Haedar Nashir: Muhammadiyah Tak Ikut Reuni 212

24 November 2017 13:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Foto: Facebook/Persyarikatan Muhammadiyah)
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Foto: Facebook/Persyarikatan Muhammadiyah)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir, mengatakan, pihaknya tidak akan ikut serta dalam Reuni Akbar 212 pada Sabtu (2/12). Menurut dia, kegiatan tersebut sudah dalam konteks yang tidak sesuai dengan kebiasaan jamaah Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
"Kami (Muhammadiyah) tidak akan berreuni. Maka saya tegaskan kami tidak akan dukung apa lagi ikut berdemo," ujar Haedar di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (24/11).
"Lebih baik kita reuni 17/8/1945 (hari Kemerdekaan Indonesia). Itu jauh lebih luas dan produktif," kata Haedar.
Massa aksi 212 di depan gedung DPR RI. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa aksi 212 di depan gedung DPR RI. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Aksi masa 212, kata Haedar, merupakan kemelut umat Islam ketika mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diduga melakukan penistaan terhadap agama. Ketika itu, Ahok dinilai telah menodai Al-Qur'an melalui Surat Al Maidah ayat 51 ketika kunjungan kerja di Kepualauan Seribu.
"Lebih baik yang produktif. Jadi, Muhammadiyah itu tidak akan menunaikan kegiatan-kegiatan yang seperti itu," imbuh Haedar.
Haedar berharap gerakan-gerakan yang lebih produktif lebih banyak muncul ke depannya. Masyarakat juga harus cerdas dalam menyikapi sesuatu agar tidak dipolitisasi.
ADVERTISEMENT
"Makanya rakyat harus cerdas. Supaya kita tidak mudah terpolitisasi. Umat Islam harus cerdas, melek poltik, dan tidak gampang terpolitisasi," tutup Haedar.