Konten dari Pengguna

Menyelami Konsep Islam tentang Alam, Manusia, dan Kehidupan Bermasyarakat

Ahmad Wildan Alfikri
Mahasiswa Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam
27 Oktober 2024 14:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Wildan Alfikri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi harmoni Islam antara ibadah, alam, dan kehidupan (sumber: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi harmoni Islam antara ibadah, alam, dan kehidupan (sumber: https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, hubungan antara manusia, alam, dan masyarakat diatur oleh prinsip-prinsip yang tertanam dalam Al-Quran dan Hadis. Manusia diposisikan sebagai khalifah fil ard (pemimpin di muka bumi) sekaligus ‘abdullah (hamba Allah), yang membawa tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga keseimbangan alam semesta. Paham ini menunjukkan pentingnya keharmonisan antara manusia dengan lingkungannya, yang secara langsung mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan sosial.
ADVERTISEMENT
Manusia sebagai Khalifah dan Abdullah
Dalam perspektif Islam, manusia memiliki dua peran utama di muka bumi: sebagai ‘abdullah (hamba Allah) dan khalifah fil ard (pemimpin di bumi). Sebagai ‘abdullah, manusia bertugas untuk menjalankan ibadah dan mematuhi perintah-Nya, termasuk dalam menjaga hubungan baik dengan lingkungan dan makhluk lainnya. Hal ini tercermin dalam berbagai ayat Al-Quran, seperti dalam Surat Al-Baqarah ayat 30, yang menyatakan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah untuk menjaga bumi dan memanfaatkan sumber dayanya secara bijaksana. Sebagai khalifah, manusia diberikan amanah untuk mengelola alam dengan tanggung jawab yang besar. Tugas ini bukan hanya sekadar memanfaatkan sumber daya alam untuk kepentingan manusia, tetapi juga memastikan keberlanjutan ekosistem agar tetap seimbang dan harmonis. Keberadaan manusia sebagai pengelola bumi mengandung makna bahwa kerusakan yang ditimbulkan di alam adalah tanggung jawab manusia untuk memperbaikinya dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Islam dan Konsep Alam
Islam memandang alam sebagai ciptaan Allah yang memiliki nilai spiritual dan simbolis. Alam bukanlah sekadar entitas fisik yang dapat dieksploitasi, melainkan sebuah tanda kebesaran Allah yang mengingatkan manusia akan kebesaran-Nya dan mengajarkan rasa syukur. Dalam Al-Quran, alam sering kali digambarkan sebagai ayat (tanda) yang menunjukkan kebijaksanaan dan kekuasaan Allah. Misalnya, dalam Surat Ar-Rum ayat 20, disebutkan bahwa penciptaan manusia dari tanah adalah salah satu tanda kebesaran Allah yang patut direnungkan. Pandangan ini mengimplikasikan bahwa alam memiliki hak intrinsik untuk dihormati dan dipelihara. Oleh karena itu, Islam mengajarkan bahwa segala bentuk eksploitasi berlebihan terhadap alam adalah bentuk ketidakadilan yang dilarang. Dengan menempatkan manusia sebagai bagian integral dari alam, agama Islam mendorong sikap tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya untuk menjamin keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Keseimbangan Sosial dalam Perspektif Islam
Selain hubungan dengan alam, Islam juga menekankan pentingnya kehidupan bermasyarakat yang seimbang. Konsep ta'awun (tolong-menolong) dan ukhuwah (persaudaraan) menjadi fondasi dalam hubungan sosial. Setiap individu diharapkan untuk berperan aktif dalam memakmurkan bumi dan menciptakan kesejahteraan bagi sesama manusia. Dalam konteks ini, kehidupan sosial yang harmonis dan berbasis pada keadilan sosial adalah bagian dari tugas manusia sebagai khalifah, Islam juga memperingatkan akan bahaya individualisme dan eksploitasi yang tidak terkendali, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sosial dan ekologis. Prinsip ini menegaskan pentingnya etika dalam bermuamalah, baik dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan. Islam mendorong upaya bersama dalam menjaga alam dan membantu sesama demi tercapainya kesejahteraan bersama yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Upaya Memperbaiki Hubungan Manusia dan Alam
Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini merupakan akibat dari sikap manusia yang sering memisahkan diri dari alam dan memandangnya sebagai objek yang semata-mata untuk dieksploitasi. Dalam pandangan Islam, hubungan manusia dan alam harus bersifat sinergis, di mana manusia tidak hanya memanfaatkan alam, tetapi juga merawat dan memeliharanya. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki hubungan antara manusia dan alam perlu dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam yang menekankan pada keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab kolektif. Mengembalikan keseimbangan ini memerlukan pendekatan yang holistik, melibatkan aspek-aspek spiritual, etis, dan sosial dalam pengambilan kebijakan terkait lingkungan. Dengan demikian, manusia tidak hanya bertindak sebagai pengguna, tetapi juga sebagai penjaga dan pelindung alam yang diberkati oleh Allah.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Konsep Islam tentang alam, manusia, dan masyarakat menunjukkan bahwa ketiganya saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai khalifah bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara alam, serta menjalankan tugasnya sebagai ‘abdullah dalam mematuhi perintah Allah. Dengan memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam pengelolaan lingkungan dan kehidupan bermasyarakat, diharapkan tercipta keseimbangan yang harmonis antara manusia, alam, dan masyarakat, sehingga keberlanjutan kehidupan di bumi dapat terwujud.***
Ahmad Wildan Alfikri, mahasiswa Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia.