Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Masa Depan Pendidikan di Timur Tengah: Transformasi oleh Teknologi AI
4 April 2025 16:46 WIB
·
waktu baca 13 menitTulisan dari Ahmad Wildan Alfikri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pendahuluan
Penggunaan AI dalam pendidikan Timur Tengah kini berkembang pesat, mentransformasi cara guru mengajar dan siswa belajar. Banyak negara di kawasan ini, yang kerap disebut dunia Arab, tengah gencar melakukan transformasi digital pendidikan Arab sebagai bagian dari visi modernisasi mereka. Teknologi kecerdasan buatan diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dari platform e-learning hingga kelas virtual. Artikel ini akan membahas bagaimana teknologi AI di sekolah dan perguruan tinggi Timur Tengah membentuk masa depan pendidikan, dengan contoh konkret dari Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Qatar, dan Mesir. Di akhir, kita akan melihat pentingnya penerapan AI yang etis dan berkelanjutan guna memastikan transformasi ini memberi manfaat optimal bagi semua.
ADVERTISEMENT
Transformasi Digital Pendidikan di Timur Tengah
Negara-negara Timur Tengah berlomba mengadopsi teknologi AI untuk memodernisasi sistem pendidikan mereka. Sekolah-sekolah di kawasan Teluk (GCC), misalnya, berinvestasi besar dalam infrastruktur digital guna mendukung kelas virtual, platform e-learning, dan alat pembelajaran interaktif. Adopsi teknologi ke dalam kurikulum meningkatkan permintaan akan produk AI pendidikan, meski diiringi tantangan keterbatasan tenaga ahli, kekhawatiran privasi data, dan biaya implementasi. Pemerintah pun meluncurkan inisiatif nasional untuk transformasi pendidikan sebagai bagian dari agenda digital masing-masing negara.
Tren ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan AI secara global. Data IDC menunjukkan bahwa pada 2024 pasar AI global mencapai sekitar US$235 miliar dan diperkirakan melonjak hingga US$631 miliar pada 2028. Bahkan, diproyeksikan lebih dari 90% perangkat yang digunakan dalam pembelajaran akan memiliki fungsi bertenaga AI pada 2027. Khusus di bidang educational technology (EdTech), kawasan Teluk diperkirakan tumbuh di atas 15% per tahun, didorong oleh investasi pemerintah dan kemitraan strategis dengan perusahaan EdTech. Menurut laporan PwC, wilayah Timur Tengah secara keseluruhan diproyeksi memperoleh sekitar 2% dari total manfaat AI global pada 2030, setara dengan US$320 miliar. Angka ini mengindikasikan besarnya potensi ekonomi AI, termasuk di sektor pendidikan, dengan negara seperti UEA dan Arab Saudi menjadi motor penggerak transformasi digital di kawasan.
ADVERTISEMENT
Teknologi AI di Sekolah: Pembelajaran Personal dan Adaptif
Salah satu dampak paling signifikan AI terhadap pendidikan adalah kemampuannya mendukung pembelajaran personal dan adaptif. Dengan AI, materi dan metode pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Adaptive learning systems berbasis AI mampu menganalisis kinerja individu dan menyesuaikan konten pengajaran secara real-time. Sebagai contoh, platform pembelajaran adaptif dapat mengenali kelemahan dan kelebihan tiap murid, lalu memberikan latihan tambahan atau tantangan sesuai tingkat kemampuan mereka. Pendekatan ini membuat pengalaman belajar lebih personal dan mendorong hasil belajar yang lebih baik.
Bagi guru dan dosen, teknologi AI juga menjadi asisten yang berharga. AI dapat mengotomatisasi tugas administratif seperti penilaian dan grading, sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk pembelajaran interaktif dan kreatif. Selain itu, AI membantu memberikan umpan balik yang terarah; misalnya, sistem bertenaga AI dapat menganalisis pola belajar siswa dan memberi saran kepada pendidik tentang metode pengajaran yang paling efektif. Di tingkat lanjut, sejumlah sekolah dan universitas mulai mengeksplorasi penggunaan AI tutor atau asisten virtual yang mampu menjawab pertanyaan siswa dan mendampingi belajar secara mandiri. Semua ini menunjukkan bahwa teknologi AI di sekolah dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan efisiensi pengajaran apabila diterapkan dengan tepat.
ADVERTISEMENT
Inisiatif AI dalam Pendidikan di Uni Emirat Arab
UEA termasuk pionir dalam transformasi pendidikan berbasis AI di kawasan. Pemerintah UEA secara aktif memasukkan agenda AI ke dalam sektor pendidikan, baik melalui kebijakan maupun investasi infrastruktur. Contoh terdepan adalah Dubai, di mana program pelatihan AI untuk guru secara massal telah diluncurkan. Pada Juni 2024, Sheikh Hamdan bin Mohammed Al Maktoum (Putra Mahkota Dubai) mengumumkan program untuk meningkatkan keterampilan semua guru Dubai di bidang AI. Langkah ini bertujuan mempersiapkan ekosistem pendidikan yang membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 dan menciptakan lingkungan belajar optimal yang didukung teknologi AI. Sepuluh guru terbaik yang berhasil mengintegrasikan AI dalam praktik mengajar mereka akan diberikan penghargaan khusus pada AI Retreat 2025 sebagai apresiasi dan motivasi.
ADVERTISEMENT
Selain pelatihan guru, UEA juga berinvestasi dalam kurikulum dan institusi berfokus AI. Negara ini telah mendirikan Universitas Mohamed bin Zayed untuk Kecerdasan Buatan (MBZUAI), universitas pascasarjana khusus AI pertama di dunia Arab untuk mendorong penelitian dan keahlian AI tingkat tinggi. Di sekolah-sekolah, UEA menerapkan program percontohan seperti mata pelajaran coding dan AI sejak dini, serta memanfaatkan platform pembelajaran pintar. Dukungan pemerintah yang kuat, seperti strategi UAE Centennial 2071 dan UAE AI Strategy 2031, menempatkan pendidikan sebagai sektor kunci untuk penerapan AI secara luas. Hasilnya, banyak sekolah internasional dan nasional di UEA yang kini mengimplementasikan solusi AI, mulai dari analitik pembelajaran hingga alat bantu pembelajaran berbahasa Arab, guna meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus efisiensi operasional sekolah.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi: Membangun Generasi Melek AI
Arab Saudi juga melakukan lompatan besar dalam mengintegrasikan AI ke sistem pendidikannya, sejalan dengan Visi 2030 yang berfokus pada ekonomi berbasis pengetahuan. Kementerian Pendidikan Saudi tidak hanya menyiapkan infrastruktur digital, tetapi juga mengembangkan program pelatihan AI untuk siswa secara masif. Salah satu inisiatif unggulan adalah Future Intelligence Program yang bertujuan memberdayakan 30.000 pelajar dengan keterampilan AI, machine learning, dan teknologi pintar lainnya. Bayangkan generasi muda Saudi yang sudah bisa memprogram mobil swakemudi sebelum lulus SMA, inisiatif ini berupaya menjadikan skenario tersebut kenyataan. Di samping itu, terdapat inisiatif bernama SAMAI yang menargetkan 1 juta warga Saudi menguasai keahlian AI dan alat digital, menegaskan ambisi Arab Saudi untuk tidak sekadar mengikuti tren, tapi memimpin dalam inovasi teknologi. Langkah-langkah berani ini sejalan dengan misi Saudi dalam menciptakan ekonomi berbasis inovasi dan pengetahuan di dekade mendatang.
ADVERTISEMENT
Pada tataran sekolah dan kampus, pemerintah Saudi mulai menerapkan berbagai teknologi pendidikan berbasis AI. Program percontohan di beberapa sekolah telah mengadopsi sistem pembelajaran adaptif dan asisten virtual untuk membantu guru. Misalnya, AI digunakan untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan siswa lalu merekomendasikan materi tambahan, serta asisten virtual berbasis AI membantu menjawab pertanyaan siswa atau mengurus tugas rutin seperti koreksi pekerjaan rumah. Dengan otomasi tugas administratif ini, guru dapat lebih fokus pada pembelajaran inti dan interaksi dengan siswa. Upaya ini merupakan bagian dari visi luas Saudi untuk mentransformasi ruang kelas menjadi pusat pembelajaran berteknologi tinggi.
