menceritakan masa mudanya yang penuh perjuangan, saya selalu merasa terharu dan termotivasi. Bayangkan, seorang anak muda yang merantau ke Jakarta dengan tekad dan impian besar, harus menjalani hari-hari sebagai pengamen dan supir angkot. Namun, dari situ saya belajar bahwa keberhasilan tidak datang dengan mudah. Setiap tetes keringat dan kerja keras ayah adalah bukti bahwa dengan tekad yang kuat, seseorang bisa mencapai apa saja.
Kini, melihat ayah yang semakin tua, saya merasa ada tanggung jawab besar di pundak saya. Saya ingin membalas semua kebaikannya dengan menjadi anak yang berbakti dan bisa dibanggakan. Meski perjalanan saya masih panjang, saya yakin dengan dukungan dan doa dari ayah, saya bisa meraih mimpi-mimpi saya. Ayah selalu mengingatkan saya bahwa kebahagiaan sejati adalah bisa membahagiakan orang lain, terutama keluarga.
ADVERTISEMENT
Di setiap langkah kehidupan saya, ada bayangan ayah yang selalu menyertai. Setiap nasihat, setiap teguran, dan setiap dukungannya menjadi bekal berharga bagi saya. Saya percaya, dengan menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai yang ayah tanamkan, saya akan mampu menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa menjadi teladan bagi anak cucu saya nanti. Terima kasih, ayah, untuk segala cinta dan pengorbananmu. Semoga saya bisa meneruskan perjuanganmu dan menjadi ‘penyemangat hidup’ bagi generasi berikutnya.