Konten dari Pengguna

Melihat Resistansi terhadap Modernitas dalam Novel 'Kenanga' Karya Oka Rusmini

Ahmad Zulkarnaen
Mahasiswa Sastra Indonesia
27 November 2021 7:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Zulkarnaen tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumen pribadi/Ahmad Zulkarnaen.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen pribadi/Ahmad Zulkarnaen.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyaknya novel yang mengangkat wacana lokalitas, novel Kenanga karya Oka Rusmini merupakan salah satu novel yang menarik untuk dilihat kelokalitasan masyarakat yang ada di dalamnya. Dalam novel tersebut, Oka Rusmini menggambarkan kehidupan masyarakat Bali dengan sangat eksplisit melalui tokoh-tokoh yang dapat menggambarkan keadaan sosial masyarakat Bali. Kemudian Oka Rusmini berhasil mengangkat wacana yang terjalin antara tradisi dan modernitas dengan sangat kompleks.
ADVERTISEMENT
Kompleksitas antara tradisi dan modernitas yang dibuat sedemikian rupa oleh Oka Rusmini dalam novel tersebut menyadarkan pembaca terhadap dinamika yang terjadi dalam struktur sosial masyarakat, khususnya struktur sosial masyarakat Bali. Sejauh ini, masyarakat Bali sering dikenal dengan kehidupan lokalnya yang kental. Namun di sisi lain, kehidupan lokalnya itu justru terlihat samar ketika modernitas yang ada di dalamnya terlihat lebih menonjol. Wacana semacam itulah merupakan salah satu wacana yang diangkat dengan apa adanya oleh Oka Rusmini dalam novelnya yang berjudul Kenanga.
Saya kira, hanya dengan melihat satu wacana itu saja Oka Rusmini telah berhasil dalam membuat suatu karya. Keberhasilan tersebut tidak hanya terlihat dalam novel Kenanga. Dalam novel lainnya pun, seperti novel yang berjudul Tarian Bumi dan Tempurung, Oka Rusmini kerap memperlihatkan wacana yang tergambar dari hubungan dialektis antara lokal dan global yang memang benar-benar dikemas dengan apa adanya.
ADVERTISEMENT
Istilah dari kedua bentuk dialektis antara lokal dan modernitas menjadi satu hal yang menarik dalam pembahasan yang berkaitan dengan novel tersebut. Lokal berarti apa yang berkaitan dengan tradisi, sedangkan global berarti apa yang berkaitan dengan modernitas. Keduanya merupakan dua orientasi yang berbeda. Hal itu tergambar dalam novel Kenanga, dengan upaya yang dilakukan melalui tokoh-tokohnya sebagai tindakan resistansi terhadap modernitas. (Adnani, 2016: 3) mendefinisikan bahwa pengertian resistansi menunjukkan pada sebuah sikap untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan, menentang, atau upaya oposisi.
Dalam novel Kenanga, upaya resistansi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh di dalamnya merupakan suatu upaya perlawanan demi mempertahankan tradisi Bali yang telah lama ada dengan upaya pemertahanan norma, hukum, agama, dan adatnya terhadap hegemoni yang ada. Perlawanan tersebut tergambar oleh tokoh-tokoh dalam novel Kenanga, salah satunya adalah tokoh Kenanga yang merupakan tokoh utama. Dengan dijadikan tokoh utama, tokoh Kenanga sudah pasti tokoh yang paling menonjol dalam melakukan upaya resistansi ketimbang tokoh-tokoh lainnya.
ADVERTISEMENT
Upaya yang dilakukan oleh tokoh Kenanga dapat ditemukan pada sikap, perilaku, serta tindakan yang dilakukannya. Meski tokoh Kenanga merupakan salah satu tokoh yang memiliki pandangan lebih dalam mengenal modernitas, namun itu tidak membuat tokoh Kenanga meninggalkan hukum, adat, dan tradisi yang ada di Bali. Tokoh Kenanga tetap melakukan upaya resistansi seperti melakukan ibadah dan upacara, memuja Tuhan yang dianutnya, serta memahami batas-batas norma yang berlaku dalam hukum, agama, dan adatnya. Hal itu tergambar pada kutipan di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas merupakan salah satu gambaran resistansi yang dilakukan oleh tokoh Kenanga. Jika dilihat, kehidupan tokoh-tokoh yang tergambar dalam novel tersebut dapat dikatakan sudah mengenal modernitas, seperti latar tempat yang digambarkan pada paragraf kedua kutipan di atas yang sedang berada dalam mobil.
Penggunaan latar yang berada di dalam mobil itu menandakan bahwa tokoh-tokoh di dalamnya sudah mengenal modernitas. Namun di sisi lain, tokoh Kenanga tetap melakukan resistansi seperti yang terdapat pada paragraf awal kutipan bahwa tokoh Kenanga tetap mematuhi hukum, agama, serta adat yang berlaku di Bali dengan ditandai oleh sikapnya terhadap Bhuana. Kenanga menyadari bahwa Bhuana adalah suami dari adiknya. Atas cintanya terhadap Bhuana yang berstatus suami dari adiknya itu, Kenanga melakukan upaya resistansi yang berupa sikap memohon perlindungan pada Tuhannya.
ADVERTISEMENT
Sumber:
Jalil, Abdul. Siti, Aminah. (2017). Resistensi Tradisi Terhadap Modernitas. Yogyakarta: FDK UIN.
Rusmini, Oka. (2018). Kenanga. Jakarta: Grasindo.