Arab Saudi juga menjalin kemitraan global guna mempercepat transformasi pendidikannya. Pemerintah bekerja sama dengan raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, dan Coursera untuk membawa kurikulum dan pelatihan terkini ke sekolah dan universitas. Contohnya, melalui Elevate Program dari Google Cloud, lebih dari 25.000 wanita Saudi telah dilatih dalam teknologi komputasi awan, sebuah langkah yang tak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga memberdayakan kelompok yang lebih luas dalam ekonomi digital. Kolaborasi internasional semacam ini memastikan bahwa para pendidik dan pelajar di Saudi mendapat akses ke alat AI dan sumber belajar terbaik di dunia, sekaligus mendorong standar baru dalam literasi digital di kawasan.
ADVERTISEMENT
Inovasi Pendidikan Berbasis AI di Qatar
Sebagai salah satu negara paling maju secara teknologi di kawasan, Qatar juga agresif memanfaatkan AI untuk memajukan pendidikannya. Qatar memiliki Digital Agenda 2030 yang bertujuan menjadikan negara ini hub teknologi global, termasuk di bidang pendidikan. Investasi besar digelontorkan untuk infrastruktur dan program AI; Qatar memimpin dengan investasi US$2,5 miliar di bidang AI dan analitik data, yang diperkirakan akan menghasilkan dampak ekonomi US$11 miliar pada 2030. Dorongan ini diiringi upaya pengembangan tenaga kerja masa depan, diproyeksikan dapat menciptakan 26.000 lapangan kerja baru dan menempatkan Qatar di jajaran 10 besar ekonomi digital dunia. Dalam Indeks Kesiapan AI Oxford Insights 2024, Qatar termasuk yang teratas di Timur Tengah, sejajar dengan UEA dan Saudi sebagai negara paling siap beradaptasi dengan AI. Hal ini berkat komitmen kuat pemerintah dalam membangun infrastruktur digital dan ekosistem inovasi, termasuk pendirian lembaga riset kelas dunia seperti Qatar Computing Research Institute (QCRI).
ADVERTISEMENT
Di sektor pendidikan, Qatar melalui Qatar Foundation (QF) dan institusi di Education City gencar mengeksplorasi integrasi AI dalam pembelajaran. Universitas-universitas di Qatar telah mulai memanfaatkan AI di kelas untuk meningkatkan pengalaman belajar. Sebagai contoh, di Georgetown University in Qatar (GU-Q), seorang profesor mengajar mata kuliah Politics of AI dengan mendorong mahasiswa secara aktif menggunakan alat AI dalam tugas mereka. Mahasiswa diajak memanfaatkan AI untuk membantu menyusun argumen, menyunting tulisan, dan menemukan pendekatan kreatif dalam penyelesaian tugas, sembari tetap mengkritisi keterbatasan dan dampak teknologi tersebut. Pendekatan ini unik karena alih-alih melarang AI, dosen justru mengajak mahasiswa memahami cara memanfaatkan sekaligus menilai AI secara kritis.
Hasilnya, para mahasiswa di Qatar belajar bagaimana AI dapat menjadi alat bantu belajar yang powerful, misalnya untuk brainstorming ide atau mendapatkan umpan balik awal, namun tetap dilatih untuk tidak bergantung sepenuhnya. Dosen di GU-Q tersebut menekankan pentingnya literasi AI bagi mahasiswa dan juga pelatihan bagi para pengajar. Ia berpendapat bahwa kampus perlu menyediakan pelatihan rutin agar dosen dan staf memahami cara memanfaatkan AI secara optimal tanpa mengorbankan integritas akademik. Langkah ini sejalan dengan pandangan global bahwa pengembangan keterampilan digital pendidik sama pentingnya dengan penyediaan teknologi itu sendiri. Dengan kombinasi investasi nasional dan inovasi di ruang kelas, Qatar menunjukkan bagaimana AI dapat diintegrasikan secara efektif ke dalam kurikulum pendidikan tinggi maupun pendidikan dasar.
