Fahri Hamzah: AM Fatwa Sempat Marahi Saya soal KPK

14 Desember 2017 10:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di rumah duka AM Fatwa (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di rumah duka AM Fatwa (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Anggota DPD RI, AM Fatwa meninggal dunia di RS MMC, Kuningan, Kamis (14/12) sekitar pukul 06.25 WIB. Meninggalnya AM Fatwa menyisakan duka mendalam bagi para pejabat negeri.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, dirinya adalah salah satu orang yang cukup dekat dengan AM Fatwa. Fahri juga pernah bersama-sama merencanakan aksi damai semasa proses reformasi berlangsung.
Fahri menuturkan, 20 Mei 1998 malam, dia bersama AM Fatwa dan beberapa tokoh ICMI lainnya, seperti alm Adi Sasono dan Amien Rais tengah mendorong terwujudnya reformasi.
Fahri berangkat dari rumah Malik Fadjar di Menteng menuju ke Monas untuk melihat lokasi yang akan dijadikan tempat aksi damai. Saat itu, Monas dikabarkan sudah dikepung oleh tentara.
"Kami bertiga dengan Pak Amien Rais naik mobil Pak Fatwa, kijang (berwarna merah hati). Setelah melihat Monas yang dipenuhi alat persenjataan berat kami kembali ke Menteng dan memutuskan untuk membatalkan aksi damai keesokan harinya yang ternyata malah Pak Harto mengundurkan diri 21 Mei 1998," kata Fahri dalam keterangaannya, Kamis (14/12).
ADVERTISEMENT
Fahri menilai, AM Fatwa merupakan seorang politikus andal lintas zaman baik saat Orde Lama maupun Orde Baru. Bahkan, Fahri menyebut AM Fatwa merupakan politikus Islam yang punya observasi luas soal ke-Indonesaiaan dan keislaman.
"Lalu kami pernah bersama-sama di DPR dan MPR, saya mengenal secara dekat sekali cita-cita dan perjuangannya sejak awal sehingga kemampuan dan pandangan politiknya. Dia seorang politisi Islam yang memiliki observasi yang sangat luas pada persoalan sejarah, keislaman, dan keindonesiaan," jelas Fahri.
"Dia itu seperti sisa akhir dari peninggalan politik Islam dari masa lalu, karena itulah kepergian dia ini membuat kita kehilangan orang yang pernah sangat ada di pentas politik di negeri ini, mudah-mudahan kita banyak mengambil banyak contoh dari Pak Fatwa karena sesungguhnya dia merupakan politisi yang sangat senior dan meninggalkan bekas yang sangat mendalam," imbuh Fahri.
Fahri Hamzah usai rapat paripurna (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fahri Hamzah usai rapat paripurna (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Fahri juga tidak bisa lupa ketika AM Fatwa marah besar soal sikapnya terkait KPK. Tapi, yang juga tak bisa dinafikan, AM Fatwa kemudian mengirim surat permintaan maaf kepada Fahri atas ucapannya itu.
ADVERTISEMENT
"Saya ada perbedaan pendapat tentang KPK sampai beliau sangat marah. Tapi entah mengapa pada hari berikutnya beliau mengirim surat meminta maaf, dan saya pun bertamu. Dalam kesempatan itu beliau ada permintaan khusus terkait masa depan politik saya pasca PKS, tetapi saya mendiskusikannya secara santai," tutur Fahri.
Fahri juga menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya AM Fatwa. "Selamat Jalan Pak Fatwa. Kami semua pasti menyusulnmu," ucap Fahri.