Konten dari Pengguna

Kegagalan Adalah Awal Kesuksesan, Benarkah?

Ahmad Sidqon Muafi
Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, UIN Raden Mas Said Surakarta
6 Desember 2022 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Sidqon Muafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cover Buku Seni Mengatasi Kegagalan Karya Pratiwi A. (sumber dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Cover Buku Seni Mengatasi Kegagalan Karya Pratiwi A. (sumber dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
(Resensi Buku Seni Mengatasi Kegagalan)

Tentang Kegagalan yang Tidak Sepantasnya Ditertawakan

ADVERTISEMENT
Kegagalan dan kesuksesan diibaratkan hitam gelap dan putih terang yang saling berlawanan. Seperti halnya dua sisi mata koin, kesuksesan dan kegagalan selalu berjalan berdampingan. Keduanya tentu akan saling membayangi, entah itu kegagalan ataupun kesuksesan. Itu berarti ketika kita menjumpai peluang kesuksesan, maka secara otomatis kegagalan sudah menunggu dibalik peluang itu. Begitupun sebaliknya.
Banyak yang mengatakan tentang kegagalan adalah awal kesuksesan. Kalimat itu tentu sering kita dengar untuk membakar semangat yang hampir bahkan sudah padam dalam lingkaran usaha dan harapan yang patah dari kegagalan dan meraih kesuksesan.
Kebanyakan dari kita tentu akan langsung sedih, marah, kemudian pasrah dan akhirnya menyalahkan diri sendiri bahwa kita salah. Semua itu pasti tak lepas ketika kita menjumpai kegagalan dalam hal apapun. Ada dua respon yang akan muncul setelah beberapa jam atau pergantian hari. Yang pertama gigih, tetap berjuang dan bersiap menerima tantangan baru dengan berusaha lebih keras demi tujuan indah. Yang kedua pasrah, berhenti berusaha dan menerimanya dengan hati gundah. “sudahlah, mau gimana lagi?” seperti itulah kira-kira kalimat pasrah yang menguasai pikiran kita.
ADVERTISEMENT
Dari kedua respon tadi, baik respon pertama atau kedua, banyak orang di sekitar kita memberikan nasihat bahwa setiap manusia pernah gagal, jadi santai saja supaya aman mental. Yah betul saja, mereka akan mengatakan dengan mudahnya bahwa untuk meghadapi kegagalan sebaiknya kita santai-santai saja. “Jangan terlalu dipikir serius, nanti stress, loh! Justru kegagalan itu harus ditertawakan, dibawa santai.” Tentu kalimat-kalimat nasihat “absurd” seperti itu sering kita dengar.
Bisa jadi, alasan seperti itulah yang membuat banyak orang beranggapan bahwa kita bisa menghadapi kegagalan dengan tertawa.

Menerima Kegagalan Tidaklah Mudah

Kita semua tentu mengetahui bahwa kita adalah manusia biasa. Terkadang, beberapa diantara kita mencoba dengan sekuat tenaga untuk menjadi luar biasa. Pada akhirnya itu semua percuma saja, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Seperti halnya kegagalan, yang menjadikan kita sebagai manusia yaitu tidak sempurna. Menerima ketidaksempurnaan itu tentu sulit dirasa, seperti halnya kegagalan yang melanda jiwa. Semua rasa sakit tentu akan muncul ketika kita mengalami kegagalan. Mulai gagal dalam suatu hal perkuliahan, pekerjaan, atau hal lain yang membuat kita merasa sangat buruk.
ADVERTISEMENT
Filsuf Jerman, Nietzsche, memiliki kutipan populer yaitu hal yang tidak membunuhmu membuatmu lebih kuat (what doesn’t kill you make you stronger). Kutipan tersebut sering digunakan untuk bahan penguatan diri setelah seseorang mengalami kegagalan. Namun, penelitian lain mematahkan asumsi tersebut yang menitikberatkan adanya Loser Effect. Berlawananan dengan pepatah Nietzsche, teori ini menyatakan bahwa hal yang tidak membunuhmu tidak akan membuatmu lebih lemah.
Dapat kita ambil pelajaran dari kedua teori tersebut, bahwa ketika kita mengalami kegagalan sekali, kita lebih cenderung gagal lagi pada tujuan yang sama dan terkadang lebih buruk dari sebelumnya. Hal ini bisa terjadi karena pikiran kita sendiri yang sudah ter-setting untuk mengatakan “Abaikan saja!” ketika kita sekali gagal mencapai tujuan. Spiral ini menjelaskan alasan satu kegagalan dapat menggerakkan orang lain. Kenyataannya, hidup adalah tentang perkembangan yang membutuhkan cara pandang yang berbeda dan kemauan untuk mencoba hal modern. Ingatlah bahwa kegagalan dapat menghentikan kita ketika melangkah hanya jika kita membiarkannya tetap ada.
ADVERTISEMENT