ADVERTISEMENT
Mesir: Digitalisasi dan Integrasi AI di Institusi Pendidikan
Mesir, negara dengan populasi terbesar di dunia Arab, juga giat melakukan digitalisasi pendidikan dan penerapan AI di berbagai jenjang. Pemerintah Mesir telah mengalokasikan anggaran EGP 10 miliar (lebih dari Rp5 triliun) untuk meningkatkan infrastruktur digital di universitas negeri. Salah satu terobosan penting adalah peluncuran pilot project integrasi AI generatif pertama di Universitas Ain Shams, bekerja sama dengan Microsoft. Program percontohan ini mengintegrasikan alat AI langsung ke dalam kurikulum beberapa mata kuliah, dengan tujuan meningkatkan keterampilan mahasiswa agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri di era digital. Rencananya, inisiatif ini akan diperluas ke disiplin ilmu lain di berbagai universitas, menandai langkah awal Mesir dalam memasukkan AI secara sistematis ke pendidikan tinggi.
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Tinggi Mesir, Ayman Ashour, menegaskan komitmen pemerintah untuk memanfaatkan teknologi dalam mentransformasi pendidikan, meningkatkan penyampaian materi, dan mendorong keterlibatan mahasiswa. Inisiatif “Digital Transformation and Future Vision 2024” diluncurkan sebagai bagian dari strategi nasional pendidikan tinggi, berlandaskan prinsip integrasi, partisipasi aktif, keberlanjutan, hingga benchmarking internasional. Implementasinya tampak pada berbagai program: pembangunan smart campus, ujian masuk perguruan tinggi berbasis komputer, platform pembelajaran digital nasional, hingga penyegaran sistem LMS (Learning Management System) di kampus. Seluruh upaya ini bertujuan membekali lulusan dengan keterampilan masa depan dan membangun institusi pendidikan yang modern serta efisien.
Salah satu kebanggaan transformasi digital Mesir adalah Egyptian Knowledge Bank (EKB), platform pembelajaran digital nasional yang terbuka bagi seluruh warga Mesir. EKB menyediakan konten edukasi yang sangat luas bagi pelajar, guru, dan peneliti, mulai dari buku, jurnal, modul e-learning, hingga pelatihan daring. Sebuah studi bersama UNESCO dan UNICEF memuji EKB sebagai fondasi pembelajaran sepanjang hayat dan inovasi di Mesir, yang memperluas akses pendidikan dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan. Platform ini telah menjadi tulang punggung ekosistem pendidikan digital Mesir, apalagi selama pandemi COVID-19, di mana pembelajaran jarak jauh menjadi kebutuhan. Melalui investasi dan inovasi semacam ini, Mesir berupaya memastikan bahwa transformasi oleh AI dan digitalisasi tidak hanya terjadi di level wacana, tetapi nyata dirasakan manfaatnya oleh guru maupun jutaan siswa di seluruh negeri.
ADVERTISEMENT
Manfaat dan Tantangan Integrasi AI dalam Pendidikan
Penerapan AI dalam pendidikan di Timur Tengah membawa berbagai manfaat sekaligus tantangan yang perlu diatasi. Dari sisi manfaat, seperti telah dibahas, AI dapat membantu personalisasi pembelajaran, meningkatkan efisiensi administrasi, dan memperluas jangkauan pendidikan. Pelajar dapat belajar sesuai ritme dan gaya masing-masing, sementara guru terbantu dalam menyusun materi dan melakukan evaluasi. Di tingkat kebijakan, investasi di AI pendidikan diharapkan melahirkan generasi melek teknologi yang mampu bersaing di ekonomi digital mendatang. Inisiatif seperti di Saudi dan UEA menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, AI bisa menjadi katalis untuk peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh, mulai dari pendidikan dasar hingga tinggi.
Namun, integrasi AI juga menghadirkan tantangan signifikan. Salah satunya adalah kesenjangan keterampilan teknis, tidak semua pendidik dan institusi siap mengadopsi teknologi baru ini. Banyak sekolah harus berinvestasi melatih guru dan staf TI agar mampu mengoperasikan dan memelihara sistem berbasis AI. Kekhawatiran tentang privasi data dan keamanan juga muncul, mengingat penggunaan AI sering melibatkan pengumpulan data siswa dalam jumlah besar. Biaya implementasi teknologi canggih ini pun tidak kecil, sehingga bisa menjadi hambatan bagi sekolah dengan anggaran terbatas. Selain itu, diperlukan infrastruktur internet yang andal di seluruh wilayah agar platform AI dapat digunakan secara optimal – sebuah tantangan tersendiri di beberapa daerah.
ADVERTISEMENT
Dari sisi pedagogis, tantangan terbesar adalah memastikan AI digunakan sebagai alat bantu, bukan pengganti pemikiran asli siswa. Para ahli mengingatkan bahwa ketergantungan berlebihan pada AI dapat menghambat perkembangan keterampilan kritis dan kreativitas peserta didik. Misalnya, jika siswa terlalu sering mengandalkan jawaban instan dari AI, mereka mungkin enggan berpikir mendalam atau memecahkan masalah secara mandiri. Universitas di kawasan MENA pun mencatat peningkatan kekhawatiran akan plagiarisme dan kecurangan akademik seiring maraknya penggunaan generative AI seperti ChatGPT. Tugas esai atau pekerjaan rumah yang dihasilkan AI sulit terdeteksi keasliannya, sehingga institusi menghadapi tantangan baru dalam menjaga integritas akademik. Beberapa kampus telah mulai menggunakan perangkat deteksi plagiarisme berbasis AI dan memperbarui kebijakan untuk mengatur penggunaan AI oleh mahasiswa. Selain itu, pendidik dituntut kreatif mendesain penugasan yang mendorong pemikiran orisinal sekaligus mengajak siswa memanfaatkan AI secara bijak, seperti dengan meminta mereka mengkritisi jawaban AI dan menambah data pendukung sendiri.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Masa depan pendidikan di Timur Tengah tengah dibentuk oleh gelombang inovasi AI yang menjanjikan pembelajaran lebih canggih, personal, dan terjangkau. Berbagai negara seperti UEA, Arab Saudi, Qatar, dan Mesir telah menunjukkan bagaimana strategi nasional yang visioner, investasi tepat sasaran, dan kemitraan dapat mendorong transformasi digital di sektor pendidikan. Dari kelas yang dilengkapi tutor AI hingga kurikulum yang mengajarkan keterampilan data science sejak dini, langkah-langkah ini berpotensi melahirkan generasi penerus yang unggul di era ekonomi pengetahuan.
Namun, mencapai transformasi yang sukses membutuhkan perhatian serius pada etika dan keberlanjutan penggunaan AI. Pemerintah dan institusi pendidikan perlu memastikan bahwa AI dimanfaatkan secara etis, transparan, dan inklusif. Artinya, harus ada panduan jelas tentang penggunaan AI, perlindungan data privasi siswa, serta pelatihan berkelanjutan bagi guru dan siswa untuk menggunakan teknologi ini secara bertanggung jawab. Kolaborasi antar pemangku kepentingan, pembuat kebijakan, pendidik, ahli teknologi, dan komunitas menjadi sangat penting dalam merumuskan kerangka etik dan regulasi yang tepat. Dengan demikian, AI dapat berperan sebagai pelengkap yang menguatkan proses belajar-mengajar, bukan menggantikannya. Seorang pakar menggarisbawahi bahwa AI seharusnya digunakan untuk memperluas wawasan dan mendorong berpikir kritis, tanpa mengurangi integritas intelektual.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, masa depan pendidikan di Timur Tengah akan sangat ditentukan oleh bagaimana keseimbangan ini dijaga. Jika tantangan dapat diatasi dan teknologi AI diimplementasikan secara bijak, kawasan Timur Tengah berpeluang menjadi contoh sukses transformasi pendidikan digital di tingkat global. Pendidikan berbasis AI yang etis dan berkelanjutan tidak hanya akan meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga memberdayakan mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat yang siap menghadapi dinamika abad ke-21. Masa depan itu sudah di depan mata, dengan komitmen terhadap inovasi yang bertanggung jawab, Timur Tengah dapat memimpin jalan menuju era baru pendidikan yang lebih cerdas dan inklusif.
Ahmad Wildan Alfikri, Student of Middle Eastern and Islamic Studies, School of Strategic and Global Studies, University of Indonesia.
ADVERTISEMENT