Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Perfeksionis dan Obsessive-Compulsive Disorder, Sama Gak Sih?
27 Februari 2025 9:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ahmad Shabir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kesehatan mental sering kali dianggap sebagai masalah yang sepele, padahal dampaknya bisa sangat besar terhadap kualitas hidup seseorang. Banyak orang masih beranggapan bahwa gangguan mental hanyalah kelemahan diri atau sesuatu yang bisa diatasi dengan sekadar berpikir positif, tanpa memahami bahwa kondisi ini dapat memengaruhi pikiran, emosi, dan bahkan kesehatan fisik seseorang. Akibat stigma tersebut, banyak individu yang mengalami gangguan mental enggan mencari bantuan karena takut dicap lemah atau berlebihan. Padahal, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dan membutuhkan perhatian, pemahaman, serta dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai kesehatan mental agar lebih banyak orang berani mencari bantuan dan mendapatkan perawatan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang tanpa sadar diam-diam mengidap gangguan kesehatan mental. Salah satu bentuk gangguan mental adalah gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu gangguan kecemasan umum, gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia spesifik, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stres pascatrauma, serta gangguan kecemasan berpisah.
Salah satu bentuk kecemasan yang sering kali dibahas, baik oleh orang awam maupun penggiat kesehatan mental, adalah gangguan obsesif-kompulsif atau Obsessive-Compulsive Disorder (OCD). OCD sendiri merupakan gangguan mental yang ditandai dengan obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah pikiran yang berulang, tidak diinginkan, dan sering kali mengganggu, sedangkan kompulsi merupakan perilaku berulang-ulang yang dilakukan untuk meredakan kecemasan yang timbul akibat obsesi tersebut. Sering kali OCD tidak dapat dibedakan oleh orang awam dengan sifat perfeksionis.
ADVERTISEMENT
Perfeksionisme sendiri merupakan sifat kepribadian yang ditandai dengan keinginan untuk mencapai standar yang sangat tinggi. Seseorang yang perfeksionis sering kali memiliki ekspektasi tinggi terhadap diri sendiri dan merasa kecewa ketika tidak dapat mencapai ekspektasi tersebut. Namun, perfeksionisme tidak selalu bersifat negatif dan terkadang dapat menjadi dorongan untuk mencapai prestasi.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara seseorang yang bersifat perfeksionis dan seseorang yang mengidap OCD. Kesamaan dari kedua hal ini adalah seseorang fokus pada detail dan kesempurnaan, di mana mereka sering terobsesi untuk menjadi sempurna bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Mereka juga memiliki kecemasan jika standar tidak terpenuhi, yang mengakibatkan timbulnya stres. Kesamaan berikutnya adalah perilaku berulang, di mana orang dengan OCD melakukan ritual tertentu secara berulang, sedangkan perfeksionis cenderung mengulangi tugas untuk memastikan kesempurnaan.
ADVERTISEMENT
Perbedaan antara OCD dan perfeksionisme dapat dibedakan menjadi empat aspek. Pertama, dari segi penyebab utama, orang dengan OCD mengalami gangguan kecemasan dengan obsesi dan kompulsi, sementara perfeksionisme adalah sifat kepribadian dengan standar yang tinggi. Kedua, dari segi dampak terhadap kehidupan, seseorang dengan OCD melakukan tindakan berulang hingga mengganggu kegiatan sehari-hari, sedangkan perfeksionisme dapat menjadi dorongan positif, tetapi di sisi lain juga dapat menyebabkan stres. Ketiga, dalam aspek kesadaran diri, orang dengan OCD sering menyadari bahwa pikirannya tidak rasional, tetapi mereka tidak dapat mengontrol tindakannya. Sementara itu, perfeksionis merasa perilakunya wajar dan bermanfaat. Keempat, dari segi fokus utama, orang dengan OCD berusaha mengurangi kecemasan yang mereka rasakan melalui ritual kompulsif, sedangkan perfeksionis lebih berfokus pada pencapaian standar kesempurnaan.
ADVERTISEMENT
Dua hal ini memang memiliki kesamaan, tetapi juga memiliki perbedaan yang cukup jelas. Meskipun telah dijelaskan perbedaan dan persamaan antara OCD dan perfeksionisme, jika Anda merasakan gejala yang dirasa mirip dengan OCD, sebaiknya segera periksakan diri ke tenaga ahli agar mendapatkan jawaban yang pasti dan tindakan yang tepat.