Ulasan

Anda sedang mengalami kegagalan? Lawan dan jangan menyerah. Jadikan kegagalan awal kesuksesan dan bukan penyesalan. Begitulah kira-kira inti dari buku ini. Pratiwi A. menjelaskan secara detail mengenai bagaimana cara kita dalam menghadapi kegagalan yang datang menghampiri. Dalam buku ‘Seni Mengatasi kegagalan’ ini diberikan juga gambaran dan upaya yang bisa kita terapkan untuk menikmati suatu kegagalan. Karena pada dasarnya, tidak semua kegagalan itu buruk. Di buku ini juga dikatakan, “You only fail, when you stop trying (kamu hanya gagal, ketika kamu berhneti mencoba)”. Jadi, jangan beranggapan untuk berhenti berusaha. Apapun dan bagaimanapun hasilnya, kita adalah yang terbaik.
Penulis menyediakan banyak solusi untuk mengatasi kegagalan. Namun, kembali lagi pada diri sendiri tentang bagaimana sikap yang kemudian dilakukan ketika menghadapi kegagalan. Tentu setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menghadapi hal semacam ini. Bukan tak mungkin kegagalan ini menjadi awal kesuksesan, atau kegagalan akhir dari suatu perjuangan. Semua tergantung sikap masing-masing orang dalam berpandangan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan dari buku ‘Seni Mengatasi kegagalan’ ini adalah setiap manusia pasti berlomba-lomba meraih kesuksesan. Tentu disetiap prosesnya sering mengalami kegagalan. Hal tersebut wajar dalam kehidupan. Perputaran roda kehidupan tentu tidak dapat dihindarkan. Kegagalan dan kesuksesan layaknya dua hal yang berjalan beriringan. Setiap manusia pasti tidak memiliki keinginan untuk gagal. Kegagalan bukanlah akhir perjuangan, melainkan awal kesuksesan. Pepatah mengatakan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Kalimat itu menjadi jawaban bagi mereka yang tidak bisa berteman dengan kegagalan.
Kelebihan dari buku ini adalah tak lepas dari motivasi yang membawa inspirasi. Bahasanya juga ringan dan relatable dengan kehidupan kita. Penulis benar-benar menyuguhkan semua hal yang sering dialami oleh kebanyakan orang. Dari segi penampilan, buku ini cukup menarik perhatian dengan kata ‘Seni Mengatasi kegagalan’ di depannya. Hal tersebut membuat pembaca tertarik dan penasaran.
ADVERTISEMENT
Kekurangan dari buku ini hanya satu, yaitu bahasanya yang terlalu bertele-tele membuat pembaca mudah bosan. Secara keseluruhan buku ini sangat recommended bagi kita yang sedang butuh kiat-kiat mengatasi kegagalan.

Informasi Buku

Judul Buku : Seni Mengatasi kegagalan
Penulis : Pratiwi A.
Penerbit : C-Klik Media
Tahun Terbit : 2021
Tebal Buku : 128 Halaman
Harga Buku : Rp47.000
ISBN : 978-623-357-022